Kapolres Palopo Perintahkan Tangkap Pelaku Pemalakan

  • Bagikan
Kapolres Palopo, AKBP Muhammad Yusuf Usman

Meresahkan Sopir dan Merusak Citra Kota Palopo

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Dugaan tindakan premanisme dari Orang Tak Dikenal (OTK) dalam bentuk pemalakan terhadap para sopir angkutan di Jl Dr Ratulangi, poros Rampoang, tentunya akan mencoreng citra Kota Palopo sebagai Kota Idaman dan Religi.

Kondisi ini menjadi buah bibir para sopir lintas Sulawesi.
Untuk menepis citra buruk akibat ulah sejumlah OTK ini, peran semua pihak baik dari masyarakat, pemerintah, dan juga pihak kepolisian untuk bekerja sama melawan tindakan premanisme jalan ini.
Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman sendiri bahkan merasa geram ketika mengetahui adanya cerita seperti ini yang beredar di Rampoang.

Perwira tertinggi di Polres Palopo ini bahkan memerintahkan jajarannya untuk segera mencari dan menangkap para pelaku yang melakukan tindakan pemalakan terhadap sejumlah sopir.

"Saya tekankan kembali kepada para pelaku yang membuat para sopir mobil tidak tenang, akan saya tindak tegas segala bentuk kegiatan premanisme di wilayah hukum Kota Palopo apapun bentuknya. Apalagi memanfaatkan keadaan yang sedang sulit seperti saat ini, jembatan Rampoang penghubung jalan Trans Sulawesi putus dan kendaraan mengantre untuk melintas di jembatan darurat. Saya ingatkan lagi, dalam waktu kurun 20 hari ke depan kami dari Polres Palopo juga akan melaksanakan Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) dan salah satu target operasinya adalah bentuk premanisme/pemalakan di jalan," tegas perwira dua bunga melati di pundak yang dikenal gemar safari Salat Subuh ke masjid-masjid di Kota Palopo ketika dihubungi Palopo Pos, Kamis, 10 November 2022, kemarin.

Lanjut kata Kapolres Palopo, bukan hanya laporan dan informasi dari anggotanya saja terkait pemalakan di poros Rampoang. Ia juga sempat mendengar langsung keluhan dari sejumlah rekan profesinya yang sedang melintas di jalur tersebut, dengan mengeluhkan adanya tindakan pemalakan.

"Soal curhatan sejumlah sopir yang mengaku di palak itu, kejadian sama saya dialami teman saya yang juga curhat sama seperti curhatan sopir mobil yang dipalak oleh OTK. Jadi anggota sudah saya diperintahkan melakukan pemantauan di sepanjang poros Jl DR Ratulangi terutama di poros Rampoang kalau ada yang terbukti lakukan tindakan premanisme, langsung tangkap. Harus ada ditangkap," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, pasca ambruknya jembatan permanen Sungai Pikung di Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara, Kota Palopo pada (14/10/2022) bulan lalu, dan kini diganti dengan jembatan darurat dengan pembatasan tonase maksimal 15 ton, sejumlah permasalahan muncul, mulai dari terjadinya antrean kendaraan pada jam tentu seperti pagi mulai sekira pukul 07:00 Wita dan sore sekira pukul 16:30 Wita.

Selain itu permasalahan lain yang memprihatinkan dan miris, yakni terjadinya pemalakan kepada sejumlah sopir oleh sekelompok OTK di beberapa titik lokasi bagian Selatan sekira 200 meter sebelum jembatan darurat.

Berdasarkan pantauan langsung di lokasi dan beberapa pengakuan sopir yang hendak melintas di jembatan darurat kejadian pemalakan yang dilakukan oleh OTK, itu kerap kali terjadi mulai sekira tengah malam hingga dini hari.

Tindakan premanisme ini bukan hanya sekali terjadi atau atau hanya dialami oleh satu supir saja. Namun sudah sering terjadi dan banyak sopir yang mengaku telah menjadi korban pemalakan oleh OTK itu.
"Tabe pak sudah saya bayar di belakang sana tadi, yang dekat SD (Sekolah Dasar) di belakang sana. Tadi saya dipalang harus bayar Rp50 ribu baru bisa lewat," kata sopir enam roda hendak melintas di jembatan darurat sekira pukul 02:00 Wita dini hari tadi sembari curhat ke warga yang mengatur di sana. (ria/idr)

  • Bagikan