Tembus Semifinal, Yalla, Maroko!

  • Bagikan
BERSEJARAH: Kiper Maroko Yassien Bounou merayakan kemenangan atas Portugal di Stadion Al Thumama, Doha (10/12). (AFP)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, QATAR-- Ruang ganti Maroko sungguh multinasional. Ada yang lahir dan besar Prancis, ada pula yang di Spanyol, Belanda, Kanada, selain tentu di Maroko sendiri.

Tak semuanya juga bisa berbahasa Arab dan Prancis, dua bahasa utama di negeri yang terletak di tepi Laut Mediterania di bagian utara Afrika tersebut. Dengan latar yang beragam seperti itu, otomatis pemahaman dan pendekatan setiap pemain terhadap sepak bola tentu juga tak sama.

Jadi, bisa dibayangkan betapa besar tantangan Walid Regragui. Tapi, keberhasilan pelatih 47 tahun itu mengatasi tantangan tersebut akhirnya berbuah raihan bersejarah: Singa Atlas menjadi tim Afrika pertama yang berhasil menembus semifinal. Keberhasilan tersebut dicatat berkat kemenangan 1-0 atas Portugal pada perempat final Sabtu, 10 Desember 2022 malam Wita.

Regragui berhasil meleburkan batas-batas antar pemain. Dengan pendekatan personal yang intens, dia menjadi kawan, kakak, atau bapak bagi anggota skuadnya.

Hakim Ziyech, misalnya. Dari seorang pemain terbuang di era kepelatihan sebelumnya, pemain Chelsea tersebut tumbuh menjadi salah satu pilar Singa Atlas di Qatar dengan sumbangan 1 gol dan 1 umpan gol sejauh ini.

Buah dari kekompakan dan soliditas itu, ditambah kematangan banyak anggota skuad yang merumput di Eropa, Maroko tumbuh menjadi tim yang percaya diri bisa mengimbangi tim mana saja.

”Afrika kembali diperhitungkan mulai sekarang. Sebelum laga (melawan Portugal, Red), aku katakan kepada para pemain bahwa kami memiliki mentalitas untuk menciptakan sejarah,” papar Regragui seperti dikutip AFP.

Ada Yassine Bounou di bawah gawang dan di depannya, Achraf Hakimi serta Romain Saiss, menjadi komandan benteng. Sofyan Amrabat adalah pelindung pertahanan yang kukuh dan Ziyech menjadi sumber kreativitas dari tepi lapangan.

Spirit kebersamaan Maroko yang tinggi membuat semua pemain bisa mengeluarkan hal terbaik yang mereka miliki. Itu diperkuat dukungan menggelora dari tribun.

Kedekatan geografis Qatar dari Maroko membuat puluhan ribu pendukung setia Singa Atlas selalu memenuhi stadion. Di setiap Maroko berlaga, terdengar anthem mereka ”Allez Maghreb” atau ”Yalla, Morocco” yang artinya kira-kira sama: ”Ayo, Maroko!”

Itulah yang membuat semangat pemain kian berkobar. Di sisi lain, pemain lawan sedikit kesulitan untuk berkomunikasi lantaran kebisingan yang ditimbulkan.

Di semifinal yang akan berlangsung pada Kamis (15/12) dini hari WIB, Prancis telah menunggu. Di negeri ini banyak penggawa Singa Atlas yang lahir atau bermain. Regragui dan Saiss termasuk di dalamnya. Hakimi juga kini membela klub besar negeri yang dulu menjajah Maroko itu: PSG.

Tapi, itu semua tak akan menghentikan Singa Atlas untuk terus mengaum. Mencetak sejarah dengan menembus semifinal. Menggapai yang lebih tinggi dari itu? Kenapa tidak!

”Sungguh tidak bisa dipercaya dan seperti mimpi kami berada di semifinal. Kami pantas mendapatkannya, 1.000 persen. Bagaimana kami berjuang dan bagaimana kami bermain dengan hati untuk negara kami,” kata Sofyan Amrabat, gelandang Maroko. (JP/PP)

  • Bagikan