Literasi Sebagai Prioritas Pemerintah Melalui Program Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu Untuk Literasi Indonesia

  • Bagikan

Penulis: Ummu Fatimah Ria Lestari

  1. Pendahuluan

Setiap anak mungkin pernah mendengar kata “buku”, tetapi tidak semua anak sudah mengenal bentuk buku, apalagi buku bacaan bermutu. Bahkan, orang dewasa, termasuk orang tua, mungkin juga masih ada yang belum mengetahui tentang buku bacaan bermutu untuk anak. Sebagai pengetahuan bersama, buku bacaan bermutu menurut Kemendikbudristek (tanpa tahun:5) adalah buku yang disukai anak-anak, memiliki beragam tema dan cerita, dan memiliki jenjang sesuai kemampuan baca anak. Hal    ini sesuai dengan tiga prinsip utama buku bacaan bermutu bagi anak, yaitu 1) buku yang anak-anak  benar ingin baca, 2) buku yang bervariasi tema dan  ceritanya, dan 3) buku yang sesuai jenjang pembacanya. Prinsip ini merupakan simpulan Diskusi Kelompok Terpumpun Kemendikbudristek pada September 2021.

Berdasarkan penjelasan dari Kemendikbudristek di atas, buku bacaan bermutu ini diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia. Penyediaan, pengiriman, dan fasilitasi pendampingan buku bacaan bermutu ini sudah diupayakan oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek pada tahun 2022. Namun, program penyediaan, pengiriman, dan pendampingan pemanfaatan buku bacaan yang diupayakan oleh negara masih berfokus pada wilayah 3T di Indonesia. Tentu saja program penyediaan dan pendistribusian buku bagi anak-anak di daerah 3T ini memiliki latar belakang pelaksanaan. Menurut Kemendikbudristek (tanpa tahun:4), berdasarkan hasil AN 2021 dan penelitian tentang kompetensi literasi anak-anak di wilayah 3T dida pat nilai literasi dan numerasi masuk kategori rendah. Hasil Asesmen Nasional tahun 2021 yang di hubungkan dengan hasil PISA 20 tahun terakhir menunjukan bahwa literasi peserta didik Indonesia masih rendah dan belum mengalami perubahan yang signifikan. Berdasarkan Hasil Asesmen Nasional tahun 2021,    terdapat isu kompetensi peserta didik di Indonesia dengan perbedaan capaian yang mengkhawatirkan. Secara rata-rata dari semua jenjang, jenjang  pendidikan SD/MI/sederajat merupakan jenjang yang memiliki proporsi satuan pendidikan yang memerlukan Intervensi Khusus terbanyak untuk kompetensi numerasi. Sebanyak 18% satuan pendidikan di Jenjang SD/MI/sederajat berada pada kategori Perlu Intervensi Khusus.     

Gambaran hasil AN ini menyebar di seluruh  Indonesia. Hampir tiap daerah terdapat sekolah dengan hasil AN yang relatif rendah. Rendahnya minat baca tentu saja berdampak pada rendahnya    mutu pendidikan di Indonesia, terlebih di wilayah  3T. Selain itu, jika dihubungkan dengan hasil PISA 20  tahun terakhir, menunjukan bahwa literasi peserta didik Indonesia masih rendah dan belum mengalami perubahan yang signifikan.

Memang tidak dapat dimungkiri bahwa kebutuhan buku bacaan literasi dalam versi cetak di sekolah-sekolah yang ada di daerah 3T cukup tinggi. Selain itu, keadaan peralatan dan akses internet yang  masih terbatas di daerah 3T menghambat peserta didik untuk memanfaatkan buku bacaan literasi versi digital. Kondisi tersebut membuat siswa membutuhkan banyak buku bacaan literasi dalam bentuk cetak.

Kemendikbudristek (tanpa tahun:9) juga membenarkan kondisi ini dengan menyatakan bahwa daerah 3T yang tersebar di 81 kabupaten/kota di 18 provinsi se-Indonesia merupakan daerah yang lebih banyak membutuhkan buku karena keterbatasan ekonomi masyarakat berdampak pada rendahnya daya beli   buku mereka. Di samping itu, kondisi  di daerah 3T memiliki keterbatasan internet sehingga buku versi cetak masih sangat dibutuhkan. Peralatan dan akses internet yang masih terbatas di daerah 3T masih menghambat peserta didik dalam mengakses buku bacaan literasi versi digital, khususnya pada jenjang PAUD dan sekolah dasar. Di samping itu, masih banyak sekolah yang minim buku bacaan, membutuhkan buku bacaan literasi dalam versi cetak. Pelaksanaan distribusi dan fasilitasi pemanfaatan buku bacaan bermutu ini pada tahun 2022 oleh Kemendikbudristek di wilayah 3T Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sudah pernah saya tulis sebelumnya, kemudian terpublikasi dalam harian Papua Barat News edisi 26 Januari 2023 dan laman https://papuabaratnews.co/wacana/fasilitasi-literasi-di-wilayah-3t-indonesia-timur/ edisi 26 Januari 2023.

