Banyak Peternak Gulung Tikar

  • Bagikan
Tampak pedagang telur grosiran saat melakukan pembongkaran barang di PNP Palopo.--ft: aldy/palopopos---

Penyebab Harga Telur Meroket

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA-- Biaya produksi tinggi sebagai akibat mahalnya harga pakan, sementara harga komoditas telur rendah, menyebabkan banyak peternak ayam petelur gulung tikar tahun 2021 lalu.

Hal tersebut berimbas pada kurangnya stok di pasaran yang menyebabkan harga telur meroket dari menjadi Rp60 ribu per rak hingga saat ini. Sebelum lebaran Iduladha lalu, harga telur Rp54 ribu. Bahkan sebelum Idulfitri hanya Rp38 ribu/rak.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Luwu Raya, H Andri saat dikonfirmasi, Selasa 30 Agustus 2022 kemarin.

Peternak telur yang tidak mampu survive, terjadi secara nasional maupun regional Sulsel. Termasuk Sidrap sebagai salah satu sentra peternakan ayam petelur Sulsel. Yang mana, Sidrap merupakan salah satu penyuplai telur wilayah Indonesia Timur.

''Apalagi di Tana Luwu ini yang kemampuannya hanya bisa mengcover 30 persen saja dari kebutuhan 2.000 rak per hari Kota Palopo. Memang susah, karena itu tadi, kurang peternak," jelas Andri yang juga Owner Depot Telur Anggrek ini.

Kondisi itu digambarkan Andri terjadi selama delapan bulan. Ada yang tiarap, ada yang bertahan hanya satu bulan. Peternak skala besar rugi hingga puluhan juta. ''Karenanya, kita subsidi agar tetap bertahan,'' ucapnya.

Tingginya harga telur saat ini menjadi momentum bagi peternak bangkit kembali. Ia juga menjelaskan untuk Sulsel ini, harga telur masih relatif rendah dibandingkan dengan Jawa yang mencapai Rp66 ribu per rak. Kondisi ini bisa berlangsung sampai enam bulan ke depan. (ald/ikh)

  • Bagikan

Exit mobile version