Oleh Siti Aisa Lamane SP., M.Si
(Dosen Universitas Muhammadiyah Palopo)
KATA pemimpin seringkali memunculkan gambaran dalam kesadaran yang dipungut dari masa lalu yakni tentang adanya pemimpin di sebuah kelompok masyarakat digambarkan sebagai seseorang yang mau menderita paling awal dan bahagia paling akhir. Ada pula pandangan bahwa kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk mempengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tata laku dan kapasitas yang diperlukan oleh seorang pemimpin untuk memimpin masing-masing kelompok relatif berbeda, meskipun tidak selalu berbeda dalam tujuan. Tergantung dimana posisi, apa tugas utamanya dan konsep dasar apa yang dianut.
Sebaik apapun pemimpin, sepanjang gambaran dalam kesadaran seseorang cenderung kepada pengagungan masa lalu maka selalu ada persemaian respons negatif terhadap pemimpinnya saat ini. Kepemimpinan saat ini menjadi bidang kajian yang lebih rumit dari keadaan sebelumnya.
Seorang pemimpin menjadi berhadapan dengan daftar persyaratan yang semakin panjang sebelum ia mendapati dirinya mampu menjadi pemimpin yang efektif di kelompoknya. Hal ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan signifikan dalam organisasi. Kepemimpinan bukanlah tentang hirarki atau sebutan atau juga status melainkan hal tersebut memiliki pengaruh dan menguasai untuk berubah.
Proses kepemimpinan sebaiknya diarahkan dalam mendefinisikan, menetapkan, mengidentifikasi, atau menerjemahkan arahan untuk pengikut mereka dan memfasilitasi atau memungkinkan proses organisasi yang seharusnya menghasilkan pencapaian tujuan. Tujuan dan arah organisasi menjadi jelas dalam banyak hal, termasuk melalui misi, visi, strategi, tujuan, rencana, dan tugas.
Sebagai landasan dalam mengkaji tentang konsep kepemipinan, maka didalam Islam konsep kepemimpinan juga dijelaskan didalam kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadist.
Diantara kata yang relevan dengan pemimpin dapat ditemukan pada firman Allah SWT; “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS. As-Sajdah (32):24).
Kepemimpinan Islam dikembangkan diatas prinsip-prinsip etika tauhid.
Persyaratan utama seorang pemimpin yang telah digariskan oleh Allah SWT adalah iman sebagaimana firmannya dalam surat Ali Imron ayat 118: "Hai Orang yang beriman janganlah kamu mengangkat teman kepercayaan dari orang diluar kalanganmu (karena mereka akan selalu menimbulkan kesulitan bagimu dan menyukai apapun yang dapat menyebabkan kesusahan terhadapmu. Rasa kebencian mereka yang tampak dari ucapan mereka telah begitu jelas, sedangkan rasa kebencian yang tersimpan dalam hati mereka jauh lebih besar. Sungguh, kami telah menerangkan tanda-tanda (permusuhan mereka) kepaclamu jika kamu berpikir".
Rasulullah SAW menggariskan bahwa seorang pemimpin itu harus melayani dan tidak meminta untuk dilayani sebagaimana sabdanya: Artinya: "Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka" (H.R. Abu Na'im).
Kita menyadari bahwa kenyataan yang dihadapi oleh pemimpin tidak hanya berupa dukungan akan tetapi berupa resistensi. Media menjadi salah satu penyebabnya. Namun dibalik itu semua, meskipun kelihatannya kurang banyak pemimpin besar sekarang ini, tetapi ada ribuan bahkan jutaan peran kepemimpinan di dunia ini dan kesemuanya terisi serta banyak di antaranya yang lebih memadai dari sekedar cerita tentang pemimpin besar yang pernah ada. Penting disadari bahwa orang dapat menjadi pemimpin di sebuah kelompok dan menjadi bagian dari orang yang dipimpin di kelompok yang lain. Pada akhirnya kita harus tetap memiliki jiwa kepemimpinan minimal untuk diri sendiri dengan tetap slow living. Jangan tergesa-gesa. Kita sedang tidak berlomba. (***)