Suasana saat PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MOROWALI-- PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dan melaksanakan peletakan batu pertama sekaligus untuk lokasi pertambangan dan juga untuk pabrik pengolahan nikel.
Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.
Proyek Morowali akan dikembangkan oleh PT Vale dan mitranya. PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara PT BNSI adalah perusahaan yang didirikan oleh PT Vale, merupakan sebuah perusahaan patungan antara PT Vale dan mitranya, yang akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.
Berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian, Proyek Morowali ini telah dinyatakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pada 2022 lalu.
Menko Airlangga menyatakan, proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit
biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik,” jelas Menko Airlangga.
Pabrik Nikel Pertama dengan Sumber Energi dari Gas Alam
Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric
Furnace (RKEF). Didukung sumber listrik dari gas alam, akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini.
Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan
keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33% pada tahun 2030.
PT Vale dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun.
“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah. Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali. Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita,” ungkap Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale.
“Peletakan batu pertama ini memperkuat komitmen kuat kami kepada rakyat Indonesia sambil terus mendorong kemajuan dengan akselerasi yang dilakukan melalui jalur pertumbuhan bernilai miliaran dolar kami,” kata Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif bisnis Base Metal Vale.
“Bersama dengan mitra kami yang terhormat, kami bersemangat untuk mewujudkan proyek pertumbuhan yang kritikal yang akan menghasilkan produksi nikel rendah karbon dengan aman dan berkelanjutan serta mendukung rantai pasokan domestik untuk bahan transisi energi dan kendaraan listrik.”
Komitmen untuk Masyarakat Morowali Bersama mitra, PT Vale akan menerapkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkelanjutan, dengan bercermin pada praktek terbaik (best practice) yang dilakukan di Blok Sorowako.
Pada periode 2015-2022, PT Vale telah menggelontorkan Rp46 miliar untuk berbagai program sosial di 17 desa, yang termasuk area pemberdayaan, baik di Kecamatan Bungku Timur, Kecamatan Bahodopi dan juga di tingkat Kabupaten Morowali.
Bantuan terhadap desa-desa sekitar area tambang antara lain berupa pembangunan infrastruktur di bidang pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial.
Selain itu, PT Vale juga membantu program pertanian padi organik.
Proyek Morowali, secara keseluruhan di area penambangan dan area pabrik pengolahan, akan menyerap hingga 15.000 tenaga kerja pada fase konstruksi dan sekitar 5.000 tenaga kerja pada fase operasional.
Pada akhir 2022 lalu, PT Vale juga memberikan dukungan di bidang peningkatan SDM melalui pelatihan angkatan kerja lokal dengan mengajarkan keterampilan kelistrikan dan pengelasan.
Selain itu, PT Vale juga mengundang para pemasok dan wirausaha lokal dengan mengadakan Bimbingan Teknis Prakualifikasi Pengusaha Lokal.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura dan Bupati Morowali Taslim berharap, proyek Morowali mampu membawa multiplier effect untuk masyarakatnya. Bupati juga mendukung realisasi terhadap komitmen PT Vale untuk beroperasi dengan memperhatikan lingkungan hidup.
"Saya mengapresiasi pelaksanaan groundbreaking PT Vale, semoga dapat selesai cepat sehingga memberikan dampak kesejahteraan bagi Provinsi Sulteng khususnya di Morowali. Terima kasih PT Vale, mari bekerjasama dengan baik untuk meningkatkan pendapatan daerah. Saya percaya PT Vale punya komitmen dalam beroperasi menjaga lingkungan," ujar Rusdy Mastura. (rls/pp)