Ternyata 5 Pengusaha Mi Instan Sukses di Indonesia Hartanya Sampai Segini, Siapa-siapa Saja?

  • Bagikan
Mi instan. --ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Saat ini, dikabarkan mi instan akan mengalami kenaikan harga tiga kali lipat akibat dari krisis pasokan gandum yang terhambat karena adanya perang Rusia versus Ukraina. Namun, sepertinya permintaan pasar terhadap mi instan tetap selalu ada dan tidak akan sepi peminat.

Peminat mi Instan tidak akan goyah. Karena, Mi Instan kini sudah menjadi makanan favorit bagi orang Indonesia di semua kalangan. Bahkan untuk tingkat dunia, Indonesia adalah konsumen mie instan terbesar kedua di dunia.

Siapa-siapa saja pengusaha mi instan di Indonesia?
Berikut daftarnya dikutip dari berbagai sumber:

  1. Anthoni Salim

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan besar yang didirikan oleh Anthony.

Indofood sendiri merupakan produsen mi instan terbesar di dunia, dengan 16 pabrik, 15 miliar paket Indomie diproduksi setiap tahun. Indomie juga diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia.

Berdasarkan laporan dari Forbes, diketahui pendapatan Salim sebagai CEO Indofood mencapai US$5,8 miliar atau setara Rp126,30 triliun Selain mengedarkan produknya di dalam negeri, brand keluaran Indofood ini terkenal hingga ke mancanegara. Produk-produknya meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie (dominan), Intermi, Sakura dan Vitami (terbatas).

Ada juga produk lama seperti Top Mie, Super Cup, Nikimiku, Aseli Mi, Mi Peduli, Mie Ummah, Mie Sayaaap, Mie Semar, Pop Bihun, Anakmas Mi Sukiyaki, Miqu, dan masih banyak lagi.

  1. Eddy William Katuari

Mie yang diproduksi oleh pihak Wings Food ini merupakan milik dari Johannes Ferdinand Katuar. Kini bisnis tersebut telah diteruskan oleh Eddy William Katuari yang merupakan putra Johannes.

Wings Group yang memiliki pangsa pasar terbesar kedua untuk mi instan di Indonesia. Bahkan, diketahui Mie Sedaap pertama kali diluncurkan di tahun 2003.

Mie instan tersebut termasuk saingan terberat Indomie yang juga meluncurkan banyak varian rasa. Selain mengedarkan Mie Sedaap, diketahui ada beberapa produk mi lainnya, seperti Eko Mie, So Yumie dan Mie Suksess.

Berdasarkan Forbes, kekayaannya ditaksir mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp14,85 triliun.

  1. Djajadi Djaja

Djajadi Djaja, merupakan pengusaha Tanah Air yang menjadikan mie instan sebagai salah satu mesin uangnya.

Dia adalah salah satu dari empat pemrakarsa kemunculan Indomie, lewat perusahaan Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd yang didirikan pada April 1970, yang kemudian diambil alih oleh Anthoni Salim bersama Bogasari.

Setelah saham Djajadi dan rekan-rekannya di PT Indofood Interna diakuisisi seluruhnya Djajadi Djaja pun kemudian memilih untuk melanjutkan bisnis pabrik mie instan baru yang sudah dirintisnya sejak Mei 1993, yakni PT Jakarana Tama.

Pabrik tersebut memproduksi mi instan dengan merek Mie Gaga dengan beberapa varian, seperti Mie Gaga “100” dan “1000”, Mie Gepeng, serta Mie Telor A1.

Merek-merek ini melayani beberapa segmen pasar dan konsumen yang berbeda.

  1. Jogi Hendra Atmadja

Jogi Hendra Atmadja adalah pengusaha dan pemilik kelompok usaha Mayora Group, yang merupakan salah satu produsen mie instan dengan beragam produk inovatif, seperti Bakmi Mewah dan Mi Gelas.
Bahkan, dahulu Mayora Group juga memproduksi Miduo yang dikenal sebagai pelopor dua keping mi dalam satu kemasan pada 1995. Nilai kekayaan Jogi Hendra, menurut hitungan Forbes, mencapai US$4,1 miliar atau setara Rp60,92 triliun.

Perlu diketahui, bahwa grup Mayora yang didirikan pada tahun 1977 mempunyai beragam brand, termasuk Kopiko, Danisa dan Roma, serta sudah dipasarkan lebih dari 100 negara.

Atmadja dan keluarganya memiliki saham pengendali di Mayora Indah yang diperdagangkan secara publik, yang menjadi perusahaan andalan di grup tersebut.

  1. Husain Djojonegoro

Husain Djojonegoro merupakan salah satu pengusaha sukses dalam bidang makanan di Indonesia.
Saat ini, dirinya mewariskan bisnis sang ayah dengan memimpin PT ABC President Indonesia, di mana salah satu fokus dari perusahaan ini adalah mengedarkan mi bermerek ABC dan Gurimi.

Adapun, sang almarhum ayah Husain Djojonegoro, Chandra dan pamannya, Chu Sok Sam, yang sosok yang mengawali bisnis.

Di mulai dari Orang Tua Group pada tahun 1948 menjual anggur herbal. Setelah Anggur cap Orang Tua, Chandra membangun lagi industri baterai. Produk baterai buatan Chandra tak kalah legendaris dengan anggurnya. Orang-orang Indonesia sangat mengenal baterai ABC dengan ciri khas warna biru-putih itu.

Kini, ABC dan OT bersama-sama memutuskan berbisnis barang kebutuhan konsumen, mulai dari makanan hingga minuman. (berbagai sumber/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version