MENGENALI FITNAH AKHIR ZAMAN MELALUI ESKATOLOGI ISLAM SERTA PERBEDAAN ANTARA ILMU NABI KHIDIR DAN ILMU DAJJAL

  • Bagikan

(BRAIN WASH = CONTROL POPULATION)

* OLEH: RUSDY MAISENG, SH

Setelah membaca judul tulisan diatas, maka yang pasti dibenak kita akan terlintas pertanyaan, apa hubungan antara Fitnah Dajjal atau Fitnah Akhir Zaman dan Ilmu Nabi Khidir.

Untuk itu penulis akan mencoba menarik benang merah agar nantinya kita semua dapat mengetahui, mengerti, serta mampu menterjemahkan mengenai situasi atau keadaan tertentu untuk bisa menjadi faham serta dapat mengambil langkah sebagaimana mestinya manusia yang masih punya kepedulian untuk bersikap, agar tetap berpegang teguh pada Ahklak dan Akidah jika saja situasi itu memang terjadi pada Zaman ini.

Di dalam Eskatologi ISLAM, seringkali kita temui penjelasan dan gambaran peringatan dari suatu zaman, yaitu salah satunya menjelaskan tentang fase ke empat dari lima fase kehidupan di Dunia ini. Dimana fase ke empat tersebut dinamakan fase Mulkan Jabariah atau abad kegelapan, namun berada pada keadaan yang paling Modern, yaitu ketika ketidakpedulian, kebodohan dan hilangnya keberanian pada manusia yang masih beriman makin merajalela, dan kebanyakan manusia disaat itu tidak lagi perduli untuk mengamalkan ajaran kebenaran, maka sesungguhnya saat itu merupakan tanda dunia di ambang kehancuran. Dimana manusia pada masa itu kebanyakan tahu akan sesuatu hal, namun karena ketakutannya untuk bersikap jujur, takut kehilangan pekerjaan, takut kehilangan upah, takut kehilangan jabatan, takut kehilangan popularitas, takut kehilangan harta, takut karena ancaman, hingga pada akhirnya manusia terus menerus memilih untuk diam atau bungkam dari pada harus berkata jujur terhadap kebenaran, maka sesungguhnya mereka mereka itulah kaum terburuk di akhir jaman.

Beberapa keadaan atau kejadian yang telah kita lalui bersama, bahkan keadaan tersebut membuat Dunia tersentak namun tidak banyak yang bisa kita perbuat, bahkan kita lebih cenderung mengikuti perintah tanpa sedikitpun mau bertanya ataupun berusaha mendapatkan penjelasan yang lebih rasional, sekalipun itu mencederai akal sehat kita. Melalui lembaga yang katanya The Holy Of The Holies atau yang suci dari yang suci dalam memformulasikan kesehatan Dunia, membuat kita tunduk dan takluk yang mengharuskan semua orang untuk ikut pada apa yang mereka perintahkan, tanpa peduli apakah itu bertentangan dengan Norma dan Akidah seseorang atau tidak. Namun dibalik semua itu bagi mereka yang masih mau menggunakan akal dan pikirannya terus menerus mencari jawaban bahkan mencoba memberi peringatan kepada manusia yang lain agar tetap berpikir bahwa dibalik ini semua kira kira apa yang akan terjadi.

Sesungguhnya prinsip dan ciri keilmuan Dajjal adalah manipulatif, intimidatif, propaganda, mengiming imingi dan terlalu mengendalikan untuk dapat menguasai manusia yang masih hidup dan menjadikannya seperti hewan peliharaan. Bagi mereka yang mengikutinya nampak seperti masih hidup, sebab masih dapat bernafas, berbicara serta berjalan sebagaimana lazimnya manusia, namun sesungguhnya mereka telah mati, sebab hati merek telah beku. Ilmu Dajjal akan selalu menawarkan atau memberikan pilihan kepada setiap manusia, yaitu pilihan antara Api atau Air, hidup atau mati, sehat atau sakit, sengsara atau nikmat. Artinya manusia akan diperdaya dengan tipuan dunia, apakah mereka akan ikut dengannya atau tidak mengikutinya.

Namun lain halnya dengan prinsip dan ciri Keilmuan Nabi KHIDIR, adalah segala sesuatu ketika yang disampaikan dapat dijadikan seperti tetesan air hujan yang turun dari langit hingga mampu menembus sampai ke dalam relung hati manusia dan menjadi dorongan untuk membentuk kehidupan, serta mampu mencairkan dan menghidupkan kembali hati yang telah mati dan beku. Memberikan dorongan kepada manusia untuk selalu berpikir dan membaca setiap tanda yang hadir disekitarnya.

