Penulis: Imelda Rosa
(Mahasiswa Doktoral Jurusan Ilmu Pertanian
Universitas Muhammadiyah Malang)
DIGITALISASI pertanian dapat diartikan sebagai penerapan teknologi informasi dan komunikasi melalui gawai, jaringan, jasa dan aplikasi pada sektor pertanian. Adapun tujuannya adalah untuk membantu para pelaku sektor pertanian dalam mengambil keputusan dan memanfaatkan sumber daya, selain itu dengan penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Kesuksesan digitalisasi pertanian sangat ditentukan oleh usia dan tingkat pendidikan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin muda usia para pelaku sektor pertanian maka akan semakin terbuka untuk mengadopsi teknologi. Saat ini Teknologi dibidang pertanian sudah banyak muncul salah satunya adalah Aplikasi SIMLUHTAN.
Aplikasi SIMLUHTAN merupakan Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian yang menyajikan database tentang kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan dan kelembagaan pelaku utama yang berbasis web (online) yang dapat diakses oleh semua pihak baik penyuluh, petani, peneliti maupun masyarakat luas. Data kelembagaan penyuluhan dari tingkat (provinsi, kabupaten/kota sampai kecamatan. Ketenagaan penyuluhan pertanian (penyuluh pertanian PNS, CPNS penyuluh pertanian, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TPP), dan penyuluh pertanian Swadaya). Sedangkan kelembagaan pelaku utama/petani (kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan kelembagaan ekonomi petani/badan usaha milik petani) semua dapat dikelola dengan perangkat lunak ini.
Tujuan dibangunnya sistem ini adalah untuk meningkatkan kinerja manajemen Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. sehingga laporan, rekapitulasi dan distribusi menurut Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) baik pusat maupun Badan Kordinasi (Bakor) Penyuluhan Pertanian provinsi dan Lembaga Pelaksanan Penyuluhan diKabupaten, bahkan di kecamatan dapat dimonitor dengan baik.
Sejak pertama kali dirilis pada tahun 2014 sampai sekarang aplikasi SIMLUHTAN terus mengalami pengembangan yang telah dan sedang dilakukan sampai dengan desember 2021 mulai dari integrasi data, pemanfaatan data, redesign simluhtan, mobile android dan ditahun 2022 sudah dilaunching aplikasi simluhtan yang terbaru, bentuk tampilan serta fiturnya mengalami perubahan agar pengguna lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi ini. Saat ini aplikasi simluhtan sudah terintegrasi dengan dukcapil artinya data petani berdasarkan Nomor Induk Kepedudukan (NIK) dan aplikasi ini juga sudah terintegrasi dengan aplikasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yaitu kaitannya dengan pemberian bantuan pupuk bersubsidi oleh pemerintah.
Penggunaan aplikasi SIMLUHTAN ditengah kemajuan teknologi saat ini, diharapkan mampu menjadi big data pertanian, yang dapat membantu dalam pelaksanaan program-program pemerintah, walaupun tantangan kedepannya sangat berat dalam penggunaan teknologi digital ini karena masih banyak yang belum bisa mengaksesnya terutama didaerah-daerah yang terpencil, dikarenakan infrastuktur yang belum memadai, tetapi kita harus selalu optimis untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju. (*)