KUASAI SUMBER DAYA MINERBA DAN MONETERNYA SIAPAPUN PEMIMPINNYA

  • Bagikan

* Oleh: Rusdy Maiseng SH
(Pemerhati Politik dan Hukum Internasional)


Sebelumnya penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada pihak yang merasa tidak nyaman dalam hal membaca tulisan ini, sebab tulisan ini hanyalah semata mata bertujuan ingin menambah khasanah pengetahuan kita untuk dijadikan renungan berpikir sekaligus evaluasi dan perbandingan antara apa yang terjadi dimasa lalu, saat ini dan akan datang, serta mempertegas kembali akan potensi Negara kita yang sesungguhnya. Sekali lagi penulis memohon maaf kepada pihak yang kurang berkenaan, sebab penulis tidak bermaksud sedikitpun untuk menyinggung siapapun.

Apa kabar sahabat kami Indonesia, kami bukan hanya mengagumimu, tentu kami juga memujamu, kalian pantas dapatkan Dunia. Maka kami akan berikan yang terbaik dari semua yang bisa kalian impikan pada Negara kami, kalau kami harus memilih antara bernapas atau mendukung kalian, maka kami akan gunakan nafas kami yang terakhir untuk mengatakan, kami mendukung kalian sepenuhnya. Kami akan kerahkan semua kekuatan yang kami miliki, untuk mendukung kalian. Untuk membatu negara kalian, untuk membuat indonesia berjaya. Maka, wahai sahabat kami Indonesia, jangan sungkan-sungkan kapan saja kalian perlu uang/utang. Panggil saja namaku ( IMF, Bank Dunia, FED), maka kami akan selalu ada. Demikian sedikit ilustrasi bagaimana para Elite Dunia atau Bankir Dunia merayu dan memanipulasi pikiran kita agar tetap setia melayani para Rentenir Dunia itu.

Di jaman dulu kita mengenal "Gerakan Ayo Menabung" namun saat ini telah bergeser kepada "Gerakan Ayo Berutang". Sungguh sangat ironis. Sementara faktanya utang masih saja tidak mampu menyelamatkan ekonomi. Bahkan MENGUTANG dan MENCETAK UANG SENDIRI (Printing Money), sama sama tetap beresiko inflasi. Bedanya, jika utang maka pokok dan bunganya harus dikembalikan, sementara cetak uang sendiri tidak ada lagi kewajiban mengembalikan pokok dan bunga. Lantas mengapa kita secara terus-menerus harus berutang, tetapi tidak mengambil langkah untuk tidak berutang, misalnya melakukan pencetakan uang sendiri agar resiko ekonominya dapat diminimalisir. Ini adalah pertanyaan yang sangat penting.

Sedikit kita mengurai bahwa semenjak tahun 1945 sampai saat ini ternyata utang bertambah terus, kenapa demikian, mungkin karena pelajaran dan teori teori Ekonomi di sekolah yang dibuat oleh NEKOLIM dan mengajarkan bahwa utang adalah solusi terbaik untuk pembangunan. Bahkan orang yang sangat terpelajarpun (Mentri Keuangan) mengatakan bahwa utang akan menyelamatkan jiwa seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu mari pajaki rakyat setinggi tingginya. Biarkan Pemilu, Biarkan Rakyat memilih Presiden dan Wakil Rakyatnya, yang seolah olah merdeka, yang penting hasilnya sama. Rakyat kerja keras buat bayar utang pada Bankir Asing yang kaya raya. Itulah yang disebut Juru Selamat Palsu, The Anti Christ Al-Masih Ad-Dajjal.

