Herman Tiro Petani di Luwu Kuliah di Kampus Negeri UT Karena Terjangkau dan Bangun Relasi di Luar Daerah

  • Bagikan

Citizen Reporter

Laporan: Muhammad Fauzan
Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar dan Kabid Media dan Komunikasi Pikom IMM Batara Guru
Luwu

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, LUWU-- Petani di Luwu ini Herman Tiro (40), memilih lanjut kuliah di kampus negeri Universitas Terbuka (UT), karena terjangkau dari segi biaya serta membangun relasi dan jejaring dengan sesama mahasiswa yang tinggal di luar daerah Luwu seperti yang ada di Kalimantan dan Sulawesi Barat.

Herman kini tinggal di Desa Lengkong Kecamatan Bua Kabupaten Luwu, mahasiswa semester V Prodi S1 Ilmu Pemerintahan Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) UT, tetap semangat dan bertekad akan menyelesaikan studi tepat waktu dengan meraih gelar sarjana ilmu pemerintaan.

Kepada media di rumahnya Desa Lengkong Luwu, Senin 29 Juli 2022, Herman mengatakan, memilih prodi Ilmu Pemerintahan karena sangat tertarik dengan studi studi ilmu pemerintahan dan kelak dapat diimplementasikan pada praktek kehidupan sosial politik di tengah masyarakat.

Mahasiswa angkatan 2020 ini, sebelumnya adalah staf pada kantor Desa Lengkong, bertekad sekiranya ada kesempatan dan peluang masuk dalam lingkaran pemerintahan, akan menerapkan teori dan pengetahuan dalam ilmu pemerintahan yang didapat selama dalam masa perkulihan di UT, tegasnya.

Informasi tentang UT yang merupakan PTN ke-45 ini, didapatkan dari pengelola Pokjar UT di Luwu yang turun langsung ke masyarakat termasuk kantor desa dan aparat lainnya pada saat mendaftar dia masih status staf kantor desa dan bersama 15 mahasiswa UT lainnya yang kuliah pada angkatan 2022 itu.

Pada tahun 2022 itu, Ilmu Pemerintahan merupakan prodi yang baru di buka UT dan ditawarkan kepada para aparat desa dan rupanya tertarik dengan status kampus PTN, dana perkuliahan terjangkau, tidak perlu tinggalkan tempat kerja dan tempat tinggal serta tidak ada batasan usia dan tahun ijazah, katanya.

Herman sangat tertarik kuliah di UT karena kampus negeri ini memberi kesempatan besar bagi masyarakat yang ada di daerah untuk mengikuti pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, umur, dan tempat tinggal mereka, katanya.

Metode pembelajaran di UT itu kadang mahasiswa dibagi perkelompok beranggotakan kurang lebih 5 mahasiswa masing-masing kelompok di berikan satu materi bahan diskusi, tandasnya.

Pola pengajaran itu menjadikan para mahasiswa ditantang melakukan pembelajaran secara mandiri dengan tetap mengandalkan modul bahan ajar yang telah disiapkan dari UT, katanya, seraya menambahkan pada usia yang tak mudah lagi untuk kuliah, maka fokus dan keseriusan dalam menjalani proses perkuliahan menjadi hal yang harus menjadi perhatian. Deeh

Kuliah di UT cukup banyak sukanya, karena dapat saling berinteraksi secara virtual dari berbagai banyak mahasiswa termasuk dari luar Luwu diantaranya dari di kabupaten dan kota se-Sulsel, Kalimantan dan Sulawesi Barat.

Pada proses interaksi itu dapat saling berdiskusi dan berkolaborasi dalam penyelesaian studi dan juga dapat menjadi relasi pada urusan urusan kehidupan keseharian, tandas pria kelahiran 9 September 1982 ini.

Alumni SMK Palapa Palopo 2000 ini, berharap UT kedepan dapat lebih di kenal secara meluas lagi, lebih aktif promosi dan sosialisasi ke pelosok desa untuk memberi kesempatan terhadap masyarakat yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tinggi, tandasnya.

Sosialisasi lebih gencar harus dilakukan desa desa karena masih terlalu banyak warga desa yang belu mengetahui kalau ada UT PTN ke-45 yang memberi kesempatan jadi mahasiswa tanpa ada batasan umur dan tahun ijazah, tegasnya.(***)

  • Bagikan

Exit mobile version