Cukup Asupan Air dan Hindari Makanan yang Diawetkan

  • Bagikan

Penyebab Gagal Ginjal masih Misterius

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Hingga kini belum diketahui pasti penyebab munculnya penyakit gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak. Awalnya menyerang anak, kemudian akut, karena terjadi dalam 14 hari terakhir dan tidak atau belum pasti penyebab yang menyebabkan terjadi gagal ginjal akut.

Dokter Spesialis Anak RSUD Sawerigading Kota Palopo, dr Tanty Febriany Takahasi, Sp.A
mengungkapkan kasus gagal ginjal akut ini diketahui setidaknya terjadi pada dua pekan hingga satu bulan terakhir. Beberapa hal yang sudah diketahui dari penyakit ini adalah menyerang anak-anak pada anak usia 0-18 tahun, penderitanya memiliki riwayat demam atau gejala infeksi lain dalam waktu 14 hari terakhir.

dr Tanty mengatakan gelaja yang biasa ditemukan di gagal ginjal akut atipikal adalah pasien mengalami demam, diare/muntah dan batuk pilek. Jumlah pipis pada anak menurun drastis, atau jumlah frekuensi urine yang berkurang.

Untuk orang tua yang menghadapi anak dengan gejala batuk, pilek, demam, pertama jangan mengonsumsi obat sembarangan dulu kendati Kementerian Kesehatan telah merilis obat-obat yang sudah dinyatakan aman.

''Para orang tua diminta segera cari pertolongan ke faskes terdekat bila anak balitanya mengalami gejala mengarah ke gagal ginjal akut seperti demam, batuk, pilek, pastikan obatnya didapatkan dari faskes yang memang sudah menjadi tempat biasa berobat. Lalu jika frekuensi pipis mulai menurun harus segera melaporkan pada dokter," sebut istri dr Nazaruddin NAwir, SpOG ini, Rabu 26 Oktober 2022.

Dokter anak yang juga bertugas di RSU St Madyang ini mengimbau agar orang tua mengurangi aktivitas balita mereka di tempat berisiko tinggi.
"Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll)," jelasnya.
Orang tua juga diimbau untuk memastikan bahwa anak mendapat asupan cairan yang cukup.

Selain itu, perhatikan frekuensi serta volume air kencing anak. Bila urin anak berwarna pekat atau kecoklatan, volume urin berkurang, hingga tidak ada urin selama 6-8 jam pada siang hari, orang tua diminta untuk segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Apa yang menjadi indikasi anak yang menunjukkan gejala gagal ginjal akut untuk rawat inap? Yakni diare dengan penyulit, sesak napas, penurunan kesadaran, kejang, dan urine berkurang atau tidak ada sama sekali.

MAKANAN DIAWETKAN PICU GAGAL GINJAL
Penyakit gagal ginjal dapat disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti asupan makanan dengan kandungan natrium tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ahli Gizi RSU St Madyang Palopo, dr Silvia Hamdani, Sp.GKTTL.

"Tinggi natrium itu makanan yang tinggi garam. Natrium dalam jumlah tinggi bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang bisa membahayakan kesehatan ginjal," katanya kemarin.
Dokter Silvia menjelaskan, adapun jenis-jenis makanan yang dapat menyebabkan gagal ginjal antara lain makanan ringan, makanan kaleng, bumbu saus, kecap asin, hingga daging olahan dan ikan asin.

"Tubuh yang mendapatkan asupan natrium berlebihan cenderung menumpuk lebih banyak cairan dalam darah. Kelebihan cairan ini meningkatkan tekanan darah dan membuat ginjal bekerja lebih berat, sehingga dapat merusak dan memicu gagal ginjal," jelasnya.

Selain itu, ia menuturkan bahwa makanan dengan kandungan gula tinggi juga dapat memicu gagal ginjal dan diabetes, seperti buah yang difermentasi, kismis, dan makanan yang diawetkan.

Lalu makanan tinggi protein juga dapat penyebab gagal ginjal karena limbah metabolisme protein dalam jumlah besar bisa membuat ginjal bekerja lebih keras, sehingga lebih cepat menurunkan fungsi dan kerja ginjal.

"Mengkonsumsi makanan dengan kandungan fosfor tinggi juga salah satu pemicu gagal ginjal, seperti makanan olahan (sosis dan kornet), daging unggas dan jeroan, kuning telur, susu dan produk olahannya makanan laut (seafood), dan kacang-kacangan," ucap dia.
dr Silvia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup dengan mengkonsumsi makanan sehat.

"Semua harus diberikan secara proporsional dan sesuai dengan usia, karena semua bentuk makanan atau kandungan yang ada di makanan dan minuman jika dikonsumsi secara berlebihan pasti tidak baik bagi tubuh," pungkasnya. (rhm)

  • Bagikan