PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID JAKARTA -- PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk mengumumkan laporan keuangan interim sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2022.
Ikhtisar Keuangan dan Indikator Operasional TBIG berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp4.922 miliar dan Rp4.282 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2022. Jika triwulan ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp6.474 miliar dan Rp5.580 miliar.
TBIG memiliki 40.691 penyewaan dan 21.666 sites telekomunikasi per 30 September 2022. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 21.553 menara telekomunikasi dan 113 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.578, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,88x.
“Di sembilan bulan pertama 2022, kami telah menambahkan 2.017 penyewaan ke dalam portofolio kami yang terdiri dari 1.173 sites telekomunikasi dan 844 kolokasi. Penambahan penyewaan bersih dari Group lebih rendah terutama karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom di awal tahun. Kami juga dengan senang hati melaporkan bahwa kami telah mencapai kesepakatan komersial untuk pembaruan penyewaan yang merupakan bagian dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali tahun 2012 dengan IOH dan yang berakhir pada Agustus 2022. Kami terus melakukan roll-out untuk pelanggan kami para operator telekomunikasi dan selain pesanan kami untuk menara dan kolokasi baru, kami telah melihat peningkatan pesanan build-to-suit untuk serat optik,” komentar Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.
Per 30 September 2022, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26.385 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp2.664 miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp710 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp25.675 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp1.954 miliar.
Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2022 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x. “Per akhir kuartal ketiga, 90% dari utang kami adalah obligasi berbunga tetap dalam mata uang lokal dan asing, Kami juga memiliki lindung nilai tambahan untuk suku bunga untuk melindungi pinjaman dengan suku bunga mengambang yang tersisa. Kami telah melihat biaya pembiayaan menyeluruh kami terus menurun menjadi 6,2% dari 7,0% pada akhir tahun 2021. Karena kami tidak memiliki amortisasi utang yang material selama 24 bulan ke depan, kami berharap untuk tetap relatif terlindungi dari situasi kenaikan suku bunga,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG.
Helmy menambahkan, “Meskipun pendapatan sembilan bulan kami telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, pada kuartal ketiga, kami telah melihat penurunan pendapatan bulanan kami dari IOH karena berakhirnya kontrak pendapatan USD kami yang merupakan bagian dari transaksi 2012 kami dengan IOH. Namun, sebagai bagian dari perjanjian, pendapatan kontrak kami yang telah terkunci telah meningkat. Kami terus bekerja bersama IOH saat mereka mengoptimalkan jaringan mereka dan memperluas jangkauan mereka di seluruh Indonesia,” tutupnya.(rls/idr)