Nampak AMT saat melakukan aksinya di Jembatan Miring. --dok--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Lantaran tak ada satupun anggota DPRD yang menerima aspirasi Aliansi Masyarakat Telluwanua (AMT) saat unjuk rasa, Selasa, 17 Oktober 2022, AMT akan kembali turun melancarkan aksi.
Jika part 1 hanya melibatkan ratusan massa, part 2 kali ini akan menggerakkan estimasi massa di atas 1.000 orang.
Kekecewaan terhadap wakil rakyat maupun pemerintah kota akan dilampiaskan dengan menutup Jembatan Miring (Jemmir).
Mengenai jadwal akan turun aksi masih akan dibahas lebih lanjut pada konsolidasi yang rencananya akan digelar Jumat, 21 Oktober 2022 hari ini.
"Intinya kami tidak mau lagi datang ke Kantor DPRD, tapi mereka yang harus datang ke titik aksi. Kami sudah mendatangi mereka, tapi mereka tidak menggubris, sekarang waktunya mereka yang mendatangi kami. Kalau tidak datang jangan salahkan kami, terpaksa Jemmir akan kami tutup total," ancam Awal, salah satu AMT kepada Palopo Pos, Kamis, 20 Oktober 2022.
Aksi part 2 nanti, lanjut dia, masih dengan tuntutan yang sama.
Yakni DPRD dan pemerintah harus bertanggungjawab atas musibah bencana banjir yang terus menerus menerjang Kecamatan Telluwanua.
"Kami tidak butuh janji-janji, kami butuh solusi, banjir saat ini menjadi hantu bagi kami di Telluwanua. Jangan nanti ada korban baru ada perhatian," ucap Awal.
Aksi part 1, masih kata dia, AMT kecewa karena saat berorasi di Jemmir, DPRD mengutus Irfan Madjid yang nyatanya bukan Dapil 2.
"Kemudian beliau (Irfan) bukan membidangi masalah bencana, jadi ada apa semua ini," tuturnya.
Seraya menambahkan, aksi unjuk rasa part 2 nantinya, AMT hanya ingin kepastian pengerjaan normalisasi sungai.
"Kita hanya butuh kepastian saja," pungkasnya.(kahar iting)