54 Tahun PT Vale Indonesia, Merajut Asa Menjaga Beningnya Air Danau Matano Berkat Penerapan Good Mining Practices

  • Bagikan
Good Mining Practices PT Vale untuk Nikel Berkelanjutan. Manajer Mining PT Vale, Irwan menjelaskan skema penambangan PT Vale yang menerapkan Good Mining Practices dengan tetap menjaga kelestarian Danau Matano yang dekat dengan areal konsesi, 3 Agustus 2022. Dimana dalam melakukan penambangan, air dari areal tambang ditampung dalam pond-pond (kolam) dan diolah sampai kadar aman air sebelum dilepas ke danau. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS
  • Laporan Dari Media Visiting PT Vale Indonesia di Sorowako Batch 1

Stigma pertambangan identik dengan pengrusakan lingkungan dan tercemarnya sumber air terpatahkan ketika mengunjungi pabrik biji nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur. Terbukti, sudah 54 tahun PT Vale melakukan eksplorasi, sampai saat ini beningnya air Danau Matano masih tetap terjaga.


Kami mendapat undangan media visiting dari PT Vale Indonesia Tbk. Kesempatan inipun tak disia-siakan untuk melihat secara dekat dan langsung bagaimana PT Vale beroperasi melakukan eksplorasi sumber daya alam di Sorowako, sekaligus bagaimana melihat action PT Vale menjaga dan mengembalikan areal pasca tambang.

Pada hari pertama media visiting dari empat hari yang tertera dalam rundown acara panitia. Para awak media dibawa melihat lokasi eksplorasi penambangan biji nikel dalam bentuk raw material (material bahan mentah) di Harapan East yang terletak di bagian timur pabrik PT Vale.

Dari atas ketinggian, hamparan areal tambang yang sangat luas terlihat jelas. Hilir mudik Haul Truck membawa material. Nampak kecil terlihat, padahal ketinggiannya sampai 8 meter. PT Vale dalam melakukan aktivitas penambangan mengutamakan yang namanya Good Mining Practices (GMP), yang fokus pada aspek menjaga lingkungan dan keselamatan anggota saat bekerja.

Di lokasi ini, Pak Rizal Baslang selaku Manager Mine PT Vale Indonesia Tbk menjelaskan secara detail prinsip-prinsip penambangan PT Vale. Dimana salah satu persoalan yang kerap terjadi dari adanya aktivitas pertambangan adalah limpahan air hasil tambang yang dapat mengotori sumber air bersih (mata air) sekitar. Yang sumber air tersebut menjadi sumber kebutuhan masyarakat lokal, dan biota endemik di Danau Matano yang jaraknya sangat dekat dengan lokasi Harapan East ini, hanya sekira 1.000 meter.

Dalam pengarahannya, ia menjelaskan PT Vale sebelum melakukan aktivitas penambangan di suatu areal, maka terlebih dahulu dilakukan survey dan studi kelaikan. Yang salah satu aspeknya, memastikan air limpahan tambang tidak keluar dari areal pertambangan.

Caranya bagaimana? Dijelaskan Rizal, dibuat dulu parameter beach yang nantinya sebagai penahan air limpahan. Lalu dibuatkan juga saluran air limpahan yang mengarah ke pond (kolam). Di pond ini, air akan diendapkan sambil dilakukan pengukuran parameter lingkungannya. Di antaranya Total Suspended Solid (TSS). Setelah itu, air endapan dialirkan lagi lewat titik komplain sambil dilakukan uji.

"Jadi kita alirkan sambil kita uji secara sampling, sampai sesuai standar mutu air baku, barulah kita lepaskan ke alam bebas," jelas Rizal, Rabu 3 Agustus 2022.

Lanjutnya, pond ini dibuat tidak hanya satu, tetapi ada di beberapa titik yang ukurannya disesuaikan dengan luasan areal tambang serta intensitas curah hujan di wilayah tersebut dalam setahun.

Sambungnya, dalam melakukan penambangan, kata Rizal, juga diperhatikan akan tinggi slop lahan yang ditambang maksimal 10 meter dengan kemiringan 45 derajat. Hal ini dilakukan agar meminimalisir terjadinya longsor untuk menghindari kecelakaan kerja saat penggalian dan adanya anggota yang cedera.

Penjernihan Air Limpahan di LGS

Di PT Vale, salah satu fasilitas pengolahan air limpahan tambang yang diakui terbaik saat ini di dunia adalah pengolahan air limpahan Lamella Gravity Settler (LGS). Di fasilitas ini sebanyak 4.000 kubik air limpahan dari areal pertambangan, masuk dan diolah dalam waktu sejam. Jadi dalam waktu 24 jam sebanyak 96.000 kubik air akan diendapkan sampai jernih sebelum dibuang ke danau.

