Andi Amran Sulaiman / foto: IG AAS Foundstion
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tersisa 1 tahun lagi. Namun hingga saat ini belum ada pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden yang dipastikan berpaket.
Untuk posisi bakal capres, hingga hari ini hanya Anies Baswedan yang telah mengamankan tiket dari Koalisi Perubahan, meskipun itu juga belum dideklarasikan secara resmi.
Untuk posisi bakal capres lain yang digadang-gadang selama ini sudah mengerucut beberapa nama seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sejumlah survei selalu menempatkan ketiga nama itu di posisi tiga besar.
Sementara itu, posisi cawapres masih mencuat banyak nama. Namun, karena tokoh yang paling potensial maju pilpres itu berasal dari Pulau Jawa, tak sedikit yang menilai bahwa pendamping ideal representatif dari luar Jawa.
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas mengatakan, sampai hari ini belum ada tokoh di luar Jawa yang cukup signifikan elektoralnya berdasarkan temuan-temuan riset.
Tokoh-tokoh yang mendominasi adalah tetap tokoh-tokoh dari pulau Jawa.
Namun jika ingin melihat dari Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur memang ada beberapa.
Dari Indonesia bagian barat misalnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Ketua KPK Firli Bahuri, kemudian ada Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Sementara itu, untuk Indonesia bagian timur ada Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Hanya saja kata dia, SYL dan Isran Noor merupakan kader Partai NasDem. Sedangkan NasDem telah mendeklarasikan Anies.
“Tidak mungkin SYL atau Isran Noor didorong oleh Koalisi Perubahan pasangan cawapres Anies Baswedan karena sama-sama warna partainya. Ini tentu tidak nyaman bagi Demokrat dan PKS. Sementara PKS dan Demokrat ada tokohnya,” ujarnya dalam kanal YouTube Catatan Jurnalis Sukriansyah, Sabtu, (11/2/2023).
Menurutnya, tokoh seperti Andi Amran Sulaiman sangat berpeluang karena tidak terafiliasi dengan warna partai manapun.
“Di beberapa konstestasi Pilpres seringkali posisi calon wakil presiden itu yang paling punya peluang di samping faktor geopolitik, itu faktor latar belakang. Jadi kalau tokohnya bukan dari partai politik. Itu bisa mempenetrasi kepentingan-kepentingan ego koalisi,” beber Anas.
Dia menyebut pria kelahiran Bone itu bisa menjadi alternatif pilihan koalisi perubahan untuk mendampingi Anies Baswedan, termasuk Prabowo maupun Ganjar Pranowo.
Kelebihan tokoh-tokoh dari bukan Parpol ini akan mengurangi kebekuan dalam koalisi itu.
Lebih jauh kata dia, Amran Sulaiman bukan hanya representasi dari Indonesia Timur, tapi dengan pengalamannya pernah menjadi menteri pertanian itu akan memberikan peluang yang besar.
Karena selama ini mengurus makan dan pangan rakyat, secara otomatis banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kemudian, Amran Sulaiman merupakan kakak kandung dari Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang dapat melegitimasi ketokohan Amran.
“Kalau Indonesia Timur dari tokoh yang saya sebutkan tadi mungkin hanya pak Amran yang punya peluang besar. Karena tidak diikat partai tertentu,” tandasnya. (fajar/pp)