Harga Bahan Pokok Merangkak Naik

  • Bagikan
PEMBELI menawar telur di lapak dagangan Ibu Wina di PNP, Ahad 4 September 2022. Sejak kemarin, harga telur mengalami penurunan hingga Rp5 ribu per rak. Nampak kondisi Terminal Dangerakko Palopo yang sepi dari aktivitas penumpang, sehari setelah kenaikan BBM. Foto direkam, Ahad 4 September 2022 pukul 11.30 Wita, kemarin. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

Imbas Naiknya BBM Subsidi, Tarif Angkutan juga Naik

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sejak Sabtu sore, 3 September, pekan lalu, harga-harga sejumlah bahan pokok juga merangkak naik. Beberapa yang naik, di antaranya cabai, ayam potong, dan bawang putih.
Kenaikan bahan pokok tak dapat dihindari seiring naiknya harga BBM, sebagai penggerak transportasi barang ke daerah.

Dengan biaya yang lebih besar lagi dikeluarkan, sehingga ongkos angkutan pun juga naik. Berimbas pada kenaikan barang yang dibawanya. Seperti pada pantauan Palopo Pos di Pusat Niaga Palopo (PNP), Ahad, 4 September 2022, kemarin, Ibu Lili salah satu pedagang cabai rawit mengaku kalau harga cabai saat ini mengalami kenaikan drastis hingga Rp70 ribu per kg. Padahal beberapa pekan lalu hanya berkisar Rp40-50 ribu per kg.

"Baru-baru ini naik pak Rp70 ribu per kg. Cabai ini kami datangkan dari Enrekang," kata Ibu Lili yang ditemui di pintu Utara PNP.
Selain itu, harga ayam potong juga naik Rp5 ribu. Dari harga sebelumnya hanya Rp60 ribu untuk ayam dengan berat di bawah 2 kg, sekarang menjadi Rp65 ribu. Sedangkan untuk berat di atas 2 kg dijual Rp70 ribuan.

Selain itu itu bawang putih juga naik hingga Rp50 ribu per kg.
Komoditi ini didatangkan dari Enrekang, sedangkan ayam dari Sidrap.
Meskipun sebagian besar banyak bahan pokok yang naik, justru di saat BBM naik malah ada juga bahan pokok yang turun. Yakni, telur ayam ras.

Dikatakan Ibu Wina, salah satu pedagangan telur di dekat penjual ikan, kalau baru hari ini (kemarin) telur mengalami penurunan harga.
Untuk telur ukuran kecil kini dijual Rp50 ribu per rak. Padahal pekan lalu sampai Rp60 ribu. Untuk telur ukuran jumbo sebelumnya Rp70 ribu, kini hanya Rp65 ribu per rak.

"Baru tadi pak (kemarin) harga telur turun. Ini baru datang dari Sidrap," sebutnya. Ia pun mengkhawatirkan dengan kenaikan BBM ini, maka dagangan akan banyak tidak laku. Lantaran sepi pembeli. Sementara ongkos kendaraan membawa barang justru naik. "Jadi kenaikan BBM ini sangat menyusahkan," tegas Ibu Wina.

Tarif Angkutan Naik
Harga solar naik menjadi Rp 6.800 dari harga sebelumnya hanya Rp 5.150 per liter berimbas kenaikan ongkos angkutan umum. Seperti dilakukan Pak Sudirman, sopir angkutan trayek Palopo- Sorowako yang membeli solar pas kenaikan harga dimulai 15.30 Wita, pekan lalu.

"Solar naik, kita terpaksa naikkan juga sewa mobil. Naik Rp 20 ribu," katanya sambil mengisi di SPBU Sampoddo, Sabtu sore pukul 16.05 Wita.
Adapun kenaikan tarif sewa mobil rute Palopo- Sorowako sebelum kenaikan hanya Rp100 ribu. Setelah kenaikan BBM Solar menjadi Rp120 ribu per orang. Untuk Palopo-Malili dari Rp60 ribu menjadi Rp 80 ribu.

Hal senada juga disampaikan Pak Ilham Aziz, sopir trayek Palopo-Sorowako yang ditemui di Terminal Dangerako, Palopo, Ahad, kemarin. Ia menuturkan, sudah menaikkan harga sewa penumpang. Tadinya Rp100 ribu menjadi Rp110 ribu. Hanya saja, ini masih sosialisasi ke penumpang. "Kita sosialisasi dulu ini, kalau penumpang mengerti mau membayar Rp110 ribu kita terima, dan kalau penumpang tetap Rp100 ribu juga kita terima, tetapi ke depan pasti akan naik karena solar juga sudah naik," kata Ilham.

Ia pun berharap pihak organda juga dapat segera menggelar pertemuan dengan para sopir untuk penyesuaian tarif angkutan.
"Lebih bagus lagi kalau organda mau adakan pertemuan membahas soal tarif. Biar kami juga para sopir bisa sampaikan unek-unek soal kenaikan tarif, tidak hanya dilihat dari kenaikan harga dan jarak, tetapi juga kenaikan harga sparepart kendaraan yang naik sampai 2 kali lipat harganya," tambah Pak Ilham.
Kenaikan tarif juga berlaku pada angkutan kota (angkot) pete-pete di Kota Palopo.

Sopir petepete jurusan Palopo Kota-Perumnas/Balandai yang ditemui Palopo Pos di Balandai menaikan tarif dari Rp7 ribu menjadi Rp10 ribu/penumpang. Untuk anak sekolah, naik dari Rp3 ribu jadi Rp5 ribu.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan hargs Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, solar, dan pertamax.
Pertalite naik dari Rp7.650 jadi Rp10 ribu per liter. Kenaikannya Rp2.300/per liter.