Pengolahan air limpahan tambang di LGS ini bahkan diakui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai yang pertama dikonstruksi di area tambang untuk air limpahan tambang yang menggunakan bilah-bilah lamela. Sehingga dinamakan Lamella Gravity Settler (LGS).

“Jadi air di areal tambang sekira 2.500 hektare itu semuanya akan bermuara di LGS ini. Diolah di LGS, dipastikan sudah aman bagi lingkungan, bahkan sudah layak konsumsi bagi manusia seperti air PDAM,” kata Hasriana, salah stau staf di fasilitas LGS PT Vale.

Sekadar informasi, kalau fasilitas LGS ini dibuat PT Vale dengan dana investasi sangat besar, yakni sebesar 3,5 juta dollar di tahun 2015.

Untuk areal pertambangan Sorowako terdapat sekira 100 kolam sedimen dan 10 kompleks point yang 5 bermuara ke Danau Matano dan 5 lagi ke Danau Mahalona.

Reklamasi Lahan Pascatambang

Bekas areal pertambangan PT Vale, tidak serta-merta dibiarkan begitu saja. Tetapi, akan kembali dihijaukan (reklamasi). Proses ini tentunya akan membutuhkan bibit pohon yang banyak.

Pada hari kedua, Rabu 3 Agustus 2022, setelah mengunjungi lahan produksi, kami lalu diajak melihat upaya reklamasi yang dilakukan PT Vale terhadap lahan pascatambang. Yakni, dengan melakukan penanaman sejumlah bibit pohon.

Dijelaskan Engineering Reklamasi PT Vale Indonesia Tbk, Erlin Hari, kalau proses reklamasi lahan pascatambang dimulai setelah adanya penyerahan dan assesment areal dari pihak planning dan dilakukan uji kestabilan lahan. Setelah itu, dilanjutkan, back filing atau penimbunan untuk membentuk lahan (reslop) yang akan ditanami pohon.

Reslop ini lalu, dibentuk seperti bukit lapangan golf. Selanjutnya conturing, top soiling, dan pembentukan drainase yang dibuat seperti kontur drain (pematang) dengan jarak antar drain 10 meter.

"Jadi bentuk drain ini kalau di sawah itu seperti pematang, atau guludan yang disambungkan ke drainase. Yang tujuannya mengurangi erosi permukaan," ujar Erlin sambil menjelaskan kepada awak media menggunakan lembaran tahapan reklamasi.

Setelah itu, di areal reslop akan dibuat lubang tanam. Yang setiap hektare-nya akan ditanami sebanyak 714 bibit pohon. Dengan jarak antar lubang 3,5 meter kali 4 meter.

Tak berhenti sampai disitu, dibiarkan tumbuh tanpa ada pemeliharaan. Justru pihak PT Vale dalam melakukan reklamasi menggunakan dua tahap.

Yakni, tahap pertama dengan cara melakukan penanaman di atas (cover crop) permukaan untuk mengurangi erosi pada tanah sambil ditanami pohon. Yang nantinya berfungai sebagai kompos.

Tahap kedua adalah, lubang tanam akan diberi pupuk urea dan KCL sebanyak 1,2 kg setiap lubang. Setelah itu, barulah ditanam pohon.

Pascatanam, pun tidak langsung di biarkan. Tetapi dilakukan perawatan setiap 6 bulan, lalu 1 tahun sampai umur 2 tahun, pohon tersebut tumbuh subur. Ditambah lagi tahap pengayaan areal tanam tadi, dengan menambah beberapa bibit pohon lokal. Seperti Ebony, Agatis, Betao, dan lain sebagainya.

Di areal reklamasi ini, sekira 22 jenis pohon ditanam. Seperti, Agatis, Ebony, Bitti, Bintangur, Belulang, Jambu-jambu, Dengan, Kayu Manis, Kaloju, Kayu Kuku, Ara, Uru, Aren, Kemiri, Nangka, Mangga, Cempedak, dan Jengkol.

"Setelah dilakukan pengayaan, maka kita biarkan, karena sudah dianggap lahan tersebut mandiri dan berkembang," ujarnya.

Sebagai informasi, dari hasil lahan reklamasi PT Vale, sejumlah hewan endemik masih hidup dengan bebas, tanpa adanya aksi perburuan. Mulai dari burung elang, rusa, pelbagai jenis burung, ular, bahkan sampai monyet juga terkadang dijumpai oleh petugas lalu lalang di areal reklamasi.

