PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kabar tak sedap bagi masyarakat Indonesia yang ingin menunaikan ibadah umrah. Biaya umrah diprediksi bakal naik. Sebab, tarif sewa hotel di Makkah dan Madinah terus meroket. Bahkan, ada yang kenaikannya mencapai 300 persen. Meski demikian, hampir semua hotel di Tanah Suci terisi.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M. Nur, 1 Januari 2023.
Dia menyatakan, animo masyarakat dunia untuk menjalankan ibadah umrah terus meningkat.
Itu menyebabkan harga tiket pesawat dan tarif sewa hotel di Saudi naik. ’’Tingkat hunian hotel di Makkah dan Madinah sampai saat ini masih tinggi. Semua hotel menyatakan fully booked. Hal ini mengakibatkan penyelenggara perjalanan ibadah umrah kesulitan untuk mendapatkan kamar hotel,” katanya. Dia menyebut kejadian itu baru kali pertama dalam sejarah.
Sebenarnya high season telah dimulai November lalu. ’’Hampir semua biro travel tidak mendapat kamar hotel untuk Desember. Padahal, pemesanan dilakukan mulai September, Oktober, dan November,” ceritanya. Karena permintaan yang tinggi itu, tarif hotel melambung hingga 300 persen. Tingginya permintaan hotel tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan yang ada.
Firman mengatakan, saat ini hotel-hotel di Saudi membuat kebijakan reservasi grup tidak sebanyak sebelum pandemi. Hotel hanya bisa memberikan reservasi sebanyak 60 persen dari kuota sebelumnya. ’’Kami berharap masyarakat memaklumi kondisi saat ini yang begitu berat bagi penyelenggara perjalanan ibadah umrah untuk tetap dapat memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.
Sekjen AMPHURI Farid Aljawi menyarankan pelaku usaha perjalanan ibadah umrah menyampaikan kondisi saat ini kepada calon jemaah masing-masing. Dia meminta penyelenggara usaha untuk bermusyawarah dengan calon jemaah.
’’Jika memang harus menambah biaya, harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya,” sarannya.
Begitu pula ketika harus mengubah hotel, sebaiknya disosialisasikan kepada calon jemaah. ’’Jika ada perubahan program dan harga, penyelenggara bisa menawarkan program tersebut dengan komitmen baru yang disetujui calon jemaah,” imbuhnya. (jp/pp)