PT Vale Indonesia mengundang sejumlah rekan media untuk melihat aktivitas pertambangan yang mereka lakukan. Dalam melakukan aktivitas itu, PT Vale mengutamakan Good Mining Practice (GMP) yang fokus pada aspek lingkungan dan keselamatan anggota.
Salah satu persoalan yang kerap terjadi dari adanya aktivitas pertambangan adalah limpahan air hasil tambang yang mengotori sumber air sekitar. Yang sumber air tersebut menjadi sumber kebutuhan masyarakat setempat, dan biota endemik di dalamnya.
PT Vale Indonesia, sebagai salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di dunia yang beroperasi di tiga provinsi, yakni, di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel. Lalu di Morowali, Sulteng, dan di Pomalaa di Sultra, selalu menerapkan GMP tersebut.
Pada media visiting yang diikuti sekira 35 awak media dari Jakarta, Makassar, Sulteng, Sultra, Malili, dan Palopo, Rabu 3 Agustus 2022, awak media dibawa langsung melihat aktivitas pertambangan di areal Harapan East di Sorowako.
Untuk menuju ke sana, rombongan menggunakan bus kapasitas 32 seat dengan modifikasi ban 6 roda yang khusus berjalan di atas material tanah berbatu.
Setiba di lokasi, rombongan dipandu langsung Rizal Baslang selaku Manager Mine PT Vale Indonesia. Dalam pengarahannya, ia menjelaskan PT Vale sebelum melakukan aktivitas penambangan di suatu areal, maka terlebih dahulu dilakukan survey dan studi kelaikan. Yang salah satu aspeknya, memastikan air limpahan tambang tidak keluar dari areal pertambangan.
Caranya bagaimana? Dijelaskan Rizal, dibuat dulu parameter beach yang nantinya sebagai penahan air limpahan. Lalu dibuat saluran air limpahan yang mengarah ke pond (kolam). Di pond ini air akan diendapkan sambil dilakukan pengukuran lingkungan. Di antaranya TSS. Setelah itu, air endapan dialirkan lagi lewat titik komplain sambil dilakukan uji.
"Jadi kita alirkan sambil kita uji secara sampling, sampai sesuai standar mutu air baku, barulah kita lepaskan ke alam bebas," jelas Rizal, Rabu 3 Agustus 2022.
Pond ini juga dibuat tidak hanya satu, tetapi ada dibeberapa titik yang ukurannya disesuaikan dengan luasan areal tambang serta intensitas curah hujan di wilayah tersebut dalam setahun.
Untuk lokasi pertambangan Harapan East ini sangat dekat dengan Danau Matano, hanya berjarak 1.000 meter.
Fasilitas LGS
Di PT Vale, salah satu fasilitas pengolahan air limpahan tambang yang diakui terbaik di sektor pertambangan adalah pengolahan air limpahan Lamella Gravity Settler (LGS). Di fasilitas ini sebanyak 4.000 kubik air limpahan dari areal pertambangan, masuk dan diolah dalam waktu sejam.
Fasilitas LGS ini dibuat PT Vale dengan dana investasi sangat besar, yakni sebesar 3,5 juta dollar di tahun 2015.
Untuk areal pertambangan Sorowako terdapat sekira 100 kolam sedimen dan 10 kompleks point yang 5 bermuara ke Danau Matano dan 5 lagi ke Danau Mahalona.
Adapun hasil material endapan di kolam sedimen, lalu diuji kembali. Jika masih mengandung nikel ukuran di atas 1,5, maka akan dikembalikan ke proses produksi.
Tambang
Selanjutnya, dalam melakukan penambangan, kata Rizal, juga diperhatikan akan tinggi slop lahan yang ditambang maksimal 10 meter dengan kemiringan 45 derajat. Hal ini dilakukan agar meminimalisir terjadinya longsor untuk menghindari kecelakaan kerja saat penggalian dan adanya anggota yang cedera.(idr)