Dari data PT Vale, adapun total bukaan lahan reklamasi hingga Juli 2022 sebesar 5.376,5 hektare. Untuk total lahan yang telah direklamasi hingga Juli 2022 seluas 3.338,61 hektare.

Adapun rencana reklamasi di tahun 2022 ini seluas 293,44 hektare. Yang realisasi reklamasi tahun 2022 hingga 3 Agustus 2022 sudah 119,25 hektare.

Proses Pengolahan Nikel Menggunakan Perangkap Debu

Produksi nikel dalam matte di Blok Sorowako menggunakan teknologi pyrometalurgi (meleburkan bijih nikel laterit). Seluruh produk nikel matte dijual ke pembeli di Jepang, yakni Vale Jepang Ltd.

Dalam operasinya, PT Vale mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) melalui praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Pada proses produksi di bagian Proses Plant, hampir tak terlihat debu-debu yang beterbangan dari pabrik. Kamera digital yang kami gunakan bahkan nampak masih terlihat bersih. Usut punya usut, PT Vale punya alat perangkap debu. Debu pun tidak dibiarkan lolos mencemari udara. Ia ditangkap dengan mesin penangkap debu, yang disebut bag house atau dikenal dengan istilah Electrostatic Precipitator (ESP). Debu yang masih mengandung nikel itu kemudian diolah kembali. Untuk investasinya cukup lumayan besar, sekitar USD10 juta.

Alat inilah kunci sehingga bagaimana birunya langit dan hijaunya daun di pepohonan alam Sorowako masih tetap terjaga.

Di pabrik utama PT Vale di Sorowako, ada empat furnice, yang masing-masing membutuhkan tenaga listrik sampai 80 MW. Untuk menyuplai listrik, PT Vale telah membangun tiga PLTA. Untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Saat ini, PT Vale merupakan produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia.

Pemanfaatan Tiga PLTA untuk Sumber Energi Ramah Lingkungan

Sejak awal beroperasi PT Vale telah memegang visi sebagai perusahaan tambang yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan.

Memproduksi nikel dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan, termasuk dalam menciptakan energi bagi keutuhan produksi melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Untuk memenuhi kebutuhan listrik berskala besar menggerakkan furnace (tanur peleburan dan pengolahan bijih nike) yang menghasilkan matte nikel, PT Vale memiliki tiga PLTA, yakni Larona, Balambano, dan Karebbe.

Adapun tenaga listrik yang dihasilkan adalah PLTA Larona menghasilkan 165 Megawatt, PLTA Balambano sebesar 110 Megawatt, dan PLTA Karebbe sebesar 90 Megawatt. Total 365 Megawatt listrik ramah lingkungan dihasilkan. Dari jumlah tenaga listrik yang besar di tiga PLTA di atas, PT Vale tak lupa turut mensuplai kebutuhan listrik untuk warga di Sorowako dan sekitarnya sebesar 8 Megawatt.

Penggunaan Truk Listrik Kurangi Emisi Karbon

Baru-baru ini, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) meluncurkan truk listrik pertama yang akan mendukung operasi pertambangan di Blok Sorowako. Peluncuran berlangsung, Kamis (04/08) pagi di area pabrik PT Vale di Sorowako.

Peluncuran dilakukan CEO Febriany Eddy bersama Wakil Presiden Direktur Adriansyah Chaniago, dan Deputy COO Abu Ashar dengan menekan tombol virtual di layar LED. Truk listrik pun datang ke area samping panggung dengan dikemudikan oleh salah satu operatur truk perempuan PT Vale, Yulianti Marcellina.

Peluncuran truk listrik bertepatan dengan acara yang bertajuk “Menuju Pertambangan Rendah Karbon”. Selain peluncuran truk listrik, acara juga dirangkaikan dengan diskusi antara direksi dan karyawan, serta tanya jawab dengan rombongan jurnalis yang mengikuti program Media Visit.

CEO PT Vale Febriany Eddy mengatakan, penggunaan truk listrik sebagai wujud komitmen perseroan dalam mencapai target untuk menurunkan karbon.

“Penggunaan truk listrik untuk mewujudkan komitmen kita menerapkan operasi rendah karbon di area operasional, sekaligus sebagai upaya cepat untuk melakukan efisiensi. Selama ini,, biaya terbesar operasional perusahaan adalah untuk konsumsi energi. Cost terbesar ada di energi. Langkah ini selain untuk efisiensi karbon, juga biaya," ujarnya.

Febriany mengatakan, untuk tahap awal, perusahaan akan terlebih dahulu melakukan uji coba truk listrik selama satu tahun. truk listrik yang digunakan PT Vale Indonesia adalah CXMG tipe XDR-80-TE buatan China dengan kapasitas angkut seberat 70 ton. Truk ini memiliki auto charging di jalan menurun. Sebelumnya juga perseroan telah melakukan uji coba mobil listrik pada Januari 2022.