  • Meliterasikan Bangsa melalui Program Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia

Kemendikbudristek telah menangani gerakan dan urusan literasi bangsa melalui Gerakan Litarasi Nasional sejak tahun 2015. Selanjutnya, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melakukan penyusunan dan pengiriman buku bacaan bermutu tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan dasar hukum penyusunan buku yang merujuk pada aturan Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek yang berdasar pada amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa; Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; dan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kemendikbudristek (tanpa tahun:7-8) mengungkapkan, buku bacaan bermutu diprogramkan oleh Kemendikbudristek sebanyak lebih dari 15 juta eksemplar. Buku tersebut disebar ke 20 ribu lebih PAUD dan SD di seluruh Indonesia.

Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mencetak 15.356.486 eksemplar (560 judul) buku bacaan bermutu untuk 5.963 PAUD dan 14.595 SD pada tahun 2022. Kemudian, Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan fasilitator pendampingan tingkat nasional yang diikuti oleh 37 peserta, kemudian pelatihan ini dilanjutkan di tingkat regional yang diikuti oleh 1.998 peserta. Kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk instruktur tingkat nasional, regional, dan kabupaten dapat diikuti oleh karyawan Badan Bahasa, kepala sekolah, guru, dan tenaga  kepustakaan. Materi pelatihan dan pendampingan berupa Pengenalan dan Perjenjangan Buku Bermutu, Pendampingan dan Pemanfaatan Buku Hibah, Pengelolaan dan Penataan Buku Hibah, Membaca Nyaring, Membaca Bersama, dan Pemanfaatan Modul Literasi Numerial.

Lebih jauh, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI ternyata terus menunjukkan keseriusannya dalam upaya meliterasikan bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui program prioritas Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia yang diluncurkan dan disiarkan langsung melalui akun youtube Kemendikbud RI pada Senin, 27 Februari 2023 pukul 13.00—15.00 WIB. Peluncuran program ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Kemendikbudristek (tanpa tahun:6) menyatakan, program ini merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek sebagai salah satu upaya dalam menyediakan bahan bacaan yang bermutu serta mendorong tumbuhnya kecintaan membaca di kalangan peserta didik.  Berbagai hasil studi dan penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara ketersediaan buku bacaan bermutu dan penggunaan buku bacaan secara tepat dengan peningkatan hasil belajar peserta didik. Kemampuan peserta didik dalam mengakses, menafsirkan, mengintegrasikan, mengevaluasi, serta merefleksi informasi dapat ditingkatkan dengan memberikan akses kepada bahan bacaan yang bermutu dan bervariasi.

  • Penutup

Program Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2023 oleh Mendikbudristek merupakan salah satu program prioritas Kemendikbudristek. Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan untuk meliterasikan anak bangsa, terkhusus anak-anak bangsa di wilayah 3T Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan menyadari bahwa mereka juga berhak menjadi cerdas melalui buku bacaan bermutu. Dengan begitu, tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat terwujud. Program Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia ini juga bukan tanggung jawab Pemerintah saja, melainkan tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, peran serta dan kontribusi seluruh komponen bangsa diharapkan dalam menyukseskan program ini. Akhirnya, selamat dan sukses atas diluncurkannya program Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia pada Senin, 27 Februari 2023. Untuk kehidupan bangsa yang lebih cerdas pada masa mendatang, semoga program ini dapat meliterasikan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. (**)

Sumber referensi:

Kemendikbudristek. (tanpa tahun). Buku Saku Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Jakarta:Kemendikbudristek.

*) Sebagai bentuk dukungan penuh dalam meliterasikan anak Indonesia generasi penerus bangsa Indonesia.

**) Penulis, pegiat dan fasilitator literasi di Papua, Widyabasa Ahli Madya Kemendikbudristek.

  • Bagikan