Sesungguh Negara kita miskin dari ketersediaan keuangan yang menyebabkan disparitas makin tinggi di masyarakat, begitupun APBN devisit terus menerus, kita butuh juru selamat pembangunan yaitu para Bankir Dunia. Itulah yang selama ini menjadi doktrin ekonomi kita, sehingga kita tak pernah sadar jika sesungguhnya selama ini kita telah menjadi budak dari mereka dan terus menerus mengeksploitasi faham atau ajaran Ekonominya. Inilah yang dimaksud dengan istilah; ULTRA MODERN SLAVERY SISTEM atau dengan kata lain SISTEM PERBUDAKAN DUNIA MODERN. Hal ini tidak saja terjadi di Indonesia, namun telah terjadi di seluruh Dunia melalui sistem yang mereka ciptakan.

Sesungguhnya model seperti ini telah lama kita gunakan, tepatnya pada saat diterimanya tawaran tentara SEKUTU BELANDA/ VOC pada saat konferensi Meja Bundar 1949, dimana pada saat itu ada tiga point penting dan harus kita terima jika ingin mencapai kesepakatan yang akan diambil, jika Pemerintah Indonesia saat itu menginginkan Pengakuan Kedaulatan dari Negara luar, yaitu;

1. Indonesia harus bergabung didalam keanggotaan atau keorganisasian Bank Dunia/IMF. Itu artinya Indonesia tidak di perbolehkan mencetak uang sendiri, kecuali atas ijin Bank Dunia/IMF yang di pasilitasi oleh BI sebagai perpanjangan tangan IMF dan Bank Dunia di Indonesia. Ini berarti setiap pencetakan uang yang dilakukan oleh Negara, itu artinya UTANG. Bank sentral pertama di Indonesia ternyata bukanlah BANK INDONESIA sebab BI nanti ada di tahun 1953, dan setahun kemudin Indonesia resmi menjadi anggota IMF, keanggotaan itu disahkan dengan UU NO 5/1954. Pasalnya, sebelum BI didirikan sudah terdapat bank yang berperan sebagai bank Sentral setelah Indonesia merdeka, yaitu BNI yang di bentuk di Tahun 1946.

2. Membebaskan Korporasi Internasional dan modal asing 100℅ agar dapat beroperasi di Indonesia. Inilah yang disebut dengan istilah, Invasi Ekonomi, Infiltrasi sekaligus Intimidasi Ekonomi, namun dibungkus dengan istilah Investasi Asing dan Investor Asing. Sehingga akibatny Indonesia telah beberapa kali dilanda resesi atau sunami ekonomi oleh permainan Modal Asing itu sendiri. Seperti yang terjadi pada tahun 1997 dan mengakibatkan runtuhnya pemerintahan Soeharto 1998 yang kita kenal dengan REFORMASI. Di mana sebelum puncak pergerakan Mahasiswa dan masyarakat saat itu terjadi penarikan Dollar secara besar besaran dari Indonesia oleh George Soros, sementara Cadangan Devisa Negara kita dibawah kendali Dollar, atau terikat pada Dollar. Thn 2007 dan Thn 2010 juga terjadi krisis namun itu tidak terlalu berdampak.

3. Membayar utang piutang belanda kepada negara lain, sebagai akibat agresi militer belanda ke Indonesia. (Hal yang sangat aneh). Namun para pemimpin kita saat itu serta dibantu oleh Raja Raja SE-NUSANTARA dengan Ikhlas membayar atau memberikan dari apa yang mereka minta (Tentara Sekutu dan VOC), demi untuk Kedaulatan dan demi Berdirinya atau Tegaknya NKRI yang kita cintai ini.

Inilah sesungguhnya yang menjadi embrio mengapa Indonesia tidak bisa terlepas dari jeratan utang dan ketergantungan pada IMF dan Bank Dunia. Hal lain yang mesti dicermati dan tak kalah penting untuk diketahui melalui GEO Politik Dunia adalah ketika Libya masih di Pimpin oleh Muammar Qaddafi. Masyarakat Dunia saat itu menjadi cemas, sedih sekaligus marah namun tak dapat berbuat apa apa. Yaitu ketika Hillary yang di juluki The Unknown Devil ( iblis yang tidak terlihat ), dengan pongahnya berucap; We came, we saw, he died !!! (Kami datang, kami melihat, dia mati).

