Bulog Ngaku Stok Aman
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID. PALOPO -- Harga beras di pasaran 'gila-gilaan'. Bahkan di tingkat pengecer (kelontong) ada yang mencapai Rp15 ribu per kg. Kenaikan ini sudah terjadi sebulan terakhir.
Dari pantauan Palopo Pos di Pusat Niaga Palopo (PNP), Ahad 26 Februari 2023, kemarin, sejumlah pedagang beras yang ditemui mengaku sudah tidak menjual beras di bawah Rp10 ribu. Bahkan ada yang dijual sampai Rp15 ribu untuk kualitas premium.
Di toko kelontong pun demikian, untuk kemasan 5 kg dijual harga Rp70 ribu untuk kualitas medium. Yang sebelumnya hanya dijual Rp50 ribu.
"Naik semua beras pak. Ini juga kita untung hanya Rp5.000 ji untuk kemasan 5 kg," kata Ibu Ati, salah satu pedagang beras yang diwawancara kemarin.
Selain beras kemasan, Ibu Ati juga menjual beras eceran per kg. Yang untuk kualitas medium dijualnya sampai Rp13 ribu per kg.
Sebagai infromasi, sebanyak 147 kabupaten atau kota di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) RI, harus mengalami kenaikan harga beras pada minggu ketiga Februari 2023.
Salah satu daerah yang mengalami kenaikan harga beras adalah di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara (Kaltara). Sementara ada 5 daerah dengan potensi kenaikan harga beras paling tinggi di tanah air.
"Sepuluh kabupaten/kota dengan potensi kenaikan harga beras tertinggi antara lain Ende (NTT), Sumba Tengah (NTT), Probolinggo (Jatim), Malinau (Kaltara), Lombok Timur (NTB)," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS RI, M Habibullah, di Jakarta, Senin (20/2).
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramal stok beras sejumlah daerah di Indonesia akan melimpah pada Maret 2023. Perkiraan tersebut dilandaskan pada masapanen raya yang bakal tiba pada akhir Februari ini hingga awal Maret mendatang. Jokowi berharap stok yang melimpah bisa mempengaruhi harga beras di pasaran.
"Mungkin secara nasional di Februari mungkin 1 jutaan (hektare), mungkin nanti di bulan Maret 1,9-an (juta hektar). Kira-kira itu, sehingga kalau produksi dari petani, dari panen ada, artinya stok melimpah," kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (18/2).
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengakui ada kenaikan harga beras premium di ritel modern. Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menjelaskan kenaikan itu terjadi mulai pertengahan Februari 2023 ini.
"Kenyataannya demikian karena beras itu belum panen dan tebusnya juga mahal. Ya baru akhir bulan ini (Februari)," ungkap Roy di sela sela acara Gathering AP3MI di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Roy mengatakan penyebab dari kenaikan harga beras berkaitan dengan permintaan dan penawaran. Meski demikian, menurutnya, kenaikan harga beras terjadi karena saat ini pasokan beras saat ini masih kurang.
Roy menargetkan, harga beras premium di ritel akan turun jelang lebaran tahun ini. Tentunya juga setelah panen raya tiba.
"Kalau panen raya itu kan secara nasional, dapat dipastikan (harga beras premium) dapat turun. Karena kan demand and supply. Begitu supply-nya diguyur berlimpah, pasti demand-nya kan tetap maka bisa turun. Diprediksi setelah panen. Mudah-mudahan sebelum Idul Fitri udah turun, satu minggu sebelum bisa turun," tutupnya.
Bulog Klaim Stok Aman
Bulan Ramadan 2023 diprediksi akan jatuh pada 22 atau 23 Maret, mendatang. Memasuki masa itu, kebutuhan pangan masyarakat diprediksi akan meningkat.
Menjawab hal tersebut, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Barat, memastikan stok beras tercukupi. Serangkaian antisipasi langkanya beras, diklaim telah dilakukan. “Stok beras yang ada di Gudang BULOG di Wilayah Sulselbar saat ini sangat mencukupi,” kata Bakhtiar AS, Sabtu (25/2/2023).
Perum Bulog kata Baktiar, telah melakukan antisipasi dengan memaksimalkan penyerapan beras sepanjang tahun 2022. Ia juga bilang siap mengoptimalkan penyerapan di tahun 2023.
Penyalurannya, dilakukan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), upaya ini sekaligus untuk mempertahankan stabilitas harga pangan.
“Dalam pelaksanaan SPHP ini, Bulog melibatkan banyak pihak dengan menggunakan jaringan distribusi antara lain Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Pangan Kita, mitra Bulog, BUMN Pangan, dan Kanvasing oleh Satgas Bulog dengan prioritas di pasar tradisional,” jelasnya.(idr)