Akibat Jembatan tak Ada, Warga Seberangi Sungai Pakai Rakit

  • Bagikan
  • Cerita Dibalik Hanyutnya Warga Marobo, Pemkot dan Anggota Dewan "Pembohong"

KEMATIAN seseorang memang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun, ada sering terdengar ditelinga, ada sebab dan akibat sehingga kematian itu.
Seperti itulah yang mungkin dialamatkan ke Junaid (77) warga Marobo, Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, yang hanyut terseret arus di Sungai Marobo.

LAPORAN: Kahar Iting (Palopo)

DUA hari pencarian terhadap korban, namun hasilnya masih nihil.

Beberapa paranormal yang dihadirkan untuk mengangkat jasad Junaid ke atas air, semuanya belum berhasil.

Muncul cerita dari beberapa warga yang menyebut, akibat belum adanya jembatan penghubung dari kampung (Marobo) ke empang (tambak), mungkin salah satu penyebab sehingga kakek bercucu 15 itu menemui ajalnya terbawa arus di sungai.

Dulu, jembatan penghubung itu ada.

Meski hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, tetapi sangat membantu warga sebagai akses menuju ke empang.

Sejak terbawa arus, saat banjir besar yang menyebabkan jembatan miring rusak tahun 2022, warga pun kesulitan untuk pergi ke empang.

Agar tidak menyebrangi sungai, warga membuat perahu rakitan dengan biaya swadaya (patungan).

Jembatan yang dimaksud pun ceritanya akan dibangun baru.

Tetapi, apa yang yang diceritakan itu tak kunjung dipenuhi.

Warga pun menilai Pemerintah Kota (Pemkot) dan anggota dewan dapil 2 dinilai pembohong besar.

"Orangtua kami yang sudah berumur (Junaid) tidak mungkinlah menyebrang sungai menggunakan perahu rakit, kecuali ada anak muda yang ditemani. Jadi karena tidak ada jembatan sebagai akses penghubung ke empang orangtua kami ini memilih menyebrang sungai dengan cara berenang. Mungkin saat itu, arus air sangat deras ditambah dengan kedalamannya sehingga beliau (Junaid) tidak bisa mengimbangi dan terseret arus dan sampai hari ini belum ditemukan. Alasan inilah yang membuat kami kecewa dan menyampaikan jika Pemkot Palopo serta wakil rakyat pembohong besar," kata warga Marobo, sekaligus keponakan korban, Muh Irfan, kepada Palopo Pos, di Posko Utama pencarian orang hilang, Selasa, 16 Mei 2023.

Jembatan penghubung yang dimaksud lanjut pemuda itu, sudah lama dijanjikan untuk dibangun, tetapi sampai detik ini belum terealisasi.

"Ini sudah menelan korban, jangan sampai ada korban berikutnya. Karena, sungai Marobo ini, baru kali pertama ada orang hanyut itupun setelah jembatan penghubung ke empang tidak ada," cetus Muh Irfan.

Sementara itu, Anggota DPRD Dapil 2 Kota Palopo, Herawati Masdin, mengungkapkan, dia satu-satunya srikandi wakil rakyat Dapil 2 telah berupaya di paripurna agar jembatan yang dimaksud segera dibangun.

"Tapi apalah daya jika saya hanya berjuang sendiri, apalagi saya ini perempuan, padahal usulannya sudah saya prioritaskan namun belum pernah disetujui saat kami gelar paripurna," terang Herawati Masdin.

Wanita yang akrap dengan sebutan HM itu, tidak berjanji, tapi dirinya akan terus berjuang di tingkat legislatif agar jembatan yang dimaksud segera dibangun.

"Sejak periode pertama saya angkat usulan ini, begitupun di periode kedua, tapi lagi-lagi selalu menemui jalan buntu dan saya tidak pernah menyerah, perjuangan ini belum selesai," tegasnya.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version