Ini adalah statement dari sebuah cuplikan video hasil interview wartawan CBS News dengan Hillary Clinton sewaktu dirinya menjadi State secretary atau Mentri Luar Negeri AS, yang saat dia telah mendengar kabar bahwa Muammar Qaddafi telah di eksekusi. Hillary tertawa terkekeh kekeh, bangga dan meresa dirinya pahlawan dunia yang telah melakukan hal benar, yaitu mengeksekusi Qaddafi. Dengan alasan yang tidak jelas (Fitnah). Gaddafi harus di gulingkan dan dibunuh, padahal Negara Libya sangat kaya di masa Qaddafi, namun oleh barat dianggap sebagai diktator penguasa jahat. Mengapa barat terutama Amrik memfreming Qaddafi sebagai seorang Villain ? Ini yang disebut FALSE TRUTH atau KEBOHONGAN YANG DI BENARKAN atau KEBENARAN PALSU. Begitulah cara AS dalam menghajar Timur Tengah dan kepada Negara-Negara yang tidak mau tunduk kepadanya.

Demikian juga dengan Irak yang saat itu dipimpin oleh Saddam Hussein dan telah merencanakan dan mempersiapkan Negaranya untuk menggunakan Single Currency Gold Dinar. Namun Saddam digulingkan dan dibunuh yang diawali dengan melakukan propaganda keji dengan cara meluluh lantakkan WTC yang kita kenal dengan peristiwa 9/11. Selanjutnya menuduh jika Iraklah dibalik semua itu. Sehingga dengan peristiwa itu menjadikan AS dan sekutunya leluasa menekan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang nantinya akan digunakan sebagai alat legitimasi dalam rangka menyerang Irak. Ini merupakan bagian pintu masuk dalam menginvasi Irak. Bukan karena senjata pemusnah massal milik Irak atau peristiwa runtuhnya WTC 9/11 seperti yang di kampanyekan George Bush, namun yang mereka takutkan adalah jangan sampai minyak Irak ditransaksikan melalui emas dan bukan dollar. Sebab Qaddafi punya mimpi besar untuk menyatukan Afrika dan menjadikan Afrika THE LEADING GLOBAL PLAYER. Sementara Saddam punya mimpi besar untuk menyatukan timur Tengah dengan meninggalkan Dollar, itu artinya tidak ada lagi urusan dengan IMF dan Bank Dunia. Qaddafi dan Saddam adalah Pioner atau pendahulu sebelum PUTIN (Rusia) beraksi seperti saat ini. Sebab Rusia dan sekutunya tidak akan lagi tunduk pada Dollar, IMF dan Bank Dunia. Cara yang sama Saddam Hussein lakukan, juga Muammar Qaddafi. Artinya semua ini hanyalah masalah Sumber Daya Alam yang Produktif.

Usaha AS menjadikan dollar sebagai mata uang tunggal Dunia adalah ketika di BRETTON WOOD CONFERENCE (Juli 1944), di New HAMPSHIRE yang menciptakan sistem keuangan dunia dengan IMF dan Bank Dunia sebagai Banknya. Empat puluh empat Negara setuju dengan menjadikan Dollar setara dengan Emas sebagai mata uang dunia. Dan sejak 70 tahun yang lalu, sistem Currency menciptakan hutang dollar bila mana negara lain ingin membangun dan tidak punya modal maka harus masuk pada sistem IMF dan World Bank agar bisa menghutung Dollar. Namun apapun itu akan membuat Negara ketiga, seperti kita saat ini terjebak pada utang atau Dept Trap, dan akan selamanya menjadi negara dunia ketiga. Miskin tidak berdaulat, kegaduhan akan selalu ada, dan akan selalu berhutang.

