PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO -- Kementerian Luar Negeri telah memfasilitasi pemulangan 6 orang ABK WNI Kapal MV Sky Fortune dari Filipina ke Indonesia menggunakan penerbangan PR 535 pada 29 September 2022, lalu. Serta akan melakukan serah terima kepada BP2MI Serang untuk pemulangan kembali ke daerah asal.
"Langkah pelindungan telah dilakukan antara lain berkoordinasi secara intensif dengan pihak-pihak terkait di Filipina dan Perwakilan RI di Panama City, Hongkong dan Taipei, selain itu pendekatan dilakukan kepada otoritas di Filipina agar para awak kapal dapat turun untuk memulihkan kondisi kesehatan, pemberian bantuan logistik, sambil menekankan aspek-aspek kemanusiaan agar para awak kapal dapat dibebaskan dari segala tuntutan serta upaya pemulangan," ujar Duta Besar LBBP RI di Filipina Agus Widjojo.
Sebelumnya, kapal MV Sky Fortune ditahan oleh otoritas Filipina karena pelanggaran memasuki wilayah yang bukan untuk pergantian kru kapal di Tabaco dan juga mendapatkan tuntutan ganti rugi oleh Pemilik Kapal.
Para awak kapal, di antaranya termasuk keenam WNI, tidak diperbolehkan meninggalkan kapal untuk menunggu proses hukum yang dijalankan. Namun dalam perkembangannya, para awak kapal ditelantarkan selama 7 bulan di atas kapal dalam kondisi yang tidak memadai. Sejumlah awak mengalami sakit, kekurangan pasokan logistik, sedangkan kondisi kapal semakin memburuk karena muatan (bahan makanan) yang dalam keadaan tidak layak.
Sebagai informasi, pengiriman/keberangkatan keenam WNI/ABK tersebut tidak prosedural, sehingga tidak terdapat manning agency yang dapat diminta pertanggungjawabannya. Sementara pihak pemilik kapal yang pada awalnya bersikap kooperatif dengan otoritas Filipina telah menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.
Lebih lanjut, kini para awak Kapal MV Sky Fortune telah mendapatkan izin untuk turun dari kapal dan meninggalkan wilayah Filipina dari Biro Imigrasi Filipina, untuk dapat kembali ke tanah air setelah KBRI Manila telah menguruskan perijinan dan dokumen perjalanan bagi pemulangan keenam ABK/WNI sekaligus pendampingan hingga tiba di Indonesia.
Keseluruhan upaya dan langkah dalam penanganan kasus ABK/WNI Kapal MV Sky Fortune merupakan salah satu bentuk kehadiran negara dalam pelindungan terhadap warganya di luar negeri. Kementerian Luar Negeri dalam hal ini senantiasa menghimbau masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri untuk menggunakan jalur atau koridor yang resmi dan menaati prosedur keberangkatan yang berlaku. Hal ini vital untuk dilakukan untuk memastikan telah terdapat sistem pelindungan yang mumpuni ketika bekerja di luar negeri.
Kepulangan keenam ABK Sky Fortune ini juga tak lepas dari bantuan dari Ketua Umum PMTI, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Lumbaa dan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PMTI, Ir Dewi Sartika Pasande yang terus membantu pengurusan kepulangan para ABK.
"Kami kru Indonesia kapal Sky Fortune mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Mayjen TNI (purn) Yulius Selvanus selaku ketua umum PMTI, ibu Dewi Sartika Pasande selaku pengurus bidang luar negeri serta seluruh pengurus yang belum sempat kami sebutkan satu per satu. Atas bantuan dan kerja kerasnya kami dapat pulang ke Indonesia serta bertemu keluarga," ucap salah seorang ABK melalui pesan WA yang enggan disebutkan namanya.
Dari dua ABK ini, 2 di antaranya warga Toraja. Mendengar kabar tersebut Ketua Bidang Luar Negeri PMTI, Ir Dewi Sartika Pasande mengambil tindakan untuk mengambil langkah dan bantuan.
Melaporkan hal itu kepada ketua umum PMTI Mayjen (Purn) Yulius Salvianus Lumbaa , dan setelah mendapatkan petunjuk dan arahannya upaya mulai dilakukan.
Dewi menjelaskan bahwa setelah melalui pendekatan dan upaya negosiasi baik pemilik perusahaan maupun otoritas setempat, serta dukungan kedubes RI di Manila, asuransi imigrasi dan pihak terkait lainnya, ahirnya, mereka ( 6 orang kru ) berhasi pulang ke tanah air beberapa hari lalu.
”Setelah menerima dan petunjuk dari bapak ketum PMTI serta koordinasi terus menerus dengan pihak terkait ahirnya upaya bantuan untuk memulangkan kru kapal itu berhasil kita lakukan,” ungkap DSP, sapaan CEO PT JAS Mulia, Ahad 9 Oktober.
Keluarga para kru terseburt sempat was was karena keberedaannya, mereka tak lagi menerima gaji beberapa bulan setelah kapal mereka karam lantaran adanya masalah.
Keenam kru tersebut adalah Kristianto Eki, Pamungkas Hendro Bagus, Sali Simon,, Simon Mile, Prasetio Arya Nanda, dan Suharjo.
Sali Simon dan Simon Mile diketahui kru asal dari Toraja.
”Terimah kasih upaya bantuan dari PMTI , khususnya pak ketum dan ibu Dewi atas perhatian dan dukungannya sehingga kami bisa pulang ke Indonesia," ujar Simon. (idr)