Jembatan Sungai Paremang Cilellang Aman, 2023 BBPJN Sulsel Akan Proteksi Abutment

  • Bagikan

Jembatan Sungai Paremang Kamis (20/10) sudah dikerjakan dan sudah bisa dilalui 2 jalur kendaraaan. --andrie islamuddin--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, KAMANRE-- Jembatan Sungai (Salu) Paremang yang dibangun sejak tahun 1982 yang mengalami kerusakan akibat tergerus aliran sungai Paremang, Kamis kemarin langsung di intervensi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel Kementerian PUPR. Saat ini kondisinya sudah bisa dilalui dengan kendaraan dari dua arah.

Kepala BBPJN Sulsel, Reiza Setyawan ST, M.Sc didampingi Kabid Preservasi II  M. Ali Duhari dan PPK 2.2 Sulsel Muhammad Rizal Kamis (20/10) langsung meninjau perbaikan jembatan Sungai Paremang yang mengalami kerusakan akibat dihantam air sungai DAS Paremang yang meluap.

Kepala BBPJN Sulsel, Reiza Setyawan ST, M.Sc Kabid Preservasi II  M. Ali Duhari dan PPK 2.2 Sulsel Muhammad Rizal Kamis (20/10) meninjau perbaikan jembatan Sungai Paremang. --andrie islamuddin--

" Pasca derasnya sungai DAS Paremang, menyebabkan timbunan Oprit turun, sehingga terjadi lubang menganga di sisi kiri badan jalan yang menguhubngkan jembatan dan jalan raya. Saat ini kita lakukan penanganan sementara berupa penimbunan dan pengecoran setelah itu kita aspal kembali lubang yang sudah ditimbun, " Ungkap PPK 2.2 BBPJN Sulsel Muhammad Rizal kepada Harian Palopo Pos Kamis (20/10) seraya mengatakan untuk pengerjaan permanen ditahun 2023 BBPJN Sulsel akan melakukan proteksi atau melindungi Abutment dengan pasangan batu dan beton.

Muhammad Rizal mengatakan, berbeda dengan jembatan Rampoang yang saat ini terputus, jembatan Sungai Paremang yang dibangun tahun 1982 dengan bentangan sepanjang 51 meter dan lebar 6 meter memiliki struktur konstruksi yang sangat kuat karena pondasi pancang yang cukup dalam.

" Perlu kami jelaskan, kerusakan di jembatan Sungai Paremang Cilellang ini yang terjadi Rabu lalu bukan pada Pondasi Pancang, melainkan hanya pada Oprit jembatan, atau segmen jalan yang menghubungkan jalan raya dengan jembatan. Fungsi ”menghubungkan” mengandung pengertian, oprit secara geometri harus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan yang akan pindah dari trase jalan raya ke trase jembatan. Nah ini yang kita benahi. Alhamdulillah saat ini sudah kita benahi dan hari ini juga kendaraan trans Sulawesi sudah dibuka dua jalur kembali, " Kata Muhammad Rizal seraya mengatakan pihaknya senantiasa memantau lubang yang yang sudah ditimbun tersebut.

Terpisah, Anggota DPRD Fraksi Demokrat, Fadriaty Asmaun ST, MM, kepada Harian Palopo Pos, mengungkapkan, pihaknya memberi apresiasi penanganan yang sigap dan seketika dari pihak BBPJN Sulawesi Selatan terhadap jembatan Sungai Paremang, mengingat jembatan tersebut merupakan akses transportasi dan penunjang perekonomian Sulawesi Selatan.

" Jembatan Sungai Paremang ini jalan trans Sulawesi yang berfungsi sangat vital penunjang roda perekonomian masyarakat. Kalau jembatan ini terputus, sangat sulit mencari jalan alternatif dan akan mengganggu roda perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Sekali lagi kami apresiasi penanganan yang sigap dari pihak BBPJN Sulsel, " Kata Fadriaty.

Hanya saja, lanjut Fadriaty, kesigapan BBPJN Sulsel menangani jembatan Sungai Paremang sejatinya diikuti pula kesigapan dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) untuk mengatasi alur sungai DAS Paremang dengan melakukan perkuatan tebing sungai dan normalisasi muara sungai Paremang.

"Penyebab rusaknya jembatan Paremang adalah air sungai yang menghantam struktur bangunan jembatan. Untuk itu diperlukan penanganan alur sungai. Air sungai harus lancar bergerak ke muara agar tidak merusak tebing sungai di sekitaran jembatan Paremang, " Kata Fadriaty Asmaun. (andrie islamuddin)

  • Bagikan