Melalui BRETTON WOOD CONFERENCE mengatakan bahwa dollar akan selalu diterbitkan berdasarkan Emas, lalu seluruh mata uang dunia di diterbitkan ke Dollar, namun kenyataannya dollar tidak bisa menepati janjinya, cadangan Emas AS menipis, sementara kebutuhan dollar meningkat terus, sehingga pada tahun 70 an, AS menggunakan strategi lain yaitu menerbitkan dollar dan ber-underlying dengan minyak bumi yang disebut dengan Petro Dollar (menggabungkan cadangan minyak Bumi Timur Tengah dan cadangan minyak bumi AS), namun ternyata rapuh juga, karena harga minyak bumi menjadi fluktuatif, liar bergerak dan produksinya terbatas. Dollar pun tidak bisa bertahan dan tidak lagi memiliki undurlying atau topangan.

Hingga tahun 1971 dollar menyerah dan melepas jaminan emas dan Petrol, namun menggantikannya dengan mencetak dollar berdasarkan proyek dan hutang proyek (MMT, Modern Monetery Teory, sebuah teori ekonomi dari Michael Hudson, yang beberapa Negara telah mengadopsi sistem ini, salah satunya adalah Cina). Dollar di print berdasarkan hutang, hutang dunia. Dollar dicetak semaunya yang berdasarkan keputusan politik, bukan berdasarkan kebutuhan ekonomi.

Kita balik melihat posisi Indonesia yang memang sengaja di Engineer atau di rekayasa untuk menjadi terpuruk dan bangkrut. Menurut tulisan Dr Bradley Simson Direktur Arsip Nasional AS yang memang mempunyai akses kepada dokumen dokumen yang otentik dan dikutip oleh salah seorang wartawan yang sangat terkenal di AS yaitu John Richard Pilger, yaitu sejak tahun 1967 dibulan November di adakan Pertemuan di Jenewa (Swiss) yang di prakarsai oleh The Time life Corporation (PERUSAHAAN SWASTA), dimana Indonesia pada saat itu mengirimkan satu delegasi untuk hadir. Dan yang menjadi CounterPart (Rekanan) mereka saat itu adalah Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan Asian, dan pengusaha pengusaha Raksasa Dunia (Para Kapitalis Dunia) dibawah Pimpinan David Rockefeller. Di seberang meja Rockefeller, duduk delegasi Indonesia yang oleh Rockefeller dan pengusaha-pengusaha Yahudi lainnya menyebutnya sebagai ‘Ekonom-Ekonom Indonesia yang KORUP’. “Di Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan "THE BERKELEY MAFIA" karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah AS untuk belajar pada UNIVERSITAS CALIFORNIA di BERKELEY. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikannya yang hadir. Menyodorkan butir-butir kesepakatan yang dijual dari Negara dan Bangsanya. Tim Ekonomi Indonesia menawarkan antara lain: tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan dan sumber daya alam yang melimpah, serta pasar yang besar". Sangat Miris !! Inilah yang menjadi dasar lahirnya UU PENANAMAN MODAL ASING (UU PMA 1967). Dimana UU ini sangat tidak menguntungkan buat Indonesia. Bahkan Presiden Nixon (Presiden AS saat itu) menyebutnya sebagai " Hadiah Terbesar dari Asia Tenggara".

Bukan hanya itu, sesungguhnya ketika AS berbicara menyangkut urusan keuangan maka disitu CIA akan selalu ada dan akan menjadi yang terdepan serta mendominasi.

Selanjutnya peran CIA akan menjadi sangat penting dalam mengendalikan. Sebab setelah pertemuan itu, CIA memerintahkan kepada salah satu pemimpin wanita yang bernama Claudia Martin, selanjutnya Claudia Martin memberi perintah kepada John Perbins seorang pegawai dari perusahaan Swasta (Agent CIA yang menyamar) dimana perusahaan tersebut bernama Maine Central Railroad Company di Portland AS, John di perintahkan agar pergi ke Indonesia untuk menciptakan proyek yang sangat besar dengan pembiayaan melalui utang. Isi perintahnya adalah; Berikan Justifikasi atau pembenaran bahwa proyek itu sangat penting, kalkulasikan untung yang sebesar besarnya, bangkrutkan Indonesia setelah utang telah kembali. Katakan bahwa proyek ini akan meningkatkan PDB tanpa peduli siapapun yang menikmatinya. Katakan juga bahwa PDB bisa naik oleh satu proyek saja yang besar. Buat pengusaha yang terkait menjadi senang dengan memberikan komisi dan kenikmatan kenikmatan lain, antara lain follback Posision (posisi bek sayap), kalau kesulitan di Indonesia maka akan di tampung di IMF dan Bank Dunia.

