Satu Rumah di Tombang Hanyut, Dinsos Tutup Mata, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp100 Juta

  • Bagikan

RAHMA pemilik rumah di Tombang, Kecamatan Walenrang, memperlihatkan kondisi rumahnya yang diterjang banjir, Minggu, 9 Oktober 2022.--kahar iting--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, WALMAS-- Rahma (37) warga Desa Tombang, Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu, tak bisa lagi berbuat apa-apa.

Pasalnya, akibat hujan deras disertai petir dan angin kencang pekan lalu, mengakibatkan Sungai Pangala satu aliran dengan Sungai Jembatan Miring, meluap, Minggu, 9 Oktober 2022 pekan lalu.

Banjir pun menghantam rumah Rahma yang kala itu ada suaminya Masri dan dua anaknya di dalam rumah.

Untung, Rahma dan Masri saat itu belum tertidur, melihat dan mendengar suara air di belakang rumahnya yang begitu mengerikan, Rahma dan Masri membangunkan kedua anaknya kemudian bergegas lari ke rumah keluarganya yang ada di Tombang.

Siangnya, Rahma dan Masri mendatangi kembali rumahnya, mereka melihat rumah semi permanen yang dihuninya bertahun-tahun sudah porak-poranda akibat dihantam banjir.

Semua isi rumah seperti Kulkas, Televisi,
Lemari Kaca, Kasur, alat dapur, Pakaian
Kursi sofa dan barang elektronik, rusak.
Jika dikalkulasi termasuk satu unit rumah yang nilainya RpRp75 juta, maka total kerugian yang dialami kurang lebih Rp100 juta.

Anehnya, pasca banjir hingga hari ini (kemarin, red) instansi terkait yakni Dinas Sosial belum pernah turun meninjau korban banjir.

"Kami kecewa, karena Dinsos belum pernah datang. Kalau Camat, Kades, dan BPBD yakni Bapak Alamsyah, sudah datang memberikan bantuan. Tapi yang mengherankan karena Dinsos sama sekali tidak pernah datang," kata Rahma, kepada PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, Senin, 17 Oktober 2022.

Anak terakhirnya, lanjut Rahma, Ikwal Parayo, sejak tertimpa musibah, diakuinya tidak pernah masuk kantor.

"Bagaimana mau ke sekolah, semua peralatan sekolah mulai dari seragam sampai alat tulis hanyut terbawa air," bebernya.

Rahma mengaku, sudah kali ketiga rumahnya dihantam banjir.

"Tapi ini yang paling parah," tegasnya.

Dia berharap, pemerintah bisa membuka mata dan memberikan bantuan berupa bedah rumah.

"Karena kami tidak punya lagi tempat tinggal. Tolong kami Pak Bupati," ucapnya dengan mata berkaca-kaca didampingi suaminya Masri.(kahar iting)

  • Bagikan

Exit mobile version