PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Roadshow politisi senior Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di lima kabupaten plus Luwu Raya, 7-13 Agustus, selalu bisa mendudukkan bersama kelompok politik berlawanan di suatu daerah.
Menanggapi ini, Akademisi Stisip Veteran Palopo, Samsul Alam, menyebut dinamika tersebut sebagai buah dari perjalanan politik panjang IAS sebagai politisi dan mantan wali kota Makassar 2004-2014.
"Jadi, banyak benih kebaikan berkepanjangan yang selalu dilakukan IAS sejak lama, dan boleh jadi hasilnya baru akan IAS petik saat ini. Kebaikan memang tidak ada yang sia-sia. Cepat atau lambat, akan kembali kepada pelakunya," kata Samsul kepada wartawan, Senin 15 Agustus 2022.
Di sela sela kunjungan di Kecamatan Wotu, IAS Menyempatkan diri mampir ke kediaman salah satu tokoh Pemuda Wotu Jabbar Lapulisi, di bekas Posko pemenangan Ibas-Rio. Pertemuan ini diinisiasi Jabbar yang merupakan kerabat Samsir Ali mertua Irwan Bahri Syam, mantan calon Bupati Luwu Timur pada Pilkada 2020.
Pertemuan yang berlangsung santai tersebut turut dihadiri mantan Tim Pemenangan Pasangan Calon yang berseteru di Pilkada Lutim 2020. Di antaranya Nahar, dan Hasan dari kubu Ibas Rioa, serta Syahruddin dan H. Sukri keduanya mantan Anggota DPRD Lutim dari Partai Demokrat yang juga Merupakan Mantan Ketua dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Husler Budiman.
Dinamika serupa terjadi di Bantaeng, Jeneponto, Sidrap, dan Enrekang. Kelompok politik yang berseberangan berbaur menjadi satu bersama IAS.
Selain itu, IAS juga berhasil mendekati dan merangkul sejumlah lawan politiknya di pilgub Sulsel 2013 lalu. Ketika itu, IAS berpasangan Aziz Qahhar Mudzakkar, melawan kekuatan raksasa Syahrul-Yasin Limpo Agus Arifin Nu'mang (Sayang 2). Ketika itu, kekuatan Sayang 2 dimotori oleh Partai Golkar dengan kekuatan utama sejumlah kepala daerah.
Di Palopo misalnya, IAS dijamu istimewa mantan dedengkot pemenangan Sayang 2 di Luwu Raya, Andi Cincing Makkasau. Di beberapa daerah lain, senior-senior Golkar yang dulu menjadi ujung tombak pemenangan Sayang 2 sudah mengikrarkan diri untuk berada di barisan IAS menatap pilgub Sulsel mendatang.
"Saya menjadi saksi, begitu banyak mantan lawan politik IAS yang bercerita tetap mendapat perhatian meski menjadi lawan politik. Ini keistimewaan yang jarang kita dapatkan pada seorang politisi," sambung mantan aktivis 98 ini.
Samsul berkesimpulan, peluang IAS yang sudah menegaskan akan bertarung di pilgub 2024 mendatang terbuka lebar. Selain karena kemampuan menyatukan berbagai kelompok berlawanan di daerah, juga karena pilgub 2024 mendatang terbilang arena pertarungan bebas karena tidak diikuti Nurdin Abdullah. (*/pp)