Strategi Pengembangan Kewirausahaan

  • Bagikan
Pembukaan kegiatan workshop Strategi Pengembangan Kewirausahaan.

* Peran Wirausaha Milenial dan Media Pemasaran Digital dalam Mendukung Ekonomi Kreatif di Kabupaten Luwu Utara

Oleh: Rahmad Solling Hamid, SE., MM
(Tim Riset Dosen Universitas Muhammadiyah Palopo)


Menghadapi lingkungan bisnis yang semakin dinamis, kompleks dan kompetitif menuntut pelaku usaha mampu melakukan perubahan yang berorientasi pada penciptaan keunggulan bersaing berkelanjutan. Tidak dipungkiri lagi bahwa era revolusi industri 4.0 telah membawa manusia melakukan berbagai interaksi secara virtual. Pandemik COVID-19 telah memberikan pembuktian bahwa segala bentuk interaksi baik dari sudut pandang agama, sosial, ekonomi bisa terhubung melalui dunia virtual.

Perkembangan teknologi informasi telah banyak berperan penting dalam mendorong lahirnya beberapa konsep e-business salah satunya melalui pemanfaatan platform digital. Penggunaan platform ini telah terbukti meningkatkan kinerja bisnis wirausahawan. Generasi milenial merupakan bagian dari generasi yang dilahirkan pada era perkembangan teknologi. Generasi ini memiliki ekspektasi serta tingkat mobilitas yang tinggi dan mampu melahirkan inovasi dan kreatifitas. Generasi milenial dapat berubah menjadi generasi wirausaha terbesar karena kecerdasan mereka sebagai komunitas digital di dunia yang berpusat pada teknologi.

Melalui program hibah riset keilmuan Tahun 2021 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tim riset dosen Universitas Muhammadiyah Palopo yang terdiri dari Rahmad Solling Hamid, Imran Ukkas dan Goso berkolaborasi dengan Mitra LPTTG Malindo Luwu Utara melaksanakan kegiatan workshop Pengembangan Mindset Kewirausahaan berbasis digital dan kearifan lokal pada generasi milenial di Luwu Utara. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun mentalitas dan mindset wirausaha milenial khususnya dalam memanfaatkan potensi kearifan lokal dan perkembangan teknologi digital untuk aktivitas bisnis.

Direktur LPTTG MALINDO Luwu Utara Dr. Sakaruddin, M.Si dalam penyampaiaanya menekankan bahwa untuk menjadi wirausahawan sukses diperlukan komitmen yang kuat, keberanian, bekerja keras dan bertawakkal/berdoa. Intinya wirasuaha milenial perlu dibekali dengan modal hati, menurut beliau modal hati merupakan elemen utama yang sangat menentukan kesuksesan seseorang untuk berwirausaha. Selain itu tim peneliti juga menyampaiakan beberapa indikator penting yang menyangkut dengan manajemen wirausaha (aspek finansial teknologi, social media marketing dan kompetensi sumber daya manusia.

Informasi dari hasil riset mengenai kondisi perkembangan kewirausahaan yang dilakukan oleh generasi milenial di Kabupaten Luwu Utara. Pertama, mayoritas pelaku usaha milenial memilih bisnis kuliner. Menurut Kepala Dinas Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (DP2KUKM) Bapak Drs. H. Muh Kasrum, M.Si. pada tanggal 28 April 2022: “Sentra Bisnis Kuliner Luwu Utara merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi perekonomian yang sempat terpuruk akibat bencana banjir bandang dan pandemi Covid-19.

Selain itu, pemerintah telah berupaya membangun kerjasama dengan toko ritel seperti Indomaret dan Alfa Midi untuk memasarakan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha di Kabupaten Luwu Utara”. Selain itu pemerintah Luwu Utara juga terus berupaya untuk mendukung ketersediaan infrastruktur, modal usaha, pengembangan SDM bagi pelaku usaha. Namun demikian, infrastruktur digital di Luwu Utara masih belum optimal dalam menjangkau seluruh kalangan pelaku usaha yang ada di Luwu Utara.
Menurut Kepala Dinas Kominfo Bapak Ir. Arief R. Palallo, M.M. pada tanggal 28 April 2022: “Infrastruktur sangat berperan penting terhadap akselerasi dan pemerataan ekonomi daerah. Infrastruktur digital yang tersedia saat ini masih belum mampu menjangkau semua desa, kecamatan yang ada di Luwu Utara.

Dengan demikian rekomendasi hasil kegiatan riset yang telah dilakukan menyarankan beberapa poin penting. Pertama, untuk mencipatkan ekosistem kewirausahaan berbasis digital yang komprehensif dan implementatif bagi wirausaha milenial diperlukan kolaborasi kerjasama dan kemitraan yang erat antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, wirausaha milenial dan masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan suasana/iklim yang kondusif, memperkuat potensi, serta meciptakan program pemberdayaan yang berkelanjutan dalam menghadapi era digital 4.0.

Kedua, Mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur digital untuk mengembangkan aktivitas bisnis berbasis digital yang telah dirintis/dijalankan oleh generasi milenial. Ketiga, optimalisasi keberadaan LPTTG Malindo untuk mengubah masyarakat agar dapat memiliki keahlian (skill) serta merubah pola berpikir (mindset) pelaku usaha khususnya pada kelompok milenial.

Keempat, pembuatan media informasi terpadu berbasis digital yang dilindungi oleh pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan bagi pemerintah, perguruan tinggi, industri, wirausaha milenial dan masyarakat dalam memperoleh beragam informasi menganai rencana pembangunan ekonomi daerah.

Kelima, optimalisasi penggunaan media pemasaran digital E-MALL yang disiapkan oleh pemerintah daerah serta kerjasama dengan toko ritel (Alfa Mart dan Indomaret) dan Aplikasi Lincah Bos dalam mempromosikan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha milenial. Keenam, pemanfaatan program bantuan sosial dan KUR baik yang bersumber dari kementrian, pemerintah daerah, swasta dan industri perbankan untuk pengembangan usaha. (*)

  • Bagikan