Di Palopo Massa Aksi Sandera Tronton dan Tutup Jalan Trans Sulawesi hingga Malam
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu aksi unjuk rasa di penjuru Tanah Air. Termasuk di Kota Palopo. Sejumlah organisasi mahasiswa turun ke jalan dari siang sampai tadi malam menyuarakan aspirasi menolak kenaikan BBM, dan minta kembali diturunkan, lantaran dianggap menyengsarakan rakyat.
Aksi unjuk rasa di Kota Palopo diawali di Jalan Trans Sulawesi depan Islamic Center Palopo, Kelurahan Takkalala, Kec. Wara Selatan, Senin 5 September 2022, kemarin oleh Ikatan Pemuda Mahasiswa Luwu (IPMAL).
Tak tanggung-tanggung mobil pembawa kontainer menuju arah Utara terpaksa diadang dan diminta berhenti sebentar.
Massa lalu naik ke atas kontainer sambil berorasi menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena akan menambah penderitaan rakyat.
Sambil berorasi, massa juga sambil membakar ban. Membuat pihak pengamanan dari Polres Palopo terpaksa mengalihkan arus lalulintas dari arah Selatan dan Utara ke jalur sebelah.
Aksi unjuk rasa di depan Islamic hanya berlangsung sampai azan Salat Zuhur. Selanjutnya, massa yang hanya sekira 30-an orang ini lalu bergerak ke arah Taman Makam Pahlawan (TMP) Salobulo dan sebagian ke Sampoddo.
Aksi lalu berlanjut ke Bukit Sampoddo dekat penanjakan, massa dari organisasi HMI Komisariat Luwu Raya kembali menggelar aksi penolakan kenaikan BBM.
Di Sampoddo massa memblokade Jalan Trans Sulawesi, membuat macet total sejauh 2 km.
Tak ingin merugikan pengguna jalan, pihak Polres Palopo yang ikut mengamankan memberlakukan sistem buka tutup jalan agar arus kendaraan dapat lewat. Sekira 200 personel Polres dan Polsek se-Kota Palopo diterjunkan mengamankan jalannya aksi.
"Ada 200 personel, jadi 25-30 pleton. Begitu perhitungannya," kata Waka Polres Palopo, Kompol Sanoding SH, kepada Palopo Pos, Senin, 5 September 2022.
Sebanyak 30 pleton personel, lanjut Sanoding, kemudian dibagi tiga titik.
"Sebenarnya kita siapkan 4 titik, tapi ternyata hanya di tiga titik saja," ucap Sanoding.
Saat aksi di Sampoddo ini satu unit truk tronton yang melintas ke arah Selatan terpaksa disandera. Kemudian massa naik ke atas atap memanfaatkan tronton untuk dijadikan alat menyampaikan aspirasi.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palopo, Ahmad Yunus, mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan tidak lain menolak keras harga BBM dinaikkan.
"Seperti yang diketahui bersama bahwa harga BBM sudah naik dan telah diputuskan tadi malam oleh pemerintah pusat. Untuk itu, kami turun ke jalan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang sangat menyengsarakan rakyat," kata Ahmad Yunus, di lokasi demo, siang tadi.
Dia berharap, pemerintah membuat pertemuan kemudian duduk bersama menghadirkan seluruh element untuk membahas kenaikan BBM.
"Kami berharap, aspirasi ini bisa didengar sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan BBM," pungkasnya.
Saat aksi, massa juga sempat menghadang truk Pertamina pembawa gas LPG. Hanya saja, saat proses pengadangan ini, sopir truk Pertamina enggan kendaraannya dinaiki mahasiswa, sehingga sedikit terjadi aksi pemukulan bodi truk diwarnai teriakan dari mahasiswa.
Namun, dengan sigap petugas polisi langsung meredakan situasi dengan memberi ruang truk Pertamina lewat.
Tak sampai disitu, truk tronton yang sempat disandera juga perlahan berjalan meninggalkan lokasi unjuk rasa. Namun, salah seorang mahasiswa yang masih berada di belakang truk tak sempat melonjat, sehingga ikut terbawa. Melihat temannya masih di atas truk tronton, sejumlah mahasiswa lalu berlari mengejar sopir truk. Beruntung, dalam jarak beberapa ratus meter, sopir truk lalu berhenti, dan mahasiswa yang di atas dapat turun kembali melanjutkan aksi bersama-sama rekannya.
Aksi lalu terhenti sejenak sesaat sebelum azan Salat Ashar, dan kembali berlanjut hingga pukul 16.30 Wita.
Tadi malam usai Salat Isya, kembali massa berunjuk rasa di depan Islamic Center. (ded/idr)