PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID RAMPOANG --- Sejumlah sopir ekspedisi yang melintas di jembatan Salupikung (Rampoang) Kecamatan Bara Kota Palopo, mulai mengeluh.
Itu lantaran setiap melintas di atas jembatan darurat, selalu menyetor ke warga dengan jumlah yang bervariasi.
Ada yang menyebut jika notase di atas 15 ton, maka sopir harus rela mengocek kantongnya hingga Rp300 ribu.
"Iya, saya dari Makassar mau antar barang ke Sulawesi Tengah (Sulteng) tapi didatangi sejumlah pemuda dan mereka menawarkan, jika mau lewat bayar Rp300 ribu. Alasannya karena muatan saya di atas 15 ton," kata Supriadi, yang mengaku warga Kabupaten Sidrap, kepada Palopo Pos, Kamis, 10 November 2022.
Hal serupa juga dialami Marwan. Sopir yang memuat kendaraan motor itu mengaku dimintai Rp150 ribu.
"Ya, saya terpaksa harus bayar, daripada tidak diberikan jalan," keluh Marwan.
Menurut Marwan, jika seandainya ada petugas dari perhubungan (Dishub), mungkin aktivitas seperti itu tidak terjadi.
"Karena yang bertanggungjawab sebenarnya adalah Dishub," bebernya.
Sementara itu, Kabid Perhubungan Kota Palopo, Ucheng Mustafa, yang dikonfirmasi belum merespon pesan WhatsApp-nya.
Begitupun dengan panggilan masuk, handphone-nya aktif, tapi tidak ada jawaban.(kahar iting).