John Perkins dalam bukunya ; "Confession of An Economic Hit man" mengatakan, jika utang menjadi permanen, gali lubang tutup lubang maka Indonesia akan menjadi target empuk bilamana AS membutuhkan Papers, termasuk basis basis Militer, Suara PBB atau akses pada Minyak dan Sumber Daya Alam lainnya. JOHN PERKINS adalah penulis asal AS yang mengungkapkan kejahatan korporatokrasi, jaringan yang bertujuan memetik laba melalui cara-cara korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dari negara-negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia.

Semua itu mereka lakukan agar Indonesia dibuat terjerat sehingga untuk menjadi kompetitif agaknya sangat sulit sekali tanpa adanya keberanian Pemerintah kita untuk berbicara atau menyuarakan kepada Negara Kreditor dan meminta untuk Rescheduling (Penjadwalan ulang). Membuat narasi yang argumentatif serta mengumumkan kepada Dunia, juga adalah salah satu cara yang baik untuk kita lakukan. Dan yang terakhir mengenai kontrak terhadap SDA, bilamana waktunya telah selesai maka jangan di perpanjang lagi apapun alasannya. Sebab sesungguhnya konstitusi kita memerintahkan agar semua Kekayaan Alam Indonesia bisa dikelola sendiri demi kesejahteraan, kesetaraan dan tentunya berkeadilan.

Kutipan Pasal 33 UUD 1945;
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Maka dari itu batalkan sepenuhnya UU MINERBA DAN OMNIBUS LAW dan KEMBALI KE UUD 1945 YANG ASLI serta Melaksanakannya dengan sebenar-benarnya.

Selama 77 Thn Indonesia merdeka, saya dan kita semua tentu yakin dan percaya bahwa ketersediaan SDM pada Anak Bangsa ini sangat melimpah, hanya saja mungkin mereka tidak diberi kesempatan untuk mengolah dan mengelola Sumber Dayanya Sendiri. Namun ironisnya lagi mereka hanya diarahkan pada ketersediaan tenaga kerja saja. Inilah sesungguhnya mengapa selalu dikatakan bahwa Tahun 1945 kita memang telah terlepas dari keterjajahan pisik, namun tanpa kita sadari bahwa sebenarnya kita telah masuk pada keterjajahan secara Ideologi yang Meng-Intimidasi, Meng-Infiltrasi, meng-Intervensi dan meng- Invasi, dimana akan berujung pada apa yang disebut Inflasi. Itulah senjata ampuh atau senjata utama mereka (AS, BARAT, serta saat ini bertambah lagi satu Negara yang telah hampir delapan Tahun ikut bermain pada sektor MINERBA di SULTENG dan SULTRA yaitu TIONGKOK/CINA) untuk menggerogoti serta memapar akal sehat kita, dan tanpa sadar telah masuk pada hampir semua Sumber Daya yang kita miliki. Maka disini kita bisa menarik kesimpulan sementara bahwa, sesungguhnya pihak barat telah lama merencanakan untuk mengeruk kekayaan Sumber Daya Alam sebagai basis Ekonomi kita, terutama pada sektor Mineral dan Tambang.

