Mengintip Eksotis Desa Rinding Allo Luwu Utara yang Lolos 75 Besar Desa Wisata, Berbalut Keindahan Alam dan Junjung Ketat Adat

  • Bagikan
Keindahan Desa Rinding Allo Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA-- Masyarakat Tana Luwu boleh berbangga. Karena, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, yakni Desa Rinding Allo, masuk 75 desa wisata pada tahun 2023 ini, dan masih diseleksi menuju juara.

Eksotis desa ini memang penuh magnet. Sensasi Rinding Allo bakal menjadi cerita indah bagi para pelancong dan pencinta travelling.

Magnet lain Rinding Allo yang terletak 82,1 km dari Ibukota Kabupaten Luwu Utara, Masamba ini adalah adanya wisata buatan yang menyajikan konten kreatif. Ini dipadukan dengan wisata agro. Menawarkan atraksi bercocok tanam, mulai cara tanam hingga panen.

Komoditas sayuran dan buah-buahan dataran tinggi ini menjadi sensasi tersendiri. Karena, hasil bumi yang segar ini dapat dibeli sebagai oleh-oleh. Ada cabe, tomat, alvokad, strowbery dan tanaman hortikultura lainnya. Ada wisata buatan, ada pula wisata budaya.

Khusus wisata budaya, Rinding Allo juga menyajikan proses pembuatan Tenun Rongkong, salah satu identitas kejayaan Kerajaan Luwu di masa lampau, yang dibuat di hamparan sawah terasering.

Tempat penenunan. --ist--

Rinding Allo, Matahari di antara Dua Dinding

Menuju Rinding Allo melewati medan yang cukup berat. Sepertinya tak ada tanah datar yang dilewati. Hanya tanjakan dan tanjakan.

Kondisi jalan menuju Rinding Allo membelah hutan tropis, menyisir lereng berbatas jurang dan sungai, melihat keindahan air terjun yang menempel di tebing, barisan sawah terasering yang rapi memapas lereng, rumah-rumah penduduk yang nampak seperti titik putih dari kejauhan dan bertemu dangan kawanan hewan liar penghuni hutan adalah beberapa hal yang membuat kita berdecak kagum.

Desa yang diapit oleh dua gunung ini sungguh elok dipandang. Tampak, rumah-rumah kayu khas Sulawesi berdiri indah dikelilingi petak-petak sawah yang tersusun rapi. Beberapa petani nampak beraktivitas di sawah bersama kerbau dengan tanduknya yang melengkung yang ujungnya nyaris bertemu satu sama lain.

Cahaya matahari yang muncul dari celah awan nampak jelas menyinari desa ini. Ibarat lukisan dengan cahaya mataharinya yang menyorot petani di sawah. Jalan-jalan desa nampak jelas menghubungkan dusun satu ke dusun lainnya dan bunga-bunga warna-warni yang tumbuh liar di sekitar jalan menambah khidmat bila menuju ke desa ini. Belum lagi kabut tipis yang selalu menutupi dua puncak gunung yang menjadi dinding desa ini.

Desa Rinding Allo secara administratif terletak di Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara. Adapun batas-batas desanya di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Limbong, sebelah selatan Desa Lodang, sebelah barat Desa Embonatana, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Minanga.

Secara morfologi nama Rinding Allo terdiri dari dua suku kata yaitu Rinding yang berarti dinding dan Allo yang berarti Matahari. Secara harfiah kata Rinding Allo berarti 'Dinding Matahari' dan secara maknawi berarti desa yang diapit oleh dua gunung yang cahayanya selalu terhalang baik saat terbit maupun saat terbenam.

Fasilitas desa terdiri dari Kantor Desa Rinding Allo, Kantor Polisi Sektor Rongkong, Balai Penyuluhan Pertanian dan UPT SD Negeri 060 Manganan. Untuk penerangan, desa ini telah memiliki pembangkit listrik sendiri.

Pembangkit listrik tenaga air yang gardu turbinnya berada di Desa Salorante. Pembangkit listrik ini dipasang sekitar tahun 2015.

Perilaku masyarakat tradisional masih bertahan di desa ini. Matua adalah pemangku adat yang ditunjuk berdasarkan genealogi. Dalam menjalankan tugasnya, Matua dibantu oleh dua orang yang masing-masing membidangi pelaksana adat. Pungarong dan To Siaja, adalah dua lembaga adat yang masing-masing memiliki fungsi berbeda.

Pungarong berfungsi sebagai lembaga musyawarah yang memutuskan masalah pertanian seperti waktu untuk menanam dan panen. Jadi masyarakat di desa ini tidak sembarangan dalam menanam padi, harus bersamaan dengan waktu yang sudah ditentukan berdasarkan hasil musyawarah.