"Saat ini baru satu unit dulu dilakukan uji coba penggunaannya, nanti kami akan evaluasi, tentu juga diiringi dengan infrastruktur pendukung seperti charging station," tuturnya.

Pembedayaan Masyarakat dan UMKM

Tak hanya fokus pada produksi nikel, PT Vale juga hadir untuk memberikan kesejahteraan bagi warga Luwu Timur. Dikatakan Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale Indonesia Tbk, Ardian Indra Putra, hingga tahun 2021 total UMKM yang dibina sebanyak 584.
Mulai dari produk makanan ringan, minuman herbal, beras organik, hingga handycraft.

Saat ini dari sebanyak 584 UMKM dibina terdiri dari UMKM pemula atau baru 534, UMKM menuju mandiri sebanyak 46 dan sebanyak empat UMKM telah mandiri.

Ardian menyebutkan, jika indikator keberhasilan UMKM dibina PT Vale Indonesia merujuk pada tujuh masalah krusial UMKM.

Antara lain, modal, inovasi, distribusi, pemasaran, branding dan perizinan, management waktu dan pembukuan usaha.

Seperti pendamping lapangan, pelatihan, fasilitasi perizinan dan akses pembiayaan, serta promosi pemasaran produk.

Lebih jauh disampaikan, saat ini PT Vale Indonesia memaksimalkan kehadiran Gallery UMKM. Tujuannya, untuk membantu mengkonsolidasikan semua produk UMKM untuk dipasarkan satu pintu.

Di tahun 2020-2021, PT Vale juga meluncurkan program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM). Seperti di Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, Sorowako yang terbentuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Magani Park.

Di RTH tersebut juga dijadikan pasar sekaligus pemanfaatan taman rekreasi keluarga.

Project Kebun Raya SWP

Tak hanya melakukan eksplorasi mineral di areal pertambangan Blok Sorowako, tetapi PT Vale juga komitmen untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di dalamnya.

Untuk menjaga itu, PT Vale kini tengah menjalankan project besarnya di bidang lingkungan, yakni membangun kebun raya yang diberi nama Sawerigading Wallacea Park (SWP).

Rencana itu dijelaskan Team Leader Revegation PT Vale Indonesia, Harun Pandioga saat menerima kunjungan media visiting PT Vale di areal Nursery, Jumat pagi 5 Agustus 2022.

Dikatakan Harun, nantinya luasan areal Sawerigading Wallacea Park 120 hektare dengan estimasi biaya yang dibutuhkan sebanyak Rp 47 miliar.

"Mirip-miriplah seperti Kebun Raya Bogor. Ada banyak spesies flora dan faunanya juga," ungkapnya ditemani Engineering Reklamasi, Erlin Hari.

Rencananya project kebun raya terbesar di Sulsel ini nantinya akan selesai dibangun sebelum kontrak karya PT Vale berakhir di tahun 2025, mendatang.

Adapun progres pembangunan SWP hingga Agustus 2022 ini sudah berjalan sekira 30 persen. Yang meliputi, Taman A3, penangkaran rusa, Biotanical, dan taman tambang.

Dalam waktu dekat, kata Harun, juga akan dibuat Dome (kubah) kupu-kupu.

Ada yang di dalam dan di luar dekat dengan jalan utama. Hanya saja untuk membangun Dome ini butuh perhitungan yang tepat, lantaran anggaran yang dibutuhkan cukup besar, sekira Rp 3,7 miliar.

Selain itu, akan ada juga penambahan alat berat tambang PT Vale. Nantinya ditempatkan di dekat jalan utama. Tujuannya, wisatawan yang datang bisa berfoto dari luar, tanpa harus masuk ke dalam museum.

Sebagai informasi, sampai saat ini, di areal SWP, sudah ada 74 jenis pohon yang ditanam. Seperti, Nyato, Cemara, Agatis, Sengon, Bitti, Gaharu, dan masih banyak lagi. Sedangkan fauna di dalamnya sampai saat ini sudah ada 15 ekor rusa.

Keberadaan Nursery saat ini, sudah banyak digunakan sebagai tempat penelitian. Baik dari instansi pemerintah dan akademisi.

"Jadi pengunjung nantinya sudah bisa melihat peralatan aktivitas tambang di dalam kebun raya ini. Tidak perlu repot ke areal tambang, juga tidak perlu ke hutan mencari spesies tumbuhan yang akan diteliti. Semuanya sudah ada di Nursery ini," pungkasnya.(Idris Prasetiawan)

  • Bagikan