PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MOROWALI — Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menyatakan dukungannya terhadap perpanjangan kontrak karya PT Vale Indonesia (PT Vale) yang akan habis 2025 mendatang.
Hal itu diungkapkan Rusdy saat menghadiri groundbreaking proyek penambangan dan pengolahan nikel terintegrasi IGP Morowali atau Blok Bahodopi di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (10/2/2023).
Rusdy menyebut pernyataan penolakan yang disampaikan pada bulan September tahun 2022 lalu di rapat bersama Komisi VII DPR Ri hanya bentuk solidaritas.
“Bukan (menolak), waktu itu kita solider sama tiga-tiga (tiga gubernur, Sulteng, Sulsel dan Sultra), saya bantu Makassar menolak,” kata Rusdy.
Saat itu, kata Rusdy dirinya menolak dengan memberikan solusi kepada PT Vale. Solusinya, PT Vale harus melibatkan perusda atau BUMD dalam mengelola tambang.
“Kita juga menolak, cuma kita ada solusi. Asal Vale memberikan ruang, yah kita menyepakati. Ruang kerjasama untuk menghadirkan keuntungan,” sebutnya.
Saat ditanya soal kontribusi PT Vale bagi Pemprov Sulteng, Rusdy menjelaskan dengan kolaborasi dengan Perusda akan menghasilkan keuntungan bagi pemerintah.
“Tapi kita bikin perusahaan daerah lalu join operation dengan PT Vale dan dapat duit. Sudah ada perusda. Kemarin sudah dialog dan kita harapkan semua logistiknya kita juga berperan. Kalau nilainya belum ada,” jelasnya.
Diketahui, Blok Bahodopi akan menelan investasi Rp37,5 triliun dan menyerap tenaga kerja 15 ribu saat pembangunan dan 3700 pekerja saat pabrik dan tambang beroperasi.
Blok Bahodopi sendiri ada dua titik. Proyek penambangan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur. Sementara smelter berada di kawasan yang dikembangkan PT Anugrah Tambang Industri (ATI) di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir.(fajar)