Andi Amran Sulaiman: Jadikan UMKM Tumbuh Eksponensial

  • Bagikan

Ketua Umum IKA UNHAS Andi Amran Sulaiman berdialog dengan pelaku UMKM saat Temu Bisnis UMKM di AAS Building, Makassar, Sabtu (28/01/23). FOTO: Ist

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR—AAS Foundation dan IKA UNHAS turut memikirkan dan berbuat untuk mendongkrak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) supaya Tumbuh Eksponensial sehingga percepatan peningkatan produksi, pendapatan dan keuntungan juga naik secara eksponensial.

Tumbuh Eksponensial merupakan format yang digagas Ketua Umum IKA UNHAS, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP (AAS )sebagai landasan bergerak untuk mencapai goal pelaku bisnis UMKM. Tumbuh eksponensial telah dipratikkan pada proses pertumbuhan PT. Tiran yang kini merambah berbagai bidang usaha.

‘’Kita Jadikan UMKM Tumbuh Eksponensial,’’ kata Ketua Umum IKA UNHAS, saat ngobrol santai di Sekretariat IKA UNHAS Sulsel, Senin (30/01/23).

Tumbuh eksponensial yang dimaksud merujuk pada pengertian bahwa bisnis UMKM harus tumbuh berlipat ganda sesuai angka eksponen. Pertumbuhan eksponensial bukan pertumbuhan biasa dan tidak mengikuti deret angka, misalnya dari angka 1 naik menjadi 2, lalu 3 dan seterusnya. Eksponesnial diartikan sebagai pelaku bisnis UMKM tumbuh melebihi cara-cara biasa.

Panitia dan Tim Busimess Matching foto bersama dengan Sekretaris Dinas Perdagangan Sulsel, Indrajaya dan Sekretaris Dinas Koperasi. FOTO: Ist

Secara sedehana, tumbuh eksponensial dapat digambarkan bila suatu UMKM memiliki produksi 1.000 kg (1 ton) kopi pertahun dan ingin tumbuh eksponesial dengan angka eksponen 2, maka hasilnya atau produksinya adalah 1.000. X 1.000= 1.000.000 kg atau 1.000 ton. Dapat dibayangkan berapa besar produksi yang dihasilkan kalau angka eksponennya 3, 4, 5 dan seterusnya?

Bandingkan hasilnya kalau pertumbuhan usahanya tidak eksponensial? Hasilnya adalah 1.000 kg tumbuh menjadi 2.000 kg, lalu naik 3.000 kg atau 3 ton dan seterusnya. Perbedaannya sangat jauh. Bagaimana supaya UMKM tumbuh eksponensial?

Di sinilah AAS Foundation dan IKA UNHAS di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman tertantang merealisasikan UMKM Tumbuh Eksponensial sekaligus mendorong UMKM naik kelas.
Data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulsel tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah UMKM mencapai 1.574.446, terdiri usaha mikro 1.456.543, usaha kecil 114.718 dan usaha menengah 3.185.

Keterlibatan AAS Foundation dan IKA UNHAS di dalam kegiatan UMKM, maka akan terjadi scale up yang berarti perusahaan mengalami pertumbuhan tinggi setelah melewati banyak hal, terutama tantangan, memiliki beberapa kesuksesan yang mengesankan dan siap berkembang ke tingkat berikutnya. Ketuu Anndi Amran Sulaiman menyebutnya sederhana; Tumbuh Eksponensial dan hasilnya sudah terbukti. Tim AAS Foundation-IKA UNHAS pun mulai mengaplikasikannya.

Tim Business Matching juga bergerak cepat dan telah melakukan klaster UMKM yang secara berkelanjutan akan dibedah ekosistemya. Klasterisasi itu menurut koordinator Tim, Huba Padha terdiri atas lima, yakni klaster (1) Makan-Minum (Mamin), (2). Farmasi dan Kosmetik (Farmikom), (3) Industri Kreatif, (4). Produk Unggulan dan (5). Agro.

Andi Amran Sulaiman foto bersama dengan pelaku UMKM di AAS Building, Sabtu (28/01/23). FOTO: Syahdar

NGOBROL SANTAI
Diskusi tentang Pertumbuhan Eksponensial telah berlangsung santai di Sekrtariat IKA UNHAS, AAS Building, Senin sore (30/01/23). Ketua Umum yang juga owner Tiran Group yang yang bergabung di sekretariat kembali mengarahkan Tim “Business Matching” yang baru saja melakukan rapat pemantapan persiapan kegiatan Business Matching, Sabtu (4/01/23). Karena temanya ngobrol santai, maka tak jarang pembicaraan diselingi dengan gelak tawa.

