- Hasilkan Listrik Sampai 10 MW, Program Hibah dari Korsel
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MASAMBA -- Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), yang diketuai Prof Dr Ir Salama Manjang, MT.,IPM, telah melakukan sosialisasi terkait pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sistem (Organic Rankine Cycle) ORC di Desa Pincara, Masamba, Kab. Luwu Utara.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan di kantor Desa Pincara, pada Senin, 22 Agustus 2022, dihadiri oleh Kepala Desa Pincara, Sekertaris Desa Pincara, Kadis Lingkungan Hidup Luwu Utara, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda Desa Pincara Masamba.
Setelah sesi pemaparan yang disampaikan oleh salah satu anggota tim pengabdian, Dr Ir Indar Chaerah Gunadin, ST.,MT.,IPM, nampak antusias masyarakat untuk mengetahui prinsip kerja dan manfaat dari pembangunan pembangkit panas bumi sistem ORC dengan memberikan pertanyaan dan masukan terkait pembangunan project hibah ini.
Sekadar diinformasikan bahwa project pembangunan pembangkit panas bumi tersebut adalah hibah dari Korea Selatan dengan kapasitas sekitar 10 MW. Hibah ini adalah wujud kerja sama yang baik antara Indonesia dan Korea Selatan, sehingga project ini diharapkan dapat segera terealisasi dan memberi manfaat bagi warga Desa Pincara dan sekitarnya. Bagi masyarakat Desa Pincara, kehadiran Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTPB) ini, diharapkan akan memberi manfaat bagi warga terutama untuk penerangan jalan desa pada saat malam hari, dan untuk menunjang aktivitas warga lainnya. Manfaat lainnya adalah warga desa bisa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mengelola pembangkit ini, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga desa. Demikian di antara beberapa usulan warga, yang muncul dari kegiatan sosialisasi ini.
Panas bumi adalah salah satu alternatif dari jenis sumber energi terbarukan selain biomassa, tenaga air/angin/surya, gelombang air laut dan nuklir; yang dimungkinkan menjadi pilihan utama sebagai pengganti sumber energi konvensional/tidak terbarukan. Berkaitan dengan pemanfaatan langsung sumber energi panas bumi yang mempunyai temperatur rendah yang dianggap tidak ekonomis, dari kondisi tersebut maka di butuhkan suatu teknologi yang mampu memanfaatkan sumber energi panas bumi yang memiliki temperature rendah. Salah satu inovasi teknologi pemaanfaatan energi panas bumi yang memiliki temperature rendah adalah dengan Organic Rankine Cycles. Organic Rankine Cycle (ORC) yang merupakan modifikasi dari siklus Rankine dengan menggunakan refrigeran sebagai fluida kerja untuk menghasilkan energi listrik.
Dari pengukuran yang dilakukan tim pengabdian selama beberapa hari, diperoleh data suhu sumber air panas, sekitar 70-80 derajat. Dengan suhu ini akan mampu mengubah fluida kerja untuk mengasilkan tekanan yang cukup untuk memutar turbine dan menghasilkan listrik.
Dari data yang dihimpun oleh tim pengabdian, bahwa terdapat beberapa titik sumber air panas lainnya. Di provinsi Sulawesi Selatan terdapat 14 titik potensial panas bumi, semuanya berada pada 3 kabupaten, yakni Luwu, Luwu Utara dan Toraja. Ini adalah potensi yang harus dikembangkan karena ke depan, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) akan menjadi prioritas utama, dimana dalam bauran energi nasional di targetkan pada tahun 2025, sektor EBT sebesar 23% dari total energi nasional.
Semoga potensi panas bumi yang ada di Sulawesi Selatan, dapat dikelola dengan baik sehingga akan mampu menjadi sumber energi listrik alternatif yang murah dan ramah lingkungan, sesuai arah kebijakan energi Nasional, yang berfokus pada pengembangan EBT. Untuk menunjang hal itu, maka kolaborasi dari pemerintah, stakeholder, serta perguruan tinggi, sangat diharapkan dalam pengembangan sumber energi panas bumi ini, demikian harapan dari Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin.(rls)