Sekda Toraja Utara, Salvius Pasang, SP., MP didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Lukas P. Datu Barri' saat lakukan sidak di Pasar Hewan Bolu, Jumat, 21 April 2023. --albert tinus--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID,RANTEPAO - Maraknya issu ternak babi yang mati mendadak karena diduga terdampak penyakit ASF (Flu Babi) dari Luar Toraja, membuat pemerintah daerah mengambil sigap dengan mengecek pasar hewan di Bolu.Sidak tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, SP., MP didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Lukas P. Datu Barri' .
Hal tersebut dilaksanakan Pemerintah, guna merespon cepat atas beredarnya isu sejumlah ternak babi yang mati mendadak di Pasar hewan bolu ,dan masuknya babi terinfeksi penyakit ASF dari Luar Toraja yang dibawa oleh sejumlah Pedagang babi, dengan melakukan sidak ke Pedagang babi di Pasar Hewan Bolu.Jumat, 21 April 2023.
Menyikapi kondisi ini, Sekda Toraja Utara, Salvius Pasang menyampaikan bahwa sidak yang dilakukan ini bertujuan untuk memastikan situasi penyebaran Penyakit ASF yang sangat mematikan untuk ternak Babi.
"Kita turun memeriksa bukanlah untuk langsung menghentikan perdagangan babi tapi untuk mendapatkan informasi yang benar di lapangan" kata Salvius Pasang.
"Semakin cepat kita mengetahui kondisi apabila benar Penyakit ASF pada Babi sudah menyebar di Toraja Utara semakin cepat juga kita tahu tindakan apa yang harus dibuat," tambahnya.
Sejauh pengamatan kondisi di lapangan memang belumlah seheboh yang diberitakan melalui sejumlah media dan WA-WA Grup.Oleh karenanya Sekda Toraja Utara sangat mengharapkan semua pihak bekerja sama terutama kalangan Pedagang untuk segera melaporkan apabila ada kasus kematian babi yang tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya, supaya Pemda Toraja Utara melalui Dinas Pertanian dan Peternakan bisa mengambil tindakan penanganan dan kebijakan yang tepat.
"Tim dokter hewan kita selalu siap menangani apabila ada laporan, jadi dimohon semua pelaku usaha peternakan babi, baik pedagang, peternak rumahan maupun kelompok usaha ternak babi jangan ragu dan takut melaporkan, apalagi mau disembunyikan" ujar Salvius.
Dalam sidak tersebut, dokter hewan, drh. Marsieni, ditemukan bahwa informasi yang beredar tidak separah kondisi di lapangan. Karena di Pasar Bolu belum didapatkan kematian mendadak babi dalam jumlah yang besar.
Beberapa pedagang melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir babi yang mati hanya 1-2 ekor itu pun dari pengamatan disebabkan karena faktor kepanasan dan kelelahan selama proses pengangkutan. Dan kejadian seperti ini sudah biasa terjadi dalam proses pengangkutan babi terutama dari daerah yang jauh seperti Mangkutana, Palu dan dari Sulawesi Barat.
Yulius salahsatu peternak dan pedagang babi yang diinformasikan mengangkut Babi sebanyak 25 Ekor dari Luwu Banggai dan tertangkap tangan dalam operasi pengawasan pengangkut Babi oleh Satpol PP. sudah datang mengkonfirmasi berita yang sudah terlanjur beredar, dan dia mengatakan"benar saya mengangkut babi kemarin tapi yang mati itu cuma 1 ekor tidak semua, yang lain sehat - sehat saja". kata Yulius.
Demikian juga dengan pedagang di Pasar Bolu yang diisukan memiliki 17 ekor babi yang mati mendadak membantah kalau babi yang dia bawa dari luar Toraja itu serempak mati seperti informasi yang beredar di sejumlah WA Grup.
Peternakan babi sangat strategis dan melibatkan begitu banyak warga masyarakat Toraja yang ambil peran dalam sektor ini sehingga sangat perlu diwaspadai jangan sampai terjadi penyebaran Penyakit ASF yang meluas. Jika hal ini terjadi tentunya akan sangat merugikan masyarakat.
"Kesadaran ini harus dibangun supaya kita semua bergerak bersama mencegah masuknya Penyakit ASF di Toraja Utara" kata Salvius Pasang lagi di sela-sela pemeriksaan dan persiapan tempat pencegatan mobil pengangkut Babi masuk Toraja di Kaleakan yang akan dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan bersama Satpol PP Toraja Utara mulai hari ini". jelasnya.
"Jumat, 20 April 2023.Jadi dimohon kerjasama semua pihak untuk menjaga Toraja Utara tetap bebas dari Penyakit ASF pada Babi.Ayo cegah Penyakit ASF, bersama kita bisa." Pungkasnya.(albert tinus)