‘’Nanti kita bedah persoalan UMKM dari hulu hingga ke hilir. Kita telusuri kaki-kaki yang menjadi penopang di hulu, apakah petaninya, nelayan, buruh angkut dan seterusnya. Didata berapa jumlahnya, apa saja kebutuhannya. Kita data semua, berdasarkan ekosistemnya, seperti usaha Bu Citra,’’ kata Ketum AAS.

AAS Foundation dan IKA UNHAS dan tim, jelas AAS, membedah pasarnya. Apa persoalannya. Produk ekspor di mana persoalannya, yang dalam negeri apa masalah. Bagaimana kualitas produknya, kontinuitasnya, volumenya, tenaga kerja, modalnya, regulasinya, sikap atau karakter pengusahanya. ‘’Semua kita bedah dan temukan solusinya. Kalau butuh modal, kita libatkan perbankan dan jadi penjaminnya,’’ kata Menteri Pertanian RI periode 2014 – 2019. Ia tampak bersemangat segera merelisasikan rencana UMKM Tumbuh Eksponensial.

Sementara itu, Citra Wahyuni yang dijadikan contoh oleh Ketum adalah pemilik satu unit kapal penangkap ikan yang saat ini hanya mampu menangkap 30 ton sebulan (dua kali penangkapan). Untuk mencukupi isi kontainer 20 feet, ia membeli hasil tangkapan nelayan.

Kalau ada 30 kapal penangkap ikan, maka hasilnya bisa mencapai 900 ton per bulan. Belum termasuk tangkapan nelayan lainnya. ’’Kita bantu untuk pengadaan kapal tapi saya bilang jangan Bu Citra sendirian karena pasti sulit membayar kredit. Nanti susah, tapi dibagi ke nelayan lain yang telah memiliki kapal,’’ kata Ketum.

Pada Temu Bisnis UMKM Sabtu (28/01/23) lalu, Citra Wahyuni sempat diajak ke atas panggung untuk menyampaikan kondisi usaha dan persoalan yang dihadapi. ‘’Kami butuh 30 kapal tangkap bertonase 30 GT,’’ kata Citra saat itu.

Ekosistem penangkapan ikan yang dilakoni Citra di bawah bendera PT. Lontara Jaya Sakti, menyerap 450 tenaga kerja, mulai dari awak kapal, buruh angkut, sortir ikan, cold storage, nelayan binaan tenaga administrasi termasuk ibu rumahtangga. ‘’Jadi kalau bisa mengadakan kapal sebanuak 30 puluh, maka lebih 13.000 tenaga yang terlibat dalam ekosistem ini,’’ ungkap pria kelahiran Bone ini .

Keberadaan Ketum IKA UNHAS di sekretariat sore itu bertepatan dengan suasana sekretariat yang sedang ramai oleh pengurus. Ada Sekjen, Yusran Jusuf, Direktur Eksekutif Salahuddin Alam, Andi Amri, Ilham Rasyid, Suwardi Thahir, Irwan Ade Saputra, Sudirman Numba, Suharman, M. Ruslan, Mulawarman, Achmad Basir, Nauval Ilma, Husba Phada, Misda Marhan Ismail (Ketua IKA Palopo), dan Ichi Indrawan.

Ngobrol santai pengurus pusat IKA UNHAS dengan Ketum tak terasa memasuki waktu sholat Magrib sehingga harus dihentikan sementara dan ramai-ramai menuju masjid yang ada di dalam gedung. Setelah sholat berjamaah, ngobrol santa dilanjutkan hingga sholat Isya lalu ditutup dengan santap malam bersama. ‘’Yang penting pengurus sering-sering hadir di sekretariat banyak yang bisa dilakukan dan saya juga tambah bersemangat,’’ ungkap Ketum sambil melirik Direks, yang dibalas dengan ucapan siap.

Tumbuh eksponensial seperti yang sering disampaikan AAS pada beberapa kesempatan telah terbukti pada diri pribadi maupun Tiran Group. Format, prinsip atau cara bertumbuh berkali-lipat inilah yang ingin ditularkan oleh Ketum AAS ke UMKM dan pengurus IKA UNHAS Tumbuh Eksponensial muda dipahami dan diaplikasikan, Sekjen Yusran Jusuf akan menyusun Term of Reference-nya (TOR) lalu dibuatkan narasi.

Tumbuh eksponensial bagi sebagian besar pengurus adalah sesuatu yang asing. Kata eksponen dan eksponensial memang akrab saat duduk di bangku kuliah. Namun mempratikkan tumbuh secara eksponensial di bidang usaha "rasa-rasanya" hanya Ketum AAS saja yang mempraktikannya. Jika diibaratkan sebaga tulisan di media, tumbuh eksponensial adalah gabungan tulisan feature, indepth reporting, laporan perjalanan dan investigasi. Lengkap dan menyeluruh. (*/pp)

  • Bagikan