JK di tengah-tengah mahasiwa. -ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SURABAYA-- Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengaku pernah merugi hingga jutaan dollar karena tidak percaya teknologi komunikasi akan berkembang dengan sangat cepat.
Cerita tersebut disampaikan JK didepan civitas Acadamedia ITS Surabaya saat orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ITS yang ke 62 di Graha ITS, Surabaya, Sabtu (12/11/2022).
Cerita berawal ketika awal tahun 1990-an perusahaannya bekerja sama dengan PT Telkom untuk membangun jaringan komunikasi telepon kabel untuk Indonesia Timur.
Investasinya yang dikeluarkam JK mencapai 400 juta dollar.
“Bisnis saya pernah telekomunikasi bekerja sama Telkom. Kerja sama operasi membangun system telekomunikasi di seluruh Indonesia. Investasinya kira-kira 400 juta dollar tahun 90-an awal. Bangun kabel di mana-mana hingga ke Papua,” ujar JK dalam orasinya.
Lebih lanjut menurut JK, ketika proyek tersebut berjalan ia mengikuti seminar teknologi di Bandung dan Amerika.
Saat itu pemateri dari dua seminar yang diikutinya memaparkan bahwa kelak di masa depan teknologi komunikasi dan transaksi dapat dimasukkan ke dalam saku.
Saat itu JK tidak dapat membayangkan seperti apa teknologi yang disampaikan oleh professor pada seminar tersebut.
Jk tidak percaya apa yang disampaikan oleh pemateri pada dua seminar yang dihadiri dan tetap melanjutkan proyeknya.
“Saya menghadiri seminar di Bandung dan Amerika. Pematerinya bilang nanti semua transaksi dan komunikasi dan transaksi hanya lewat saku. Itu tahun 1993 profesor bicara seperti itu tahun 1993. Saya bilang, ini profesor ngomong apa bagaimana caranya komunikasi dan transaksi yang lewat kantong. Saya tidak percaya itu. Saya tetap bangun itu jaringan komunikasi,” lanjut ketua DMI tersebut.
Apa yang disampaikan pemateri tersebut baru dirasakan JK tujuh tahun kemudian, ketika teknologi ponsel menjadi populer dan orang mulai meninggalkan teknologi telepon kabel.
Jaringan telepon yang telah selesai dibangun JK tidak ada peminat, ia pun rugi besar.
“Dan benar saja 7 tahun kemudian muncullah HP, dan semua jaringan telepon yang kita bangun tidak ada lagi yang pakai. Saya rugi banyak karena tidak percaya perubahan teknologi”. ungkapnya.
Meskipun pernah rugi jutaan dollar karena tidak percaya akan hadirnya teknologi ponsel, JK mengaku masih menggunakan smart phone yang sudah ketinggalan zaman.
Hal itu karena ia hanya membutuhkan fasilitas telepon dan pengingat waktu salat di smart phone miliknya.
“Saya masih memakai HP generasi ke 7 (Samsung S7) sekarang sudah 14 (Samsung S14), saya tidak ada urusan karena saya hanya pakai buat telepon dan sedikit lihat jam dan waktu salat”
JK berharap agar Indonesia selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman. (*/pp)