Dua Tokoh Luwu Raya Berpulang ANWAR BANDOA & SYUKUR BIJAK

  • Bagikan

armin mustamin toputiri

DUA tokoh berpengaruh di Luwu Raya, selisih hanya sekian jam -- 5 dan 6 April 2023 -- menghembus nafas terakhir saat berada di Makassar. Satunya, H Anwar Kadir, akrab disebut Anwar "Bandoa". Kedua, Syukur Bijak, akrab disapa "Siku".

Anwar "Bandoa", saudagar kaya raya yang punya pengaruh kuat di wilayah terujung Luwu Raya, di Kabupaten Luwu Timur. Dirinya, kontraktor senior, mitra bisnis perusahaan multinasional tambang nikel, PT Vale di Soroako.

Syukur Bijak, politisi disegani yang punya pengaruh kuat di wilayah tengah Luwu Raya. Tepatnya di kawasan "Walmas" -- bakal wilayah Administratif Kabupaten Luwu Tengah -- di Kabupaten Luwu.

Sebagai tokoh publik, pengaruh keduanya di "akarrumput", tak main-main, bukanlah kaleng-kaleng. Nyata, riel, berbukti. Baik Anwar "Bandoa" maupun juga Syukur Bijak, masa-masa awal reformasi, keduanya sama-sama menduduki kursi di DPRD. Anwar di DPRD Luwu Timur, Syukur di DPRD Luwu.

Anwar, di pertengahan periode memilih mundur akibat merasa dirinya tak cocok sebagai legislator. Lain bagi Syukur, tetap saja meniti karir di gelanggang politik praktis. Setelah menduduki kursi DPRD Luwu, sebagai Ketua Partai Demokrat, Syukur dua kali terpilih sebagai Wakil Bupati. Berpasangan dua sosok Bupati berbeda.

Pengaruh kuat kedua tokoh ini, konstan. Wajar jika tiap kali ajang pertaruhan politik dihelat, keduanya diuber para kontestan. Tak hanya para Caleg, Cabup-Cawabup di Luwu Raya, juga Cagub-Cawagub Sulsel. Alhasil, kelak tak sedikit orang yang eksis di kursi jabatan politik, di Luwu Raya, Sulsel, maupun pusat, andil keduanya. Tak kecuali, Putra Syukur Bijak sendiri, Devy Bijak yang di usia belia, kini menduduki kursi DPR-RI.


Jelang Pileg 2014, di ruang tunggu Bandara Soroako, saya bersama Pak Gub Sulsel SYL, siap-siap terbang balik ke Makassar. Kami bersua Anwar "Bandoa", rupanya juga calon penumpang pesawat sama. Akibat segan, juga tak akrab, saya menyapa Anwar "Bandoa" seadanya,

"Pak Gub, ini adik saya satu ini, orangnya sombong", adu Anwar -- mengejutkan saya -- pada Pak Gub Sulsel yang berdiri sebelah saya. "Kenapa tauwwa pak Aji?", tepis Pak SYL. "Tiap Pileg, dia tak mau datangi saya. Dia kira, saya ini tak punya massa", candanya.

Duh, secepat kilat saya memotong. Coba berakrab, "siap Daeng, saya segera datang ke rumahta Daengi". Kelak, hasil Pileg 2014, raihan suara signifikan di basis Anwar "Bandoa", ikut andil menghantarkan saya periode kedua menduduki kursi DPRD Sulsel.

Lain kesempatan -- juga jelang Pileg 2014 -- saya bersua Syukur Bijak di salah satu warkop di Palopo. "Alangkah tak eloknya, jika Kanda duduk pada periode kedua nanti di kursi DPRD Sulsel, tak ada juga sokongan suara dari saya", ujarnya . "Ya, meski itu hanya sebiji suara Kanda".

Wah, alhamdulillah. Ini tawaran dukungan besar, bisik hati saya. "Toh, kita beda partai. Tapi, jika ini perintah, segera saya datangiki". Dan Pileg 2014, saya kembali ada di kursi DPRD Sulsel. Dukungan pengikut Syukur Bijak, signifikan.


Sejak kali pertama bersua Anwar "Bandoa" di Bandara Soroako, mulanya saya segan. Kelak kami akrab bagai adik kakak. Satu waktu di kawasan elit Makassar, saya tanyakan buat apa bangun rumah, selain mewah juga teramat besar. Lahannya luas, ada kolam renang hingga lapangan tennis.

"Rejeki diberi Tuhan pada saya, cukup. Harta tak ternilai, justru anak-anak saya. Rumah ini dibuat besar, saya harap tetap serumah anak-anak saya hingga akhir hayat. Tapi, rupanya setelah berkeluarga, mereka lebih suka punya rumah sendiri-sendiri", jelasnya kala itu ia mulai berhijrah ke jamaah Tabligh.

Beda Syukur Bijak, sesama politisi, sejak mula kami akrab. Jika tak salah ingat, dulu ia di PAN, lalu ke Demokrat. Akibat beda partai, kami seringkaki beda dukungan, bahkan berlawanan. Tapi, tak sekalipun kami bermusuhan. Malah sebaliknya, saling tolong. Buktinya, ia menyokong suara saya pada Pileg 2014. "Titip ponakanta, mohon kanda membinanya", pesannya suatu ketika. Ponakan dimaksud, putranya Muhammad Dhevy Bijak Pawindu


Allah SWT maha penentu. Tak satu jua pun kita hambaNya, tau pasti rencana di balik penentuanNya. Dia mengajak pulang kedua tokoh yang punya pengaruh kuat di Luwu Raya, justru disisa waktu kurang setahun lagi, pesta politik akbar 2024 segera dihelat.

Dan, Allah azza wa-jalla, maha perkasa, maha Agung, mengajak pulang keduanya di waktu yang tepat. Di bulan Ramadhan, bulan yang suci. Kata banyak ulama, satu penanda jika pintu syurga dibuka selebar-lebarnya bagi mereka yang dipanggil pulang.

Semoga juga bagi arwah kakak yang baik hati H Anwar "Bandoa" Kadir. Maupun adik yang juga tak kalah baik hatinya Syukur Bijak. Amin.

Makassar, 07 April 2023

  • Bagikan

Exit mobile version