Nampak Prof Dr H Kaharuddin, M.Hum usai Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Linguistik pada Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia Makassar pada Rapat Senat Terbuka Luar Biasa UMI Makassar, foto bersama, Selasa 17 Januari 2023. --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Penutur bahasa daerah yang menjauh dari bahasanya sendiri menjadi tanda ancaman punahnya bahasa daerah itu sendiri.
Selain itu, terdapat dua dampak penetrasi bahasa dalam era komunikasi digital, yaitu dampak positif, penetrasi bahasa memiliki positive effect terhadap bertambahnya perbendaharaan kosakata dalam bahasa daerah yang terpentrasi akibat pemakaian kosakata tersebut meluas penggunaannya dalam pergaulan sehari-hari.
Demikian pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Linguistik pada Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia Makassar Prof Dr H Kaharuddin, M.Hum, disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Luar Biasa UMI Makassar, Selasa 17 Januari 2023.
Dijelaskan, dampak negatif atau negative effect berakibat pada berkurangnya frekuensi penggunaan kosakata tertentu karena terjadi pergeseran posisi unsur lama dan secara perlahan unsur lama dilupakan yang akhirnya dapat menjadi kosakata yang tidak lagi dikenal oleh generasi berikutnya.
Musnahnya suatu bahasa dalam satu atau dua generasi mungkin saja terjadi apabila ada faktor luar bahasa yang mendorong hal itu terjadi, seperti pengembangan bahasa Indonesia merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi frekuensi penggunaan bahasa daerah katanya.
Penggunaan itu dapat dilihat pada anak yang baru mengenal bahasa. Kebanyakan mereka menggunakan bahasa Indonesia, karena bahasa itu dianggapnya sebagai bahan yang berharga.
Menjauh dari bahasanya sendiri dimaksudkan, bahwa penutur suatu bahasa/dialek secara barangsur-angsur menggunakan bahasa lain, oleh karena dianggapnya bahasa itu lebih berprestise daripada bahasanya sendiri. Kondisi ini pada akhirnya bahasa daerah dapat tergeser kedudukannya sebagai bahasa ibu, ungkapnya.
Hal ini banyak ditemukan pada masyarakat Bugis-Makassar, namun kurang terjadi pada masyarakat Jawa Karena bahasa Jawa umumnya masih memiliki nilai prestise dibandingkan bahasa daerah lainnya. Akibat lain dari kontak bahasa itu adalah terjadinya penetrasi bahasa, karena adanya pembauran kelompok penutur bahasa, dan keheterogenan masyarakat di dalam suatu wilayah yang sama.
Masyarakat heterogen adalah masyarakat yang hidup bersama dalam suatu wilayah dengan latar sosial dan budaya yang berbeda. Corak masyarakat seperti itu mempengaruhi situasi kebahasaan dalam wilayah tersebut, antara lain pengaruh itu dapat menimbulkan penetrasi bahasa, katanya.
Penetrasi bahasa dapat terjadi pada tataran bahasa. Tataran kebahasaan yang menyusup itu, bukan saja fonologis, morfologis, melainkan tataran semantik pun dapat tersusupi dalam sebuah bahasa/dialek.
Pada acara pengukuhan Guru Besar Prof Kaharuddin, turut di kukuhkan dua Guru Besar UMI Makassar lainnya yakni Prof Lauddin Marsuni di bidang Hukum Tata Negara dan Prof Abdul Rahman di bidang Ilmu Hukum. (*/pp)