Solar naik dari Rp5.150 jadi Rp6.800 per liter. Naik Rp1.650/liter.
Sedang pertamax naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter. Naik Rp2.000 per liter.

PO Belum Naikkan Tarif
Jika angkutan umum minibus sudah lebih dulu menaikkan tarif, berbeda dengan PO Bus di Terminal Dangerakko Palopo. Mayoritas masih memberlakukan tarif biasa.

Dari hasil penelusuran Palopo Pos di beberapa PO di Terminal Dangerakko, mayoritas tarif bus masih sama, belum ada kenaikan.
Seperti dikatakan Beny, staf perwakilan PO Litha & Co, kalau tarif bus masih harga Rp170 ribu untuk tiap orang penumpang. Hanya saja, ia menyebutkan, dalam waktu dekat, pekan ini, pasti akan ada kenaikan tarif, menunggu keputusan perusahaan di Makassar setelah rapat dengan Organda Sulsel.

"Tarif kita masih tetap Rp170 ribu tiap penumpang. Belum ada perintah kenaikan dari Makassar. Tetapi, saya yakin pekan ini sudah akan keputusan berapa kenaikannya, tinggal menunggu setelah rapat dengan organda Sulsel," sebutnya.

Hal senada juga dikatakan Ibu Yanti, staf perwakilan PO Borlindo. Ia menambahkan, tarif bus masih sama Rp170 ribu sampai Rp200 ribu untuk PO Borlindo. Dan dari data pemesana tiket secara online juga belum ada perubahan harga. "Kita tunggu saja keputusan perusahaan. Kalau sudah naik, berubah mi juga harganya di website pemesana online Borlindo. Namun, untuk hari ini (Ahad) dan Senin saya cek masih tetap ji," jelasnya.

PO Kharisma juga masih mempertahankan tarifnya sebagai PO termurah di Kota Palopo hanya Rp150 ribu. Belum memberlakukan kenaikan tarif. Bahkan, dalam keadaan tertentu, PO Kharisma sampai obral harga tiketnya hanya Rp130 ribu per penumpang.

Sementara itu, pengamat ekonomi Luwu Raya, Afrianto Nurdin menyebutkan aktifitas ekonomi juga diprediksi akan mengalami perlambatan.
Pemerintah, kata Direktur Nusantara Riset tersebut harus punya peran menjaga inflasi. Karena ini adalah problem pasca kenaikan itu. "Karena kita lihat sebelum terjadi kenaikan harga BBM, tak ada sikap pemerintah di daerah memantau aktifitas pasar, bayangkan dalam beberapa hari ini, BBM belum dinaikkan namun sudah ada beberapa harga kebutuhan pokok yang naik,"katanya. Itu menunjukkan, Pemda tidak cepat mengambil tindakan untuk merespon pasar.

"Jangan sampai pasca ini ekonomi semakin tidak stabil,"katanya saat diminta tanggapannya di Sudut Coffee, Sabtu, 3 September.
Ia menjelaskan waspada terkait kenaikan harga barang ini karena sudah menjadi konsekuensi logis yang didapatkan sebagai imbas dari kenaikan harga BBM itu. "Ketika Pemerintah pusat menyetujui kenaikan harga BBM maka berpengaruh terhadap Inflasi, harga harga barang itu yang termasuk dalam kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan, karena distribusi barang konsumsi itu yang menggunakan alat transportasi akan mengalami kenaikan juga,"katanya. Terlebih, kenaikan BBM ini cukup signifikan yakni hampir 30 persen.

Bahkan, tidak sampai disitu saja, imbas dari kenaikan BBM ini akan mengalami perlambatan ekonomi yang entah sampai kapan. "Karena secara makro ekonomi kita ini ditopang oleh konsumsi, dampaknya akan mengalami perlambatan ekonomi, karena lebih dari 50 persen ekonomi kita ditopanhg oleh konsumsi,"tambahnya. Tentu, kata Afrianto, pertumbuhan ekonomi bakal turun di semua daerah, tak terkecuali Luwu Raya ini, karena PAD jelas akan melambat, terlebih di Luwu Raya ini yang penerimaan PAD paling besar di sektor konsumsi publik ini. Karena tentu dengan naiknya harga barang ini, masyarakat akan mengurangi konsumsinya.

Karena itu ia mengharapkan peran aktif pemerintah aktif dalam pengawasan untuk menjamin ketersediaan barang,bahkan termasuk BBM itu sendiri yang sudah terlanjur naik, "BBM, meskipun sudah naik, tetap harus diantisipasi ketersediaan stoknya, karena bisa jadi ada kondisi pasca kenaikan BBM ini ada upaya sekelompok orang melakukan penimbunan atau mengambil BBM lebih dari kebutuhan hariannya, karena ini tentang psikologi konsumsi, dan juga pemngawasan terhadap ketersediaan stok barang konsumsi," tandasnya.(him-ald/idr)

Harga BBM Setelah Ada Kenaikan

  • Pertalite dari Rp7.650 jadi Rp10 ribu per liter. Kenaikannya Rp2.300/per liter
  • Solar dari Rp5.150 jadi Rp6.800 per liter. Naik Rp1.650/liter
  • Pertamax dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter. Naik Rp2.000 per liter

Imbas Kenaikan BBM

  • Harga sejumlah bahan pokok ikut naik.
  • Tarif angkutan umum naik hingga 15 persen.
  • Penumpang sepi.
  • Warga kembali menggunakan kendaraan pribadi.
  • Jalanan kembali macet.
  • Daya beli menurun.
  • Inflasi.
  • Pertumbuhan ekonomi melambat.
  • Bagikan