Kepsek SD Telkom, Hardy.
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sekolah Dasar (SD) Telkom Makassar akan menggelar Pekan Olahraga Seni (Porseni).
Kegiatan yang merupakan wadah penyaluran bakat dan hobi ini, akan dilaksanakan mulai 12-14 Desember 2022 di sekolah yang beralamat Jl Andi Pangeran Pettarani, Makassar.
Menurut Kepala Sekolah SD Telkom Makassar, Hardy, Minggu, 11 Desember 2022, Porseni 2022 kali ini, merupakan ajang untuk kembali mempopulerkan permainan tradisional.
''Permainan tradisional merupakan permainan yang sangat seru dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Melalui permainan tradisional, siswa dapat berkreasi serta dapat berbaur satu sama lain,'' beber Hardy, yamg merupakan alumni S2 IAIN Palopo ini.
Menurutnya, ia melihat, permainan tradisional semakin lama semakin dilupakan di jaman milenial saat ini. Di mana katanya, dengan semakin berkembangnya teknologi, membuat siswa lebih memilih permainan modern, seperti game online, yang sangat marak.
''Dengan Porseni ini, tidak membuat 𝗦𝗗 𝗧𝗲𝗹𝗸𝗼𝗺 𝗠𝗮𝗸𝗮𝘀𝘀𝗮𝗿 menjadi lupa akan permainan tradisional,'' katanya.
SD Telkom yang merupakan 𝘚𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘔𝘪𝘭𝘦𝘯𝘪𝘢𝘭, mengangkat kembali dan memperkenalkan berbagai permainan serta kesenian tradisional kepada siswa melalui kegiatan 𝗣𝗼𝗿𝘀𝗲𝗻i 𝗦𝗲𝗺𝗲𝘀𝘁𝗲𝗿 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗶𝗹 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗣𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟮/𝟮𝟬𝟮𝟯.
Sekolah mengajak siswa beserta orang tuanya untuk mencintai kembali permainan tradisional serta segala sesuatu yang berkenaan dengan unsur kedaerahan (𝘭𝘰𝘤𝘢𝘭 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘦𝘯𝘵).
Permainan tradisional merupakan salah satu bagian dari ragam kebudayaan yang tumbuh di Indonesia. Sebelum gempuran perkembangan teknologi muncul, aneka permainan tradisional sempat mewarnai kehidupan anak-anak Indonesia.
Ditambahkan, adapun permainan tradisional yang dilombakan dalam Porseni SD Telkom Makassar adalah 𝘣𝘢𝘬𝘪𝘢𝘬/𝘵𝘦𝘳𝘰𝘮𝘱𝘢𝘩, 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘱 𝘣𝘢𝘯, 𝘣𝘰𝘪-𝘣𝘰𝘪𝘢𝘯, 𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨-𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨/𝘩𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨, 𝘦𝘨𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘵𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢, 𝘥𝘦𝘯𝘥𝘦’-𝘥𝘦𝘯𝘥𝘦’/𝘦𝘯𝘨𝘬𝘭𝘦𝘬 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘶𝘭𝘢𝘳 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢.
''Permainan dan kesenian tradisional sengaja dipilih untuk mengangkat unsur kedaerahan sekaligus mengedepankan penggunaan bahasa daerah dalam lomba berbau seninya, seperti baca puisi daerah dan menyanyikan lagu daerah sekaligus memutar musik daerah selama acara berlangsung,'' katanya lagi.
Kesemuanya itu, sebutnya, untuk memberi gambaran atau mengedukasi siswa akan kearifan lokal yang telah ada sejak dulu dan membuat mereka kembali ke habitat sebenarnya anak-anak. Yaitu, bermain bersama dan berbaur dengan alam. (*/rls/pp)