dr. Hendrik Sulo bersama Ketua Tim Baksos RS. Siloam/UPH Prof .dr .Eka J. Wahjoepramono dan dr. Hendrik Kala' Timang . --albert tinus--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID,RANTEPAO - dr. Hendrik Sulo,staf pengajar UPH-RS Siloam dan pengurus Yayasan Kesehatan Gereja Toraja (YKGT) mengapresiasi bakti sosial (Baksos) dari Tim RS.Siloam /UPH Jakarta atas kehadirannya di Toraja.
Bakti sosial (Baksos) dipimpin Ketua Tim dari RS. Siloam Jakarta Prof .dr .Eka J. Wahjoepramono bersama 24 timnya dari Jakarta.
dr.Hendrik Sulo menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para dokter dari RS. Siloam/ Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk melakukan Baksos diantaranya seminar keperawatan kegawatdaruratan dan kedokteran,serta melaksanakan operasi bedah saraf dan bedah plastik di RS. Elim Rantepao.
Terkait hal tersebut,dr.Hendrik Sulo mengatakan jadi bakti sosial (Baksos) yang dilaksanakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta bekerjasama dengan bagian neorologi atau ahli bedah saraf Makassar, gunanya untuk memotivasi Toraja Utara sedapat mungkin RS. Elim Rantepao,RSU. Pongtiku atau RSU Lakipadada Tana Toraja, bisa memungkinkan untuk melengkapi fasilitas baik sumberdaya manusia (SDM) dan peralatannya untuk bisa melaksanakan tindakan -tindakan pada saraf .
"Kita ketahui Toraja itu sangat tinggi kansnya dengan kasus-kasus terkait dengan bedah saraf, misalnya stroke perdarahan, kecelakaan itukan mesti di rujuk ke Makassar, sementara jarak Toraja dan Makassar itukan jauh, jadi tidak memungkinkan untuk rujukan sehinggah nantinya jika ada pelayanan bedah saraf akan mengurangi kematian akibat kecelakaan atau stroke yang di kepala," ungkapnya Jumat, 13 Januari 2023.
Lebih jauh dr. Hendrik Sulo jelaskan kehadiran Tim dari Universitas Pelita Harapan (UPH) berusaha agar Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja dapat membuka fakultas kedokteran, karena kita ketahui saat ini salahsatu program pemerintah Kementrian Kesehatan sedapat mungkin membuat fakultas kedokteran dimana-mana dan sebanyak mungkin untuk memproduksi dokter lalu bertugas di tempat daerahnya masing-masing .
"Posisinya sangat strategis,kenapa UKI Toraja sudah Universitas kemudian ada juga Rumah Sakitnya,dan posisinya juga di tengah Sulawesi Selatan.Jadi bukan hanya orang Toraja saja nantinya,tapi bisa untuk calon -calon dokter dari kabupaten tetangga seperti dari Enrekang,Pinrang, Sidrap dan dari Luwu Raya dan tidak menutup kemungkinan dari Indonesia timur yang lainnya yang belum ada Fakultas kedokterannya.Untuk bisa hadir di sini (Toraja) dan menjadi dokter dan kembali ke daerahnya untuk memberikan pelayanan "
Untuk diketahui saat ini kita sedang melaksanakan satu tindakan operasi pemasangan san kasus hydrosafalus ini sedang berjalan di Rumah Sakit Elim Rantepao.
"Nah ini salahsatu bukti bahwa sebenarnya dengan keberadaan fasilitas rumah sakit Elim Rantepao ini , sebenarnya bisa melakukan tindakan -tindakan yang terkait dengan operasi -operasi yang dikepala ,namun yang menjadi persoalan adalah sumberdaya manusianya (SDM). Harapan kita nanti, mudah -mudahan ke depan ada Putra-putri Toraja yang bisa di rekomendasikan untuk menjadi spesialis bedah saraf dan bisa pulang kembali mengabdi di kampung halamannya dan untuk masyarakat Toraja," pungkas dr. Hendrik Sulo.(albert tinus)