Ilmu Pengetahuan Nabi KHIDIR tidak bersifat mekanikal atau menurut pada apa yang telah diprogramkan, lalu menyelesaikan semua materi yang disuguhkan dan harus mengikuti serta mengulanginya seperti putaran mesin, tanpa mau peduli darimana asal usul kebenaran pengetahuan tersebut, sehingga terkadang manusia menjadi lupa apabila sesungguhnya Iblis jauh lebih cerdas dalam memainkan atau menjalankan tipu daya ilmu pengetahuannya kepada seluruh Ummat Manusia. Untuk itu kebenaran dari sebuah ilmu pengetahuan sangat ditentukan dan ditekankan agar selalu dilahirkan dari hasil kejernihan berpikir semua orang. Itulah perbedaan antara Ilmu Nabi Khidir Alaihi Salam dan Ilmu Dajjal.

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam Ilmu Eskatologi Islam tentang hakikat kehidupan yang terhubung dengan tanda-tanda berupa keadaan, karakteristik dari mentalitas keimanan manusia, serta keadaan lain yang berlaku sebelum wujud nyata dari Dajjal itu sendiri muncul di muka Bumi.

Bahkan (Hadits Riwayat Ahmad 3/220) Rasulullah SAW pernah bersabda "Sebelum datangnya Dajjal, dunia dipenuhi dengan tahun tahun kedustaan. Orang yang jujur tidak dipercaya, sebaliknya para pendusta pun dipercaya. Orang orang yang amanah dituduh berhianat, yang sering berhianat malah dipercaya. Dan di tahun tahun itu ruwaibidhah akan banyak bicara". (Ruwaibidhah adalah orang-orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas).

Semua itu dapat difahami melalui tanda yang ada, baik sebelum, sedang ataupun sesudah terjadinya hari kiamat yang tak lain tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan keimanan manusia terhadap Sang Pencipta. itulah sebabnya mengapa Ilmu Eskatologi Islam disebut Ilmu Akhir Zaman, sebab mempelajari tentang Hari Akhir Kehidupan atau al-Qiyamah. Eskatologi Islam sangat berhubungan dengan salah satu Aqidah Islam, yaitu meyakini adanya hari Akhir, Kematian, Kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah), Padang Mahsyar, Pengadilan Akhir, Surga, Neraka, dan bagaimana nasib seluruh manusia diputuskan dihadapan Sang Pencipta.

Lantas bagaimana kita bisa menjelaskan kepada orang orang bahwa andai saja Dajjal telah melakukan tipu muslihatnya dengan berbagai macam cara yang seakan akan seluruh ummat manusia sedang diuji OLEH TUHANNYA, padahal justru yang sedang terjadi bukanlah ujian, namun adalah serangan mentalitas atau tipu daya lewat propaganda ketakutan yang membuat pikiran manusia menjadi tidak lagi aktif sebagaimana mestinya dan membiarkan hal tersebut merontokkan nilai-nilai keimanan, serta sekaligus mencoba menghilangkan nilai nilai kemanusiaan, hingga pada akhirnya kita menjadi pasrah dan tak tahu lagi cara untuk menghadapinya.

Bukankah bahwa setiap Nabi yang pernah ada dimasanya telah memperingatkan kepada seluruh ummatnya tentang apa yang dimaksud dengan Fitnah Dajjal serta kerusakan apa yang akan ditimbulkannya. Di jelaskan dalam Ilmu Akhir Zaman bahwa Dajjal adalah sosok yang berbentuk manusia namun melihat hanya dengan mata kirinya, sebab dia buta dengan mata kanannya dan nampak seperti anggur yang menonjol. Tepat pada dahinya terdapat kata atau tulisan KAFIR. Namun setiap Mukmin (orang orang yang masih percaya dan menjalankan ajaran Kebenaran dari ALLAH SUBHANA WATAALA serta RASULNYA) pasti akan bisa membaca tanda tersebut, terlepas apakah mukmin tersebut bisa membaca atau tidak, namun yang pasti dia bisa membacanya. Sebab yang diperlukan untuk membaca tanda tersebut adalah mata hati atau mata ke tiga, bukan dengan mata telanjang. Kecuali seseorang buta secara internal (buta hati atau buta bathin), maka orang itu takkan bisa memahami Dunia di Akhir Zaman.

"Lebih dari itu, Allah berfirman" Siapa saja yang buta di dunia ini, akan buta di dunia dan akhirat. Dan akan lebih sesat lagi." Buta yang dimaksudkan disini adalah mereka yang tidak mau menggunakan atau tidak mampu melihat atau merasakan dengan mata batinnya.

