Polres Palopo Kerahkan 300 Personel Amankan Aksi
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Aksi unjuk rasa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus berlanjut. Di Kota Palopo, aksi kian melebar di beberapa titik. Seperti di Sampoddo dan depan kantor Wali Kota.
Aksi unjuk rasa dilakukan sejumlah organisasi mahasiswa. Seperti, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Kota Palopo dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Palopo menggelar aksi demonstrasi lanjutan, bahkan sempat menutup jalan dan membuat macet hingga 3 km, Selasa 6 September 2022, kemarin di Kelurahan Sampoddo.
Mahasiswa menyatakan sikap akan terus berdemo sampai pemerintah kembali menurunkan harga BBM subsidi.
Massa aksi sekira hampir 100-an orang. Aksi dua organisasi mahasiswa ini berlangsung di dua lokasi berbeda, HMI melakukan demonstrasi di bagian Selatan Kota Palopo yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu. Di lokasi ini, kurang lebih ada 30 orang peserta demo yang dipimpin oleh Ardi Dekal selaku jenderal lapangan menggelar aksi ya dengan menutup badan jalan trans Sulawesi dan membakar ban mobil hingga menyebabkan kemacetan panjang kendaraan kurang lebih 3 kilo meter dari arah Utara dan Selatan.
Masih terkait aksi HMI, aksi yang mulai berlangsung sekira pukul 15:40 Wita, itu sempat terjadi sitegang dengan aparat kepolisian lantaran peserta aksi hendak menahan mobil truk untuk digunakan menutup badan jalan. Akan tetapi ketegangan tak berlangsung lama karena unit mobil yang hendak ditahan, menancap gas dan berhasil lolos dari adangan mahasiswa.
Ardi Dekal dalam orasinya, dengan lantang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dari harga sebelumnya Rp7 ribu per liter jadi Rp10 ribu per liternya. Penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi itu disebutkan akan sangat berdampak buruk bagi masyarakat khususnya kalangan bawah.
"Kenaikan harga BBM menjadi dosa besar pemerintahan presiden Jokowido. Karena dengan naiknya harga BBM, secara otomatis semua kebutuhan akan naik juga dan tentunya masyarakat akan semakin terpuruk," kata Ardi Dekal dalam orasinya.
Kenaikan harga BBM yang tidak ini, disebutkan pula menjadi tolak ukur kegagalan pemerintah dan legislatif yang mendapat amanah dari rakyat sebagai pemimpin dan wakil rakyat.
"Mereka gagal sebagai pemimpin dan wakil rakyat. Sekarang BBM naik berikutnya akan menyusul lagi tarif dasar listrik," lanjutnya.
Aksi yang berlangsung kurang lebih dua jam, itu berakhir kondusif setelah wakil DPRD Kota Palopo, Irfan Majid dari fraksi partai Demokrat mendatangi pendemo dan menyatakan sikap sangat mendukung aksi penolakan kenaikan harga B tersebut.
"Kami dari DPRD Kota Palopo, mewakili teman- teman DPRD Kota Palopo sangat mendukung aksi adik- adik atas fenomena kenaikan harga BBM," kata Irfan.
Kenaikan harga BBM disebutkan pula, itu berdampak pada penghasilan masyarakat. Sehingga pada kesempatan tersebut, di lokasi tersebut, Irfan mengatakan agar pemerintah pusat menarik kembali harga BBM yang telah naik itu ke harga semula.
"Hari ini fenomena kenaikan harga BBM telah menjalar kemana-mana, hari ini keluarga- keluarga kita yang tadinya mungkin bisa ada penghasilan lebih namun dengan kenaikan BBM, itu bisa jadi mines. Kita sepakat dengan isyu- isyu yang dibawakan oleh adik- adik kita, sehingga saya mewakili DPRD Kota Palopo berharap agar pemerintah mengembalikan harga BBM kembali ke harga semula," kata Irfan.
Tidak hanya mendapat respon baik dari DPRD Kota Palopo. Aksi mahasiswa yang turun ke jalan menolak kenaikan BBM, juga mendapat respon positif dari sejumlah warga yang di sekitar lokasi aksi. Selain warga dukungan juga datang dari beberapa orang pengguna jalan.
"Hidup mahasiswa. Kami sebagai warga sangat mendukung mereka karena BBM naik, pasti yang lainnya juga ikut naik," kata salah seorang ema-emak yang ditemui di lokasi aksi. "Hidup mahasiswa. Lanjutkan," teriak salah seorang pengendara sepeda motor yang melintas di lokasi aksi.
Di lokasi aksi kedua, tepatnya di depan kantor Wali Kota Palopo, masih terkait demo penolakan harga BBM. Kurang lebih 100 mahasiswa dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Tidak mau kalah dengan aksi HMI, demo yang dilaksanakan PMII di depan kantor Walikota Palopo, sejumlah peserta aksi juga menutup jalan, sehingga sejumlah pengguna dari arah Uatar dialihkan ke jalan Andi Kambo sementara dari arah Selatan dialihkan ke Jl. Ahmad Razak.
Aksi PMII dipimpin oleh Muhammad Hidayat. Ditemui usai melakukan aksi, Muhammad Hidayat mengatakan bahwa dalam aksi dia bersama massa aksi membawakan beberapa tuntutan lain selain penolakan kenaikan harga BBM yang diantaranya, mendesak Pemerintah untuk Memberantas mafia BBM, mendesak pemerintah dlm menyalurkan BBM bersubsidi tepat sasaran, melibatkan masyarakat dalam pendistribusian BBM bersubsidi.
"Peserta yang hadir saat ini kurang lebih 100 orang. Isu-isu yang kami bawakan ini, merupakan isu yang sangat penting karena dampaknya sangat langsung ke masyarakat bawah," kata Muhammad Hidayat.
Untuk pengamanan sendiri, pihak kepolisian dari Polres Palopo menerjunkan kurang lebih 300 orang personel untuk menjaga aksi demo. Sekadar diketahui, untuk organisasi HMI, aksi tadi yang merupakan aksi menjadi aksi penutupan. Sementara untuk organisasi PMII kemungkinan akan masih berlanjut dengan isyu-isyu yang sama namun setelah aksi kedua hari ini, PMII cabang Palopo untuk selanjutnya masih menunggu putusan pusat.(ria/idr)