Sekali lagi kita mengingatkan bahwa Dollar hanyalah sesuatu alat yang mereka gunakan untuk memaksa kita agar tunduk dan taat kepada mereka. Padahal sesungguhnya Dollar tidak berarti apa apa dibandingkan dengan Emas, Dollar hanyalah segepok kertas yang disulap sebagai sesuatu yang sangat berharga (data dua tahun yang lalu, mengatakan bahwa Volume perdagangan Emas di London 320 T/hari, sumber: www.ibma.co.uk). Namun pada prinsipnya itu hanya merupakan tipuan atau hipnotis buat menyihir kita, sehingga kita masih menganggap bahwa Dollar atau uang kertas lainnya masih lebih berharga daripada Emas padahal Uang kertas atau Fiat Money sama sekali tidak memiliki nilai Intrinsik (nilai lebih didalamnya), sebab uang kertas tetap akan mengalami penurunan nilai atau Inflasi. Di bandingkan dengan Emas, maka emas tidak akan pernah mengalami penurunan nilai. Sampai disini kita bisa menjadi faham bahwa apa sesungguhnya yang terjadi selama ini.

Mudah mudahan kita semua mau membuka cakrawala berpikir kita (Open Minded), utamanya kepada Generasi Milenial, agar lebih mau serta mampu melihat dan menterjemahkan siapa sesungguhnya yang mengatur kita selama ini, mereka adalah para Mafia Ekonomi Dunia atau biasa disebut Oligarki Kapitalis Dunia. Sebuah langkah cerdik dan solutif yang mereka rencanakan sajak lama, dan saat ini sepertinya telah berhasil. Di karenakan mereka faham betul bahwa suatu saat Fiat Money (Uang Kertas) akan ditinggalkan, namun mereka ragu sebab mereka merasa belum cukup punya cadangan Emas, kecuali mereka mengambilnya dari Negara luar melalui sistem yang mereka ciptakan.

Dari situlah mereka mulai mengatur propaganda kepada Dunia luar, mulai dari Pangan, Kesehatan, Politik, Ekonomi, Hukum, Mineral Tambang, Pendidikan serta pada sejarah dan Faham atau Wawasan Kebangsaan utamanya PANCASILA, bahkan sampai kepada Industri Militer, dan masih banyak lagi lainnya. Caranya mulai melakukan transfer pengetahuan yang di yakini sebagai sesuatu yang benar padahal palsu atau dengan istilah FALSE KNOWLEDGE (Pengetahuan Palsu namun tetap di ajarkan).

Kemungkinan juga yang menjadi kelemahan kita selama ini, adalah masih terlalu banyaknya dari kita yang betul betul masih kurang memahami, bahkan tidak memahaminya sama sekali, bahwa apa yang terjadi diatas sana sebenarnya masih menjadi satu bagian mata rantai dengan apa yang terjadi di setiap daerah, sebab itu merupakan bagian dari pengambilan Kebijakan Pemerintahan mulai dari pusat sampai ke daerah. Sesungguhnya kalau kita mau jujur, sebenarnya selama ini kita hanya berkutat pada anggaran yang dihasilkan dari APBN dan APBD yang sesungguhnya tidak akan pernah bisa mencukupi.

Semoga kedepan kita semua bisa lebih baik lagi, sehingga tidak satupun dari kita yang senantiasa membebek, bergerombol dan berlomba mencari remah remah Investasi dari Investor Asing, sebab kita tidak pernah mampu menjadi Tuan di Negeri sendiri. Bahkan tidak jarang kita menyangka, bahwa ketika ada Investor Asing maka disitu ada Berkah yang Tersembunyi (Blessing in disguise). Padahal sesungguhnya kita dengan tanpa sadar telah membiarkan SDA kita telah dijarah, namun ironisnya lagi itu terjadi persis didepan mata kita.

Saya akhiri tulisan ini dengan mengutip salah-satu kalimat yang sering diteriakkan oleh seorang Jenderal Perang Romawi, Maximus Decimus Meridius (Gladiator) kepada pasukannya ketika akan berhadapan dengan musuh musuhnya;

"WHAT WE DO IN LIFE ECHOES IN ETERNITY". "APA YANG KITA LAKUKAN DALAM HIDUP AKAN BERGEMA DALAM KEABADIAN".

Lebih dan kurangnya mohon di maafkan
Wassalumu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Palopo 18 November 2022. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version