Tentu kita tidak menginginkan disaat kita menghadap KEPADA ALLAH SWT dalam kondisi seperti itu, sebab sangat menyedihkan. Bahkan kebanyakan manusia saat itu akan dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam, yang disebabkan mereka punya mata tapi tidak mampu melihat. Punya telinga tapi tidak mau mendengar, punya hati atau akal namun tidak mau menggunakannya. Manusia saat itu diibaratkan seperti binatang ternak. Dan ini menjadi fakta, bahwa Iman Islam tidak sekedar menyembah secara buta, akan tetapi selalu ditekankan untuk melihat, mendengar sekaligus berpikir atau menggunakan nalar bagi pengikutnya. Sehingga manusia mampu menembus dan menemukan penjelasannya secara logis tentang hidup, memberikan pemahaman akan pengetahuan agar tidak menjadi sesat, menjelaskan tentang dasar psikologi manusia, yang pada akhirnya bisa mengerti bahwa mengapa AL QUR'AN dikatakan KITAB TER-AGUNG, atau "The Holy Qur'an"

Menyatukan kembali orang orang yang telah terpapar cuci otak rasanya sangatlah sulit, mereka akan menari mengikuti orkestrasi yang sedang dimainkan. Orkestrasi semacam ini akan terus menerus dipentaskan bila mana seluruh manusia masih saja tidak menjadi sadar dan masih saja percaya bahwa semua itu adalah kebenaran yang bersumber dari pengetahuan sekularisme barat moderen yang sangat manipulatif, serta lebih mengutamakan dan menilai kemajuan pada segi materialistik, padahal sangat bertentangan dengan pengetahuan seorang mukminin yang taat, yang bersumber dari Al QUR'AN dan HADITS yaitu mengukur kemajuan itu dari seberapa besar KEIMANAN serta KESETIAANNYA KEPADA ALLAH SUBHANA WATAALA dan RASUL-NYA. Saya yakin jika hal semacam ini akan terus menerus dimainkan sampai kepada seluruh ummat manusia menjadi tunduk dan taat kepada mereka. Padahal yang manusia butuhkan hanyalah bangun dan sadar bahwa sesungguhnya Dajjal telah menunggangi kita semua melalui fitnahnya agar kita semua berjalan menuju ke Neraka Jahannam.

Sebuah rangkaian kejadian yang sangat luar biasa, hingga banyak dari manusia menjadi terjebak, tak sadar, hingga percaya dan sangat yakin bila hal ini memang benar-benar terjadi. Bahkan ironisnya lagi, dengan serangan tersebut, kita telah membiarkan sebuah peraturan yang dibuat oleh manusia untuk mengendalikan kita dan mengganti peraturan Tuhan dirumah Tuhan itu sendiri. Beribadah berjarak dan tetap menggunakan masker, sekalipun dalil pembenarannya tidak satupun ditemukan dalam Al Qur'an dan Al Hadits. Melakukan salaman tanpa menjabat tangan, membatasi bahkan sangat terkesan melarang melaksanakan kunjungan silaturahmi, padaha silaturrahim sangat dianjurkan dalam Iman Islam.

Melakukan semua rutinitas menjadi daring yang dampaknya adalah membuat Negeri ini menjadi sangat terbuka bagi ruang informasi yang seharusnya tertutup terutama pada lembaga atau Institusi Pemerintahan. Memberikan keleluasaan terhadap Negara lain yang mempunyai kapasitas tekhnologi yang lebih modern dalam hal mempelajari dan menyerap segala informasi yang ada pada kita, sehingga kitapun tak sadar bila sesungguhnya kita telah terperangkap pada situasi Proxy War atau perang yang bukan konvensional, melainkan perang yang dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan sumber daya yang kita miliki melalui tekhnologi. Apakah semua ini telah dipikirkan. Saya berharap dalam hal ini saya keliru melihatnya.

Demikian uraian singkat ini, mudah mudahan kita semua dapat mengerti serta tetap teguh dalam nilai nilai keimanan kita serta tak henti-hentinya Ber-Doa dan berharap agar dijauhkan dari Fitnah Dajjal atau Fitnah Akhir Zaman.

Akhir Kalam; ALLAH SUBHANA WATAALA BERFIRMAN, " Tidakkah kamu mendengar, Tidakkah kamu melihat, Tidakkah kamu berpikir" Semua ini menunjukkan bukti bahwa begitu pentingnya seseorang menggunakan perisai pengetahuan yang diberikan kepada Ummat manusia yang Beriman. MAHA SUCI ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN-NYA. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu. (*)

Palopo 4 Desember 2022

  • Bagikan

Exit mobile version