Wow! Buzzer Kompak Salahkan Ormas Islam Terkait Patung Bunda Maria Ditutup Terpal, Begini Faktanya

  • Bagikan
Tangkapan layar cuitan sejumlah pegiat media sosial. --fjr--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, KULONPROGO-- Kini, buzzer kembali 'bermain'. Yah, sejumlah pegiat media sosial yang disebut-sebut sebagai Buzzer, terpantau kompak menuliskan narasi yang menyudutkan ormas Islam terkait patung Bunda Maria yang ditutup terpal.

Beberapa pegiat media sosial dimaksud, antara lain, John Sitorus, Yusuf Dum Dum, Husin Alwi, Chusnul Chotimah, dan akun Remaja Muslim. Meski tidak jelas ormas Islam mana yang dimaksud, narasi tersebut memiliki muatan yang mirip, menyebut penutupan itu karena desakan ormas Islam.

"Tidak habis pikir kok bisa2nya POLISI mengakomodir kelompok2 yang RISIH dgn keyakinan orang lain?Padahal patung Bunda Maria ini juga didirikan di RUMAH DOA, bukan dipinggir jalan atau masjid. Jangan BIASAKAN memenuhi NAFSU kelompok INTOLERAN, POLRI harus TEGAS jangan LEMBEK," tulis Jhon Sitorus melalui cuitannya di akun @Miduk17, dikutip Jumat (24/3/2023).

"Patung Bunda Maria Ditutup Terpal😳.Stelah didatangi ormas yg keberatan karena dinilai mengganggu, maka patung bunda maria dirumah Doa Sasana Adhi Rasa S.T. Yacobus Pad.Degolan , Bumirejo,Lendah ditutup pakai terpal. Negara klh sma ormas ? Cc @jokowi @mohmahfudmd @ListyoSigitP," tulis akun @yusuf_dumdum.

"Lagi negara kalah sm ormas!!! @jokowi @YaqutCQoumas. Patung mengganggu ibadah kalian, patung ditutup. Bgmn kalo adzan mengganggu ibadah mereka, apa adzan harus dihentikan? Kalian bikin malu Islam. Viral Penutupan Patung Bunda Maria krn Protes Ormas Islam," tulis akun @ch_chotimah2.

Setelah ditelusuri, faktanya patung tersebut bukanlah ditutup karena permintaan ormas. Melainkan inisiatif dari keluarga pemilik rumah doa tersebut.

Adapun rumah doa yang berlokasi di Degolan, Bumirejo, Lendah tersebut adalah rumah doa yang selesai dibangun belum lama ini yaitu sekitar Desember lalu.

Hal ini bahkan telah diklarifikasi oleh pihak Kapolres Kulonprogo Ajun Komisaris Besar Muharomah Fajarini. Melalui konferensi pers pada Kamis (23/3/2023), pihaknya juga mengatakan bahwa rumah doa ini belum diresmikan dan masih mengurus untuk sosialisasi dengan pihak masyarakat, pemerintah desa, dan FKUB.

“Rumah doa tersebut selesai dibangun belum lama sekitar bulan Desember 2022. Selanjutnya pihak keluarga secara internal masih mengurus untuk melakukan sosialisasi dengan pihak masyarakat, pemerintah desa, tentunya dengan FKUB untuk nantinya rumah doa ini kan belum diresmikan,” kata Muharomah.

Adapun inisiatif dari penutupan sementara patung Bunda Maria tersebut adalah inisiatif dari pemilik rumah doa. Di mana pemilik aslinya berdomisili di Jakarta dan penutupan patungnya dilakukan oleh adik kandung sang pemilik.

“Oleh karena itu oleh pemilik yang kebetulan domisilinya ada di Jakarta menyampaikan kepada adik kandungnya untuk sementara dirumah doa tersebut terdapat patung bunda maria, untuk sementara ditutup dengan menggunakan terpal, inisiatif untuk menutup dengan terpal tersebut murni dari pemilik rumah doa,” ujar Muharomah.

Muharomah pun turut mengungkapkan bahwa terdapat kesalahpahaman dari anggotanya perihal rumah doa tersebut. Pasalnya, rumah doa ini masih belum mempunyai izin dan masih diproses untuk melakukan sosialisasi kepada pihak masyarakat, tokoh desa, dan FKUB.

“Terhadap berita yang beredar itu adalah kesalah pahaman, gagal paham dari anggota kami pada prinsipnya pembangunan rumah doa itu adanya perlu ada sosialisasi kepada pihak masyarakat kemudian dari keluarga kemudian tokoh desa disana dan tentunya dari FKUB,” kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini masih menunggu hingga Lebaran untuk rencananya baru dikomunikasikan kepada masyarakat sekitar. Pihaknya juga menegaskan jika peristiwa penutupan patung tersebut bukan dilakukan oleh ormas melainkan oleh pemilik rumah doa tersebut.

“Oleh karena itu sambil menunggu sampai lebaran karena ini rencananya sampai lebaran baru akan dikomunikasikan lagi bagaimana secara internal didiskusikan masalah ini tentunya dengan sosialisasi kepada masyarakat sehingga ke depannya tidak ada gejolak,” ucap Muharomah.

“Mohon maaf atas anggota kami yang salah atas pemberitaan narasi. Bahwa tidak ada ormas yang mengganggu keamanan bila ada ormas yang mengganggu keamanan, kenyamanan dan ketentraman khususnya di wilayah Kulonprogo akan kami tandak,” ujar Muharomah.

Adapun dalam waktu yang sama, pihak dari Dukuh Degolan Supriyanto juga memberikan klarifikasi terkait peristiwa tersebut. Ia mengatakan kondisi di tempatnya kondusif dan aman dan penutupan yang terjadi dilakukan oleh pemilik rumah doa.

“Ingin menyampaikan bahwa kondisi kamtibmas di pedukuhan kami kondusif aman terkendali terkait penutupan patung bunda maria pada rumah doa Degolan bahwa kegiatan tersebut dilakukan keluarga sampai menunggu adanya sosialisasi kepada masyarakat,” kata Supriyanto. (fajar/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version