Anies Bakal Hadapi Paket Kuat Usai Jokowi Beri Sinyal Prabowo-Ganjar Berduet di Pilpres

  • Bagikan
Momen kebersamaan Presiden RI Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Lawan kuat bakal dihadapi bakal calon presiden Anies Baswedan. Adalah, duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo. Joko Widodo pun memberi sinyal untuk keduanya untk berpaket.

Saat Presiden RI berkunjung ke Kebumen, Jawa Tengah, fokus tanda tertuju pada Prabowo dan Ganjar. Bahkan, di akun media sosial Jokowi, hanya dua sosok itu yang jadi unggahan utamanya.

Saat ini, Prabowo Subianto menjabat Menteri Pertahanan dan Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ketiganya beberapa kali berfoto dalam satu bingkai saat berada di persawahan meninjau para petani yang tengah memanen gabah.

"Paket Prabowo ini bisa jadi sebagai paket alternatif pembanding ketika kemudian harus melihat seberapa besar posisi elektorat dari Ibu Puan," terang Lukman Irwan, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Kamis, 9 Maret.

"Pengutamaan" Prabowo dan Ganjar dalam unggahan Jokowi memang menyiratkan keinginannya memaketkan kedua figur itu dalam kontestasi politik 2024.

Langkah Jokowi ini seyogianya bisa berseberangan dengan keinginan partainya yang ingin memajukan Puan Maharani sebagai capres.

Jika jadi maju, paket ini akan menjadi rival kuat capres usungan Koalisi Perubahan, Anies Baswedan. Anies diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS. Sinyal Jokowi terhadap Prabowo-Ganjar, bisa mengubah koalisi kubu pemerintah.

Meski demikian, PDIP selaku partai penguasa tetap memiliki pertimbangan yang matang. Bisa saja, ini justru menjadi paket alternatif yang ingin diberitahukan Jokowi.

Selanjutnya politik akan tetap bersifat dinamis, banyak kemungkinan yang terbuka. Apalagi, masih ada opsi luar dengan paket Gerindra dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Apalagi, tiap partai tentu akan realisitis melihat seberapa besar potensi figur-figur yang ada saat ini untuk memenangkan pertarungan, termasuk PDIP sendiri.

Mereka punya kepentingan politik yang besar untuk menjaga tradisi kekuasaan yang mereka pegang.

Pastinya dengan mencari figur yang memiliki potensi kemenangan dan elektabilitas yang paling menjanjikan.

"Pastinya PDIP tidak ingin menggali kuburan dengan memajukan figur yang performa elektoralnya itu rendah. Dilihat dari sisi survei dan bagaimana penerimaan figur itu di internal partai, proses ini akan jalan secara dinamis, sampai pendaftaran," ujar Lukman.

Sehingga tidak ada jaminan suatu partai akan mendorong satu figur tertentu sebelum kontestasi ini dimulai. Khusus Prabowo-Ganjar, melihat potensi kedua figur ini, justru bisa menjadi paket yang cukup kuat. Apalagi dalam beberapa survei, keduanya senantiasa masuk dalam tiga besar.

Dari sisi popularitas dan elektabilitas, keduanya memiliki elektorat dan basis pemilih yang beragam.Basis pemilih ideologi dan corak politik identitas dan kebangsaan agak seimbang.

Ganjar sebagai representasi kalangan milenial, yang basis pemilih ideologi kebangsaan bisa ditutupi Prabowo.

Jika kemudian keduanya dipersatukan dalam satu gerbong, bisa menjadi kekuatan yang besar. "Jadi luar biasa untuk menangkan pertarungan," ujarnya.

Apalagi yang menjadi nilai tambah bagi Jokowi, kedua kedua figur ini menjamin keberlanjutan program yang dicanangkannya. Mereka akan bertindak sebagai pewaris kebijakan.

Ini merupakan satu pertimbangan kuat Jokowi, agar apa yang dibangunnya selama ini tetap terjaga. Istilahnya, lebih dekat dengan irisan istana.

"Dia cari mana yang bisa melanjutkan kebijakan-kebijakan yang dia buat. Dua figur ini kemudian resistensinya sangatlah rendah, bahkan bisa tidak ada resistensi," tuturnya.(fjr/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version