Blokade Jalan Nasional di Sampoddo dan Balandai, Macet 6 Km

  • Bagikan
PETUGAS Polres Palopo mengamankan arus lalulintas yang melintas saat sejumlah mahasiswa menggelar aksi demo menolak kenaikan BBM. RIAWAN/PALOPO POS

Pendemo Tetap Tuntut Turunkan Harga BBM ke Harga Lama

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Domo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di sejumlah titik jalan di Kota Palopo, masih terus berlanjut sampai hari ini, Senin, 12 September 2022.

Seperti aksi demo yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA). AMPERA yang dipimpin oleh Ardi Dekal ini, membawa kurang lebih 200 massa aksi.

Aksi dimulai sekira pukul 15:30 Wita ini dimulai dari Jl. Trans Sulawesi depan MAN Palopo, Kelurahan Balandai di lokasi itu massa aksi menutup satu ruas jalan dengan membakar ban bekas. Akibat aksi yang berlangsung kurang lebih satu jam tersebut, arus lalulintas sempat tersendat.

Tak berlangsung lama di lokasi tersebut, massa aksi kemudian melanjutkan longmars menuju Kelurahan Sampoddo, Kecamatan Wara Selatan. Di lokasi kedua ini, AMPERA kembali menutup ruas Jalan Trans Sulawesi dengan kendaraan mobil pickup dan sepeda motor.

Karena di lokasi kedua ini, tidak ada jalur pintas untuk mengurai kendaraan baik dari arah Selatan maupun Utara, sehingga kemacetan tak bisa terhindarkan.

Kurang lebih 30 menit massa aksi melakukan blokade jalan di lokasi tersebut sehingga sejumlah pengguna jalan khususnya pengemudi mobil, harus memarkir kendaraan mereka dan menunggu pendemo selesai melakukan aksinya. Antrian kendaraan dari dua arah akibat penutupan jalan itu, diperkirakan mencapai kurang lebih 6 kilo meter.

Dalam orasinya Ardi Dekal, menyebut kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM subsidi yang kini berdampak pada naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok hingga tarif angkutan umum, itu dianggap sebagai kekeliruan fatal dan sangat tidak memikirkan nasib masyarakat.

"Kenaikan harga BBM ini merupakan kekeliruan pemrintah pusat. Mereka tidak memikirkan nasib rakyatnya, kita tahu perekonomian kita saat ini belum stabil pasca Pandemi Covid-19, sekarang dihadapkan dengan kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan harga kebutuhan lainnya.

Untuk itu aksi yang kami lakukan di daerah ini sebagai bentuk kami sebagai mahasiswa, menyatakan sikap tegas menolak kenaikan harga BBM itu dan mendesak pemerintah mencabut kebijakan yang merugikan rakyat itu," tegas pemuda Purangi itu dalam orasinya.

Tidak hanya, dalam orasinya ia juga menyinggung penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) BBM subsidi yang saat ini sedang berlangsung disalurkan ke masyarakat, itu sebutkan sebagai upaya pemerintah mengalihkan perhatian masyarakat agar tidak terfokus pada kebijakan kenaikan harga BBM.

"Jangan menipu masyarakat, jangan mengalihkan perhatian masyarakat atas kenaikan harga BBM subsidi dengan iming-iming BLT. BLT bukan solusi dibalik kenaikan harga BBM, kami sebagai mahasiswa tetap konsisten menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM tersebut dampak buruknya lebih besar kepada masyarakat tetap jika dipertahankan," lanjutnya.

Aksi berakhir sekira pukul 17:45 Wita ini berakhir kondusif dengan pengawalan personil kepolisian jajaran Polres Palopo kurang lebih 300 orang personel.(ria/idr)

  • Bagikan