Kepala BPBD Toraja Utara Alexander Limbong Tiku,SH,MH. --albert tinus--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO- Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Toraja Utara, Alexander Limbong Tiku, SH, MH mengunjungi lokasi tanah longsor di dusun Kurra, Lembang To' Yasa Akung, Kecamatan Bangkelekila, Kabupaten Toraja Utara, Minggu, 5 Desember 2023.
Kejadian longsor tersebut terjadi dua hari lalu. Tepatnya, pukul 06.00 Wita. Saat ini, masyarakat yang mengungsi kurang lebih 93 KK. Ada yang tinggal di tenda pengungsian, ada juga yang mengungsi ke rumah keluarganya .
"Penanganan longsor untuk saat ini, kita lihat dulu situasi. Karena, sekarang masih musim hujan. Nanti kalau sudah berganti musim, kita akan mengambil langkah-langkah solusinya. Karena, jalan pariwisata ini terputus. Namun, masih ada jalan alternatif meskipun harus berputar. Nanti musim kemarau baru kita kerjakan kembali dengan memakai alat berat. Karena, jalan ini ditutup batuan yang besar dan berlumpur," jelas Kaban BPBD Toraja Utara.
Untuk korban jiwa, Kaban BPBD mengatakan, puji Tuhan tidak ada. Karena, kejadiannya di pagi hari. Hanya saja, ada enam rumah warga yang rusak serta dua alang (lumbung) juga tumbang. Karena, diterpa material longsor dari gunung Sesean.
Kepala BPBD mengimbau kepada seluruh masyarakat agar mengungsi ke tempat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Karena, ditakutkan ada longsor susulan terjadi.
Dia juga berharap agar masyarakat mengungsi radius 500 meter dari lokasi. Kalau perlu radius 1 kilometer dari lokasi kejadian longsor ini. Sebab, mata air ada di puncak. Sehingga berpotensi menimbulkan bencana longsor susulan.
''Jadi dengan tegas saya sampaikan segera mengungsi. Jika belum ada imbauan dari pemerintah untuk kembali, jangan kembali dulu. Karena, diperkirakan ada longsor susulan. Sebab, ada mata air di atas. Saat ini juga hujan terus terjadi," harap Kepala BPBD Toraja Utara .
Terkait masalah bantuan logistik, Kepala BPBD Toraja Utara mengatakan bahwa sudah ada bantuan logistik dari BPBD.
Hari ini ada juga bantuan logistik dari Dinas Sosial serta dari Organisasi AAT.
"Bantuan logistik dari BPBD ada 12 item. Yakni, beras, mie instan, air mineral, dan lainnya. Juga ada pakaian. Begitu juga dengan Dinas Sosial dan adik-adik dari organisasi AAT," beber Pong Lexi sapaan akrabnya.
Untuk penanganan longsor, menurutnya, akan diturunkan alat berat. Saat ini, belum ada untuk dilaksanakan. Karena, BPBD Toraja Utara fokus dalam penanganan warga di pengungsian.
Selain itu, diketahui di lokasi pengungsian diadakan Ma' Kombongan (Musyawarah). Di mana ada 15 warga yang dianggap telah melakukan hal yang melanggar hukum adat.
Dan, di hadapan para tokoh adat, tokoh masyarakat, dan Kepala Lembang agar segera bertobat tidak mengulangi perbuatannya.
Namun, sanksi adatnya dibebankan kepada pemerintah lembang dan Gereja di lingkungan To' Yasa Akung dengan memotong seekor babi. Lalu, darah babi diambil sebagai ritual adat agar dusun tersebut tidak terjadi lagi musibah longsor.
"Memotong seekor babi sebagai simbol persembahan kepada yang kuasa. Darah babi ini sebagai ritual adat. Untuk mensucikan dusun agar terhindar dari bencana longsor lagi. Juga, apa yang telah dilakukan oleh masyarakat di sini dengan adanya ritual ini tidak mengulangi lagi perbuatannya. Namun, jika masih ada yang melakukan hal-hal yang melanggar hukum adat ,maka akan diusir dari kampung ini," ujar Kepala Dusun Kurra Lembang To'Yasa Akung.
Diketahui, jalan yang terputus tersebut menghubungkan Kecamatan Buntu Pepasan, Kecamatan Sa'dan, dan Kecamatan Sesean Suloaraa. Jalan ini adalah jalan poros pariwisata.
Turut hadir dalam acara Mangkombongan tersebut dia ntaranya Anggota DPRD Torut Yohana Langitan dari Fraksi Partai Perindo, Dandim 1414/Tator Letkol Inf Monfi Ade Candra, Camat Bangkelekila', Kepala Lembang To'Yasa Akung. (albert tinus)