PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PADANG-- Seorang wisatawan di Padang, Sumatera Barat buat gempar. Pasalnya, remaja ini menginjak-injak dan memukuk batu Malin Kundang. Itu terlihat dalam rekaman video. Seorang remaja mengenakan hoodie berwarna kuning memukul dan menendang batu Malin Kundang di objek wisata Pantai Air Manis, Sumatera Barat.
Dilansir dari akun Instagram @sumbarkita.id, pria itu dengan jahilnya menampar-nampar batu tersebut. Tidak berselang lama, dia kemudian menginjak batu itu setelah terdengar suara pria menyuruhnya untuk menginjak batu itu.
"Injak lnjak injak," ujar pria yang tampaknya perekam dikutip pada Jumat, 12 Mei 2023.
Di bagian sisi lain, terlihat pula seorang wanita yang ikut-ikutan menendang batu tersebut. Belum diketahui pasti kapan video tersebut dibuat.
Video ini kemudian menuai kecaman netizen. Banyak yang terganggu dengan video ini karena dinilai tidak sopan dan menuntut pria tersebut segera meminta maaf.
"Walau cuma bercandaan tapi janganlah pakai kaki, sama saja tidak menghargai tempat dan adat wisata di sekitar," tulis akun @riz***.
"Itu sudah masuk dalam kategori pengerusakan cagar budaya sih. Melakukan dengan sadar sudah termasuk dalam kategori niat," tambah @el***.
"ini pasti pengen viral ya kan kehabisan ide buat nyari tenar ya gini ni.. nanti minta maaf nangis-nangis," tulis @op***.
"Ini contoh Malin Kundang versi ga ada akhlak zaman now harusnya dia di bikin kaku aja biar "agak" beradab," tambah lainnya.
Cerita Malin Kundang memang terkenal seantero negeri. Kisah seorang anak yang durhaka kepada ibunya menjadi cerita rakyat fenomenal di kalangan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Padang.
Hadirnya batu Malin Kundang semakin menguatkan jika kisah ini memang benar-benar nyata dan pernah terjadi di tanah Minang. Objek wisata ini kemudian menjadi destinasi popouler dan menarik untuk dikunjungi.
Namun, tidak banyak yang tahu tentang kebenaran batu Malin Kundang ini. Faktanya batu tersebut merupakan buatan manusia yang merepresentasikan seorang anak yang dikutuk oleh ibunya karena durhaka.
Mengunjungi suatu tempat, sudah sewajarnya jika kita menjaga sikap dimana pun berada. Salah-satunya saat berada di kawasan wisata yang banyak dikunjungi orang. Sikap sopan dan santun tentu harus dijaga. (fajar/palopopos)