Pertemuan Identifikasi Kasus Stunting (Tim Audit Kasus Stunting) Tingkat Kabupaten Tana Toraja tahun 2022 dibuka oleh Wabup dr. Zadrak Tombeg di Ruang Pola Kantor Bupati, Kecamatan Makale, Rabu (28/9/2022). --risna--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TANA TORAJA-- Pertemuan Identifikasi Kasus Stunting (Tim Audit Kasus Stunting) Tingkat Kabupaten Tana Toraja tahun 2022 digelar di Ruang Pola Kantor Bupati, Kecamatan Makale, Rabu (28/9/2022).
Digelar oleh Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Pemkab Tana Toraja, dibuka langsung oleh Wakil Bupati Tana Toraja, dr. Zadrak Tombeg.
dr. Zadrak Tombeg berpesan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Tana Toraja agar turut terlibat secara bergotong royong dalam menekan angka stunting dengan cara mengadopsi setiap anak beresiko stunting yang berada di lingkungan tempat tinggal.
“Bapak Dandim 1414 Tana Toraja dan Ibu Persit Kartika Chandra Kirana adalah orang tua asuh bagi anak-anak stunting di wilayah Tana Toraja, maka itu mari kita semua baik itu ASN maupun swasta wajib menjadi orang tua asuh bagi mereka (anak beresiko stunting),” ungkapnya.
Zadrak sekaligus menjelaskan tujuan dari pentingnya orang tua asuh terkhusus dalam melibatkan ASN dan swasta agar dapat membantu dalam menanggulangi kekurangan gizi pada anak.
Spesialis dokter anak senior di Tana Toraja itu juga mencontoh bahwa salah satu kebiasaan buruk terjadi di masyarakat terkait pemenuhan gizi anak adalah melarang anak untuk tidak lagi makan telur jika alergi terhadap telur.
Padahal menurut Zadrak, sumber protein yang bagus bagi anak adalah telur sehingga lebih baik alergi makan telur diobati daripada melarang anak kekurangan protein.
“Terutama pada pola penanggulangan stunting yang selalu dimulai dari hilir, artinya nanti ada kasus baru kita ketar ketir dan seharusnya itu dimulai dari hulu, lebih baik mencegah daripada mengobati karena jika sudah kasus dan baru diobati pasti akan menimbulkan gangguan kesehatan,” terangnya.
Lanjut Zadrak katakan, selain gangguan kesehatan, efek lain adalah biaya yang jauh lebih besar daripada jika kita melakukan pola pencegahan dari awal.
Setelah pembukaan dilanjutkan pemaparan data dan seleksi kasus pada audit kasus stunting oleh Kepala DPPKB Tana Toraja, dr. Ria Minolta Tanggo dan dilanjurkan pemaparan tentang hamil sehat cegah stunting oleh dr. Elia Tombeq, M.Kes, Sp.OG.
Turut hadir pada pertemuan identifikasi kasus stunting yakni Dandim 1414 Tana Toraja, Letkol Inf. Monfi Ade Chandra, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, pengurus TP PKK Tana Toraja, pengurus Himpaudi, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), sejumlah Kepala OPD, pada Camat, Perguruan Tinggi, perwakilan Rumah Sakit dan Tim Pakar. (risna)