PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Penanganan penyakit tifus atau tifoid membutuhkan pemeriksaan widal. Hal ini untuk dapat mengetahui apa pasien mengidap penyakit tifus atau penyakit lainnya.
Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tifus bisa menyebar ke seluruh tubuh yang dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya.
Hal ini diungkapkan dr Bidasari Jamil kepada Palopo Pos, Selasa 14 Februari 2023. Menurutnya, orang yang terinfeksi penyakit demam tifoid/tifus dapat menularkan bakteri melalui fases dan urine, makan dan minuman yang sudah terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes.
''Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal. Untuk itu perlu pemeriksaan widal,'' sebut dokter yang saat ini bertugas di RSU Palammai Tandi Kota Palopo.
dr Sari menyebutkan, saat bertugas di di IGD rumah sakit, rata-rata pasien yang datang mengeluhkan demam dan sakit perut. Karena meskipun gejalanya sama dengan penyakit tifus, tapi tidak serta merta divonis penyakit tifus harus ada pemeriksaan widal. ''Itu pun biasanya diinstruksikan oleh dokter spesialis dari perawatan,'' jelasnya.
PENGOBATAN
dr Sari menjelaskan, Antibiotik menjadi satu-satunya pengobatan paling efektif untuk demam tifoid. Biasanya dokter akan meresepkan berbagai antibiotik. dan ada beberapa penangaan yang dapat dilakukan yaitu minum banyak air. Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh demam dan diare yang berkepanjangan. Jika mengalami dehidrasi parah, doker akan memberikan cairan melalui pembuluh vena (infus).
Bed rest. Supaya lekas sembuh istirahat merupakan hal yang membantu proses pemulihan penyakit ini. Usahakan untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga agar kondisi tubuh bisa segera fit dan terhindar dari komplikasi tipes.
Makan makanan yang mudah dicerna. Tipes merupakan salah satu penyakit gangguan pada usus, maka untuk itu dianjurkan makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur dan makanan lunak lain. Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan makanan yang mudah dicerna juga membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubuh.
PENCEGAHAN
sedangkan untuk pencegahan, menjaga kebersihan.
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah mencuci tangan dengan rutin sebelum dan sesudah makan, setelah melakukan kegiatan dan saat melakukan penyajian makanan/memasak. Bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir. Dalam keadaan darurat, tangan dapat dibersihkan dengan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 70% alkohol.
Selain itu, menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke luar rumah apalagi pasar. Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor. Pastikan juga untuk mencuci kaki setiap habis keluar rumah.
Hindari kontak dengan orang sakit. Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, hindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan menggunakan peralatan makan atau mandi yang sama dengan orang sakit dapat meningkatkan risiko penularan penyakit. (rhm/idr)