PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA---Jika tidak ada aral melintang Minggu malam ini sekira pukul 22.00 WIB, tim Argentina dan Prancis tampil di laga final Piala dunia Qatar 2022. Wakil Bupati Luwu Syukur Bijak menjagokan tim Argentina yang akan mengangkat tropy piala dunia tahun ini
" Nanti kita akan menyaksikan laga final yang mempertemukan Argentina dan Prancis. Ini adalah partai yang sangat dinantikan pencinta sepak bola karena inilah partai paling ideal di final piala dunia tahun ini.Keduanya memang punya peluang yang sama. Namun demikian saya menjagokan tim Tango Argentina. " Ungkap Syukur Bijak.
SBj, panggilan akrab Syukur bijak mengatakan, dirinya mendukung Argentina karena skuad tim berjuluk Albiceleste ini diperkuat pemain matang dan berpengalaman. Apalagi pada lini depan diperkuat sejumlah penyerang yang dikomandoi Lionel Messi.
" Argentina beberapa pemain berposisi penyerang yang sangat kuat. Ada Lionel Messi, Julian Alvarez, Joaquin Correa, Angel Di Maria, Paulo Dybala, Nico Gonzalez, Lautaro Martinez. Lionel Messi adalah sosok paling berpengaruh saat ini di tim Argentina. Tahun ini saya yakin Argentina juara di Qatar dengan mengatasi Prancis lewat adu pinalti " Kata Wakil Bupati Luwu dua periode ini.
Jika tidak ada aral melintang partai final piala dunia Qatar 2022 yang akan mempertemukan 2 tim raksasa sepak bola dunia akan digelar Minggu (18/12/2022) Pukul 22.00 WIB, di Stadion Lusail di Kota Lusail yang berjarak 20 KM dari Doha, Ibukota Qatar. Pertemuan antara Prancis dan Argentina merupakan partai bergengsi..
Kedua tim tangguh yang melaju ke final ini ingin mencetak sejarah diajang Piala dunia Qatar 2022. Argentina bersama Leonel Messi ingin mengukir sejarah sebagai juara dunia 3 kali, yaitu pada tahun 1978, 1986 dan Tahun 2022 di Qatar 2022. Messi juga punya kepentingan ingin mengangkat tropy piala dunia.
Sementara itu, tim Prancis juga ingin mencetak sejarah di piala dunia Qatar tahun 2022 ini, yaitu ingin menjadi tim pertama dalam 60 tahun terakhir yang menjuarai Piala Dunia dua kali secara beruntun setelah Brazil melakukannya pada 1958 dan 1962. (andrie islamuddin)