PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ada hal menarik yang disampaikan Kolumnis kondang Dahlan Iskan soal dinamika terkini PPP setelah Muhammad Mardiono mengantongi surat keputusan (SK) dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly Jumat, 9 September 2022 lalu.
Stempel pemerintah itu mengesahkan posisi Mardiono sebagai pelaksana tugas atau Plt ketum PPP hasil Mukernas 2022.
"Begitu cepat birokrasi kita. Empat hari setelah diajukan pengesahan itu langsung diterbitkan: Muhammad Mardiono menjadi Plt Ketum PPP. Suharso Monoarfa pun kehilangan angin," tulis Dahlan, Disway edisi Senin, 12 September 2022.
SK Menkumham tentang pengesahan kepengurusan PPP di bawah kepemimpinan Plt Ketum Mardiono juga membuat Suharso yang merasa dikudeta dari jabatan ketum menjadi sangat sulit.
Menurut Dahlan, Suharso cuma punya dua pilihan saat ini, yaitu melawan atau menyerah. Kalau melawan, itu sangat tidak elok karena dia yang seorang menteri. Yang akan dilawan juga pembantu Jokowi, yakni menkumham.
"Untuk bisa melawan dengan total dia (Suharso) harus mundur dari kabinet. Pertanyaannya: apakah tidak eman. Dia bisa kehilangan dua," tulis Dahlan dalam tulisan berjudul Posisi Monoarfa itu.
Pada Disway edisi 9 September, Suharso memang sudah mengatakan tidak takut kehilangan jabatan, tetapi Dahlan bertanya-tanya apakah dia bisa mendapat restu. Selain itu, Dahlan juga melihat sejauh ini belum ada indikasi DPP PPP yang baru ingin mengganti posisi Suharso di kabinet.
"Tinggal Suharso sendiri yang harus mikir: apakah mau duduk di kursi sambil mempertaruhkan harga diri," lanjut Dahlan.
"Saya akan konsultasi dulu dengan Bapak Presiden," tulisan Dahlan mengutip ucapan Suharso yang meneleponnya pada Minggu (11/9) menjelang subuh.
Kepada Dahlan, Suharso juga blak-blakan mengenai posisinya setelah Mardiono mengantongi SK Menkumham. "Pengesahan itu membuat posisi saya sulit," tulisan Dahlan menirukan perkataan Suharso dalam komunikasi via telepon itu. (disway/jpnn)