Bangun Jembatan Darurat, Tonase Maksimal 15 Ton
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel, Reiza Setiawan bersama rombongan tiba pukul 10:00 Wita di lokasi Jembatan Rampoang yang ambruk. Jembatan ini penghubung Trans Sulawesi di Kota Palopo.
Kunjungan Kepala Balai Jalan, dalam rangka pengecekan jembatan yang ambruk sekaligus meninjau progres pengerjaan jembatan darurat (bailey), sebagai langkah awal untuk mengurai kemacetan kendaraan.
Di lokasi, Kepala Balai didampingi pihak Kementerian PUPR oleh Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Sulsel, Ali Duhari, PPK pekerjaan jembatan Rampoang, Muhammad Said dari Balai selaku PPK pekerjaan jembatan Rampoang, Ali Sulfadli selaku rekanan pengerjaan jembatan Rampoang dari PT. Hospindo Internusa Jaya, Kapolsek Wara Utara Ipda Achmad Madjid, SH, Kasat Lantas Polres Palopo Iptu Siswaji, S. Sos, Camat Bara, Dewagau dan Lurah Rampoang Amri, S. Sos.
Untuk progres jembatan darurat Bailey ini, dua ekskavator dikerahkan. Seperti pada Rabu kemarin, ekskavator tahap awal menghancurkan material jembatan yang ambruk ke dalam sungai serta membersihkan aliran sungai.
Usai peninjauan, Kepala Balai Jalan, Reiza menjelaskan, untuk tahap awal adalah pembangunan jembatan darurat (bailey). Ia menargetkan akan rampung maksimal 10 hari. Akan tetapi jika tidak ada kendala cuaca seperti banjir, kemungkinan bisa rampung dalam kurun waktu 7 hari.
"Sekarang ini kita fokus mengangkat puing material jembatan yang jatuh ke dalam sungai. Karena di lokasi hari ini kita masih kekurangan bahan material jembatan darurat, jadi pekerja masih menunggu tambahan material yang sedang dalam perjalanan dari Makassar. Besok akan dimulai progres perakitan jembatan darurat karena dipastikan bahan materialnya sudah lengkap tiba dari Makassar. Untuk estimasi pembangunan jembatan darurat itu, maksimal 10 hari dan kalau cuaca mendukung tidak menutup kemungkinan bisa juga rampung dalam kurun waktu 7 hari," kata Reza Setiawan.
Letak jembatan darurat dari bahan besi baja dengan lebar 4 meter dan panjang bentangan 18 meter, nantinya akan dibangun tepat di atas posisi jembatan lama yang telah ambruk.
Jembatan darurat ini kata Reiza, itu akan difungsikan sampai akhir tahun ini dan untuk pengerjaan jembatan permanen, baru akan ditender Januari awal tahun 2023 tahun depan.
"Sementara ini kita fokuskan untuk merampungkan jembatan darurat dulu, agr kendaraan bisa melintas melalui jalur trans Sulawesi kembali. Tonase yang bisa melintas di atas jembatan darurat maksimal 15 ton dan jika sudah rampung pembangunannya nantinya kendaraan yang melintas di atas jembatan itu akan diawasi oleh polisi lalulintas dan dinas perhubungan," jelasnya.
Pembangunan jembatan darurat ini, disebutkan pula merupakan paket pemeliharaan dari proyek yang sempat dikerjakan oleh PT Makassar Indah yang selesai dikerjakan sekira Maret lalu.
Dari hasil peninjauan itu, Kepala Balai juga mengungkapkan usia jembatan tersebut sudah sangat tua. Dibangun tahun 1977.
Dewan Pusat Hubungi Gubernur
Anggota Komisi VII DPR RI, Dhevi Bijak, pagi kemarin sekira pukul 10:00 Wita melintas di lokasi Jembatan Rampoang.
Saat melintas, anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini, tidak lupa melihat tahapan pengerjaan jembatan darurat yang nantinya kan dilalui pengguna jalan.
Saat dikonfirmasi seusai melihat tahapan pembangunan jembatan darurat, ia mengatakan bahwa beberapa hari sebelumnya telah menghubungi Gubernur Sulsel, Andi Sudirman, untuk segera mengintruksikan jajarannya dari provinsi agar secepatnya membangun jembatan darurat sehingga aktivitas kendaraan di jalan trans Sulawesi kembali lancar.
Upaya tersebut dilakukannya sampai menghubungi langsung orng nomor satu di pemerintahan Sulsel, karena melihat kondisi kendaraan yang mengantri untuk masuk ke jalur alternatif, itu sangat panjang dan terlebih lagi jalur alternatif yang ada hanya satu dan sempit, sehingga ia mendesak agar jembatan darurat itu cepat dibangun.
Dampak dari putusnya jembatan Rampoang yang menghubungkan jalan trans Sulawesi dan ditutup mulai pada (14/10/2022) pekan lalu. Kini terasa dengan mulainya kenaikan harga BBM eceran di wilayah tetangga bagian Utara Kota Palopo yang saat ini dijual Rp.15 ribu per liter. Dan tidak hanya itu, harga gabah juga ikut turun. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah seorang warga Walenrang, Kabupaten Luwu itu menurun akibat putusnya jembatan Rampoang. Harga gabah sebelum jembatan anjlok dari Rp4.700, saat ini turun ke kisaran Rp3.600. (ria/idr)