Sedangkan To Siaja adalah lembaga adat yang bertugas untuk menjaga keamanan desa, memberikan sanksi kepada pelanggar norma adat. Seperti menetapkan hukuman untuk pelaku perkelahian, pencurian, silariang (kawin lari), dan lainnya.

Untuk tempat wisata lokasinya di lembah di antara dua gunung dengan kabut yang selalu menutupi puncaknya. Suara percikan air di bebatuan menyatu dengan warna-warni bunga di pinggir jalan.

Desa Rinding Allo merupakan Desa yang berada di pegunungan Luwu Utara. Terletak di ketinggian ± 1600 mdpl. Memiliki panorama indah mempesona dibalut udara sejuk dengan suhu 17-20 derajat celcius di siang hari dan dapat turun hingga 16 derajat celcius pada malam hari dengan budaya yang masih terjaga.

Secara umum masyarakat Desa Rinding Allo bermata pencaharian petani sawah dan perkebunan serta sebahagian masih menggeluti budaya menenun.

Perkampungan Rinding Allo dikelilingi sawah terasering dan perkebunan hortikultura serta sebagian rumah-rumah warga dijadikan rumah tenun untuk memproduksi kain tradisional Tenun Rongkong yang merupakan salah satu identitas kejayaan peradaban kerajaan Luwu di masa lampau.

Sudah menjadi hal yang lumrah jika para wisatawan yang berkunjung ke Desa Rinding Allo akan merasakan pengalaman hidup dalam suasana pedesaan yang asri.

Dimana para wisatawan akan menginap di homestay bersama warga dan akan menikmati kebiasaan hidup warga desa, mulai dari kebiasaan memasak di dapur tungku menggunakan kayu bakar, dan pengunjung juga dapat belajar seni budaya seperti proses pembuatan tenun rongkong di tengah hamparan sawah terasering, tarian tradisional hingga turun sawah untuk tangkap ikan maupun tanam atau panen padi.

Desa Wisata Rinding Allo yang berada di wilayah Kec. Rongkong Kab. Luwu Utara, telah lolos masuk 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia pada Tahun 2021 dan juga lolos masuk 15 besar lomba promosi desa wisata pada Tahun 2022 yang dilaksanakan Kementerian Desa.

Kali ini, desa yang memiliki luas 158,20 km2, sudah masuk 75 besar tahun 2023.

Desa Wisata Rinding Allo juga pernah menjadi lokasi pengambilan video Film Selimut Kabut Rongkong untuk mengangkat potensi desa lewat film yang tayang di bioskop-bioskop nasional pada tahun 2022.

Salah satu objek wisata unggulan yang berada di Desa Wisata Rinding Allo adalah Kampung Budaya Tenun Rongkong Salurante yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Rante Kasimpo.

Dan Pada Tahun 2019 Pokdarwis Rante Kasimpo menjadi juara 1 dalam kompetisi Pokdarwis tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian mewakili Provinsi Sulawsi Selatan ke tingkat Nasional.

Memiliki beragam daya tarik wisata yang alami diantaranya kesejukan air terjun rante kasimpo, Daya Tarik Wisata Buntu Lemo yang menawarkan Wisata Agro dengan belajar bercocok tanam mulai dari cara tanam hingga panen.

Dapat pula berbelanja hasil bumi segar sebagai ole-ole serta dapat melakukan atraksi sepeda gunung menjelajah pegunungan dari kampung ke kampung. Rinding Allo juga memiliki Daya Tarik Wisata Puncak Tabuan yang berada di Puncak Desa Rinding Allo dan dapat dicapai dengan hiking 30 menit.

Puncak Tabuan memiliki panorama indah yang menakjubkan untuk para pejuang anurika dan pecinta senja. Karena, di tempat ini pengunjung dapat menikmati sunrise dan sunset pegunungan, selain itu pengunjung juga akan disuguhi pemandangan perkampungan tradisional yakni deretan rumah-rumah panggung dibalut kesejukan.

Dan memiliki warisan nusantara yang telah ada sejak ratusan tahun silam yakni Tenun Rongkong yang diproduksi secara turun temurun oleh para pengrajin tenun di kampung tenun Rongkong Salurante, di kampung ini terdapat Galery Tenun Rongkong untuk berbelanja cinderamata hasil kerajinan para pengrajin tenun rongkong.

Pengunjung juga dapat belajar proses pembuatan tenun rongkong yang dilakukan secara tradisional. Bahkan, pengunjung juga dapat turut serta dalam pengambilan bahan pewarna alami dari akar dan daun kayu tertentu di hutan adat Rinding Allo.

Desa Rinding Allo sendiri merupakan daerah perlintasan menuju Kecamatan Seko yang rencananya wilayah Kecamatan Seko akan menjadi segitiga emas yang akan menghubungkan 3 Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Provinsi Sulawesi Barat. (*/berbagai sumber/junaidi rasyid)

  • Bagikan