PATAHKAN PRINSIP ORANG TUA JAMAN DULU

  • Bagikan
Ir. H. Syafruddin Siata, MS (paling kiri) bersama keluarga.

ADALAH Ir. H. Syafruddin Siata, MS, dari Kampung Mappolo Balabatu, Desa Sampa, Kecamatan Bajo, berhasil menyokolahkan ketiga putrinya sampai pada jenjang tertinggi (doktor). Baik dalam negeri maupun luar Negeri (Jepang).


Tidak terkungkung dengan prinsip orang tua dulu bahwa bagi anak wanita setinggi apapun sekolahnya ujungnya akan kembali ke dapur, urus suami dan anak. Bagi Syafruddin Siata yang mantan aktivis HMI Cabang Makassar dan ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pertanian Unhas periode 1981/1982 punya prinsip anak perempuan atau laki-laki harus diberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan dan berkarier sesuai selera dan kemampuannya masing-masing.

Terbukti atas bimbingan dan dorongan kepada ketiga putrinya berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang tertinggi/doktor. Anak pertama Dr. Reni Fatmasari, SP, MSi (Pascasarjana Unhas), anak kedua Agriani Dini Pasiana (Doktor Medical Sciense dari Universitas Tokushima Jepang dan Magister Sciense dari Asia University of Thaiwan), putri Bungsunya Dr. Eng. Willa Ariela dari Kyushu Institut Teknologi Shin Ishuka Fukuoka Jepang.

Putri bungsunya ini sudah diterima kerja di perusahaan Jepang Rakuten Mobile di Tokyo. Dalam hal karier sebagai PNS, Syafruddin juga sempat jadi pejabat Eselon Dua selama kurang lebih 14 tahun di Kabupaten Bantaeng. Setelah purnah bakti sejak 1 Agustus 2018 5 tahun yang lalu, Syafruddin kembali lagi mencoba hoby baru sebagai pengusaha kontraktor pengadaan barang jasa, katanya sekadar cari kesibukan agar otak tidak fakum yang mempercepat pikun. Syukur-syukur kalau dapat untung bisa digunakan untuk jalan jalan keluar Negeri dan Umrah.

Sebagai orang tua dari ketiga putrinya tersebut, Syafruddin merasa sangat bersyukur kehadirat Allah SWT karena semua yang dicapai ketiga putrinya tersebut adalah skenario dan kehendak Allah SWT yang mengalir begitu saja di luar expectasi Syafruddin dan keluarga.

Pesan saya kepad teman, sahabat, saudara dan handai taulan yang punya anak atau kemanakan, apa perempuan atau laki-laki yang berminat lanjut S2 atau S3 di Jepang, dukungki sepenuhnya jangan tunggu harus pintar bahasa Jepang atau tunggu beasiswa Indonesia, yang penting sudah bisa bahasa Inggris sedikit-sedikit, bismillah berangkat. Di Jepang banyak beasiswa dari perusahaan swasta dan perguruan tinggi, termasuk Bebas pembayaran uang kuliah, itu yang saya rasakan sekolahkan 2 putri saya di Jepang tidak pernah minta uang selama ini, hanya butuh uang saat mau berangkat dan persiapan untuk biaya 3 hingga 4 bulan ke depan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi. Amin.